Two children playfully hiding under a colorful blanket indoors, surrounded by Easter decorations.

Apa Perbedaan Anak Dengan Retardasi Mental Dalam Belajar Berhitung Dibandingkan Anak Neurotipikal?

Anak-anak dengan keterbelakangan mental, sekarang lebih sering disebut sebagai cacat intelektual (ID), menghadapi tantangan yang berbeda dalam pembelajaran berhitung dibandingkan dengan anak-anak neurotipikal. Perbedaan ini berakar pada faktor kognitif, perkembangan, dan instruksional yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk memperoleh dan menerapkan keterampilan numerik. Bagian berikut mengeksplorasi perbedaan ini secara rinci, menyoroti tantangan unik dan strategi potensial untuk mendukung pembelajaran berhitung pada anak-anak dengan ID.

Perbedaan Kognitif dan Perkembangan

  • Pemrosesan Kognitif: Anak-anak dengan cacat intelektual sering menunjukkan pemrosesan kognitif dan kecepatan belajar yang lebih lambat dibandingkan dengan rekan-rekan neurotipikal mereka. Hal ini mempengaruhi kemampuan mereka untuk memahami konsep matematika dan melakukan operasi aritmatika secara efisien (Finandhita & Octaviana, 2023) (Agheana, 2023).
  • Memori Kerja dan Fungsi Eksekutif: Defisit dalam memori kerja dan fungsi eksekutif umum terjadi pada anak-anak dengan ID, memengaruhi kemampuan mereka untuk melakukan tugas yang memerlukan memegang dan memanipulasi informasi, seperti masalah aritmatika multi-langkah (Mattson et al., 2024) (Menon et al., 2020).
  • Kognisi Numerik: Anak-anak dengan ID sering mengalami gangguan kognisi numerik, yang meliputi kesulitan dalam pemahaman angka, perhitungan, dan penggunaan garis bilangan mental. Defisit ini dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan dalam kinerja aritmatika, kadang-kadang setara dengan jeda satu tahun dibandingkan dengan anak-anak neurotipik (Ribeiro et al., 2017).

Lingkungan Instruksional dan Belajar

  • Pembelajaran Tradisional vs. Interaktif: Metode pengajaran konvensional, seperti instruksi verbal dan penggunaan papan tulis, mungkin tidak secara efektif melibatkan anak-anak dengan ID. Pendekatan desain interaktif dan berpusat pada pengguna, seperti media pembelajaran khusus, telah menunjukkan harapan dalam meningkatkan keterlibatan dan pemahaman konsep numerik (Finandhita & Octaviana, 2023).
  • Program Intervensi: Intervensi yang disesuaikan, seperti Mathematics Interactive Learning Experience (MILE) dan permainan terkomputerisasi seperti “The Number Race,” telah efektif dalam meningkatkan keterampilan numerik tertentu pada anak-anak dengan ID. Program-program ini berfokus pada mendukung proses kognitif yang mendasari dan beradaptasi dengan kebutuhan pembelajaran unik anak-anak ini (Mattson et al., 2024) (Sella et al., 2021).

Penggunaan Strategi dan Pemecahan Masalah

  • Strategi Khusus Tugas: Anak-anak neurotipikal biasanya berkembang dari menggunakan strategi berbasis materi menjadi strategi mental yang lebih abstrak saat mereka maju di sekolah. Sebaliknya, anak-anak dengan ID sering menunjukkan strategi yang terbatas dan mungkin sangat bergantung pada metode konkret, yang mencerminkan kurangnya fleksibilitas dalam pendekatan pemecahan masalah (Ostad, 1998).
  • Inersia Kognitif: Anak-anak dengan ID mungkin mengalami inersia kognitif, yang merupakan resistensi terhadap perubahan dalam proses kognitif. Ini dapat bermanifestasi sebagai kesulitan dalam berpindah antara berbagai jenis operasi aritmatika, seperti penambahan dan pengurangan, dan dapat memperburuk kesalahan dalam tugas pemecahan masalah yang kompleks (Agheana, 2023).

Sementara anak-anak dengan disabilitas intelektual menghadapi tantangan signifikan dalam pembelajaran berhitung, penting untuk mengenali potensi peningkatan melalui intervensi yang ditargetkan dan metode pengajaran adaptif. Pendekatan ini dapat membantu menjembatani kesenjangan antara anak-anak dengan ID dan rekan-rekan neurotipikal mereka dengan mengatasi defisit kognitif spesifik dan meningkatkan keterlibatan dalam pembelajaran. Selain itu, memahami profil kognitif unik anak-anak dengan ID dapat menginformasikan pengembangan strategi pendidikan yang lebih efektif, yang pada akhirnya mendukung kemahiran matematika mereka dan keberhasilan akademik secara keseluruhan.


Finandhita, A., & Octaviana, G. (2023). Interaction Design of Number Counting Operation Learning Media for Mildly Mentally Retarded Children. https://doi.org/10.1109/incitest59455.2023.10397032
Agheana, V. (2023). Cognitive inertia in mathematical thinking on students with intellectual disability. Review of Psychopedagogy. https://doi.org/10.56663/rop.v12i1.54
Mattson, D., Kryska, K., Pei, J., Coles, C. D., Kable, J., Millians, M., Andrew, G., Cormier, D., & Rasmussen, C. (2024). Math Abilities Among Children with Neurodevelopmental Difficulties: Understanding Cognitive Factors and Evaluating a Pilot Intervention. Canadian Journal of School Psychology. https://doi.org/10.1177/08295735241259061
Menon, V., Padmanabhan, A., & Schwartz, F. (2020). Cognitive neuroscience of dyscalculia and math learning disabilities. https://doi.org/10.1093/OXFORDHB/9780198827474.013.23
Ribeiro, F. S., Tonoli, M. C., Ribeiro, D. P. de S. A., & Santos, F. H. dos. (2017). Numeracy deficits scrutinized: Evidences of primary developmental dyscalculia. Psychology and Neuroscience. https://doi.org/10.1037/PNE0000082
Sella, F., Onnivello, S., Lunardon, M., Lanfranchi, S., & Zorzi, M. (2021). Training basic numerical skills in children with Down syndrome using the computerized game “The Number Race”. Scientific Reports. https://doi.org/10.1038/S41598-020-78801-5
Ostad, S. A. (1998). Developmental Differences in Solving Simple Arithmetic Word Problems and Simple Number-fact Problems: A Comparison of Mathematically Normal and Mathematically Disabled Children. Mathematical Cognition. https://doi.org/10.1080/135467998387389
Scroll to Top