Teknologi memainkan peran penting dalam mendukung anak-anak hiperaktif, terutama mereka dengan ADHD, dalam belajar membaca. Berbagai intervensi teknologi telah dikembangkan untuk mengatasi tantangan unik yang dihadapi oleh anak-anak ini, seperti kesulitan dalam mempertahankan perhatian dan impulsif, yang dapat menghambat perkembangan membaca mereka. Teknologi ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan keterampilan membaca tetapi juga meningkatkan keterlibatan dan motivasi, yang sangat penting untuk pembelajaran yang efektif. Bagian berikut mengeksplorasi pendekatan teknologi yang berbeda dan dampaknya terhadap kemampuan membaca pada anak-anak hiperaktif.
Teknologi Bantuan Teks-ke-Ucapan
- Teknologi Text-to-Speech (TTS) telah terbukti secara signifikan meningkatkan kemampuan membaca siswa ADHD dengan memberikan vokalisasi yang jelas dan penekanan pada kata-kata, yang membantu dalam ejaan dan pengucapan(Herawati et al., 2022).
- Penggunaan TTS dalam lingkungan e-learning membantu siswa ADHD fokus lebih baik dengan mengurangi beban kognitif yang terkait dengan teks decoding, memungkinkan mereka untuk berkonsentrasi pada pemahaman (Herawati et al., 2022).
Intervensi Augmented Reality (AR)
- Augmented reality (AR) telah secara efektif diintegrasikan ke dalam program literasi untuk meningkatkan keterampilan membaca dan mengeja pada anak-anak dengan ADHD. Proyek AHA menunjukkan bahwa AR dapat merangsang perhatian dan motivasi, yang mengarah pada peningkatan hasil akademis(Tosto et al., 2021)Â (Chiazzese et al., 2018).
- Aplikasi AR seluler juga telah digunakan untuk meningkatkan pengenalan kata dan keterampilan melek huruf, menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam skor membaca selama fase intervens i(Lin et al., 2016).
Media dan Aplikasi Literasi Digital
- Media literasi digital berbasis Android telah dikembangkan untuk mendukung keterampilan membaca pada siswa ADHD, terbukti dapat diandalkan, dapat diterapkan, dan efisien. Aplikasi ini dirancang agar menarik dan interaktif, yang membantu menjaga perhatian anak-anak hiperaktif (Khair et al., 2023).
- Kerangka kerja berbasis game, seperti FunReading, memanfaatkan AI dan grafik komputer untuk menciptakan pengalaman membaca yang menarik, yang dapat sangat bermanfaat bagi anak-anak dengan ADHD dengan membuat pembelajaran lebih interaktif dan menyenangkan (Zhang et al., 2022).
Perspektif Pendidik dan Tantangan Implementasi
- Pendidik mengakui potensi teknologi dalam mendukung siswa ADHD tetapi juga menyoroti tantangan seperti resistensi terhadap teknologi baru dan kebutuhan akan pelatihan yang memadai (Araujo et al., 2024).
- Implementasi teknologi yang sukses membutuhkan strategi yang dipersonalisasi yang memenuhi kebutuhan individu setiap siswa, menekankan pentingnya pengembangan profesional bagi pendidikc (Araujo et al., 2024).
Sementara teknologi menawarkan solusi yang menjanjikan untuk meningkatkan keterampilan membaca pada anak-anak hiperaktif, penting untuk mempertimbangkan konteks pendidikan yang lebih luas. Integrasi teknologi harus disertai dengan strategi pengajaran yang efektif dan dukungan dari pendidik untuk memaksimalkan manfaatnya. Selain itu, pengembangan teknologi ini harus dipandu oleh penelitian berbasis bukti untuk memastikan mereka memenuhi kebutuhan spesifik siswa ADHD. Ketika teknologi terus berkembang, penelitian dan adaptasi yang sedang berlangsung akan sangat penting dalam mengatasi beragam tantangan yang dihadapi oleh anak-anak hiperaktif dalam belajar membaca.