Adorable young girl enjoying summer outdoors while blowing bubbles, capturing pure childhood joy.

Apa Makanan Terbaik Untuk Anak Hiperaktif?

Makanan terbaik untuk anak-anak hiperaktif, terutama mereka yang memiliki Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), adalah makanan yang selaras dengan pola makan “sehat”. Pola ini ditandai dengan asupan sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan ikan yang tinggi, yang telah terbukti secara signifikan mengurangi risiko gejala ADHD. Sebaliknya, diet tinggi makanan olahan, gula rafinasi, dan aditif buatan dikaitkan dengan peningkatan risiko hiperaktif. Intervensi diet dapat memainkan peran penting dalam mengelola gejala ADHD, menawarkan pendekatan pelengkap untuk farmakoterapi tradisional.

Pola Diet Sehat

  • Sayuran dan Buah: Diet kaya sayuran dan buah-buahan dikaitkan dengan penurunan risiko ADHD. Makanan ini menyediakan vitamin dan mineral penting yang mendukung kesehatan neurologis (Shareghfarid et al., 2020).
  • Kacang-kacangan dan Ikan: Ini adalah komponen kunci dari diet sehat yang telah dikaitkan dengan penurunan gejala ADHD. Ikan, khususnya, merupakan sumber asam lemak omega-3 yang baik, yang bermanfaat untuk fungsi otak (Shareghfarid et al., 2020) (Fotoglou et al., 2022).

Intervensi dan Suplemen Diet

  • Asam Lemak Omega-3 dan Omega-6: Suplementasi dengan asam lemak esensial ini telah menunjukkan harapan dalam mengurangi gejala ADHD. Mereka ditemukan pada ikan dan minyak nabati tertentu (“The effect of diet supplementation on children with ADHD. (c2012)”, 2023).
  • Vitamin D dan Magnesium: Suplemen ini telah ditemukan untuk meningkatkan gejala perilaku dan emosional pada anak-anak dengan ADHD(Abhishek et al., 2024).
  • Diet Bebas Gluten: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa diet bebas gluten dapat meringankan gejala ADHD, bahkan tanpa adanya penyakit celiac (Abhishek et al., 2024).

Diet Eliminasi

  • Penghapusan Warna Makanan Buatan dan Pengawet: Menghilangkan pewarna dan pengawet buatan dari makanan dapat mengurangi perilaku hiperaktif. Pendekatan ini didukung oleh bukti yang menunjukkan bahwa aditif ini dapat memperburuk gejala (Stare et al., 1981) (Kemp, 2008).
  • Few-Foods Diet (FFD): Diet ini melibatkan menghilangkan sebagian besar makanan dan kemudian secara bertahap memperkenalkannya kembali untuk mengidentifikasi pemicu potensial. Ini telah menunjukkan efektivitas substansif dalam mengelola gejala ADHD (Pelsser et al., 2017).

Diet Feingold

  • Salisilat dan Aditif: Diet Feingold menghilangkan makanan yang mengandung pewarna buatan, rasa, dan pengawet tertentu, serta salisilat alami. Diet ini telah dilaporkan meningkatkan perilaku pada beberapa anak hiperaktif (Feingold, 1979).

Sementara modifikasi diet dapat bermanfaat, penting untuk mempertimbangkan variabilitas individu dalam menanggapi intervensi ini. Tidak semua anak dengan hiperaktif atau ADHD akan merespons perubahan pola makan dengan cara yang sama. Selain itu, sementara beberapa penelitian mendukung penghapusan aditif makanan tertentu, yang lain menyarankan bahwa mayoritas anak-anak hiperaktif tidak memiliki gejala yang berhubungan langsung dengan aditif ini (Stare et al., 1981). Oleh karena itu, penilaian dan intervensi diet yang dipersonalisasi direkomendasikan untuk mengoptimalkan hasil untuk setiap ana

Shareghfarid, E., Sangsefidi, Z. S., Salehi-Abargouei, A., & Hosseinzadeh, M. (2020). Empirically derived dietary patterns and food groups intake in relation with Attention Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD): A systematic review and meta-analysis. Clinical Nutrition ESPEN. https://doi.org/10.1016/J.CLNESP.2019.10.013
Fotoglou, A., Moraiti, I. P., Diamantis, A. M., Stergios, V., Gavriilidou, Z., & Drigas, A. (2022). Nutritious Diet, Physical Activity and Mobiles. The Game Changers of ADHD. Technium BioChemMed. https://doi.org/10.47577/biochemmed.v3i2.6916
The effect of diet supplementation on children with ADHD. (c2012). (2023). https://doi.org/10.26756/th.2022.542
Abhishek, F., Gugnani, J. S., Kaur, H., Damera, A. R., Mane, R., Sekhri, A., Singh, G., & Kaur, G. (2024). Dietary Interventions and Supplements for Managing Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD): A Systematic Review of Efficacy and Recommendations. Cureus. https://doi.org/10.7759/cureus.69804
Stare, F. J., Whelan, E. M., & Sheridan, M. A. (1981). Diet and hyperactivity: is there a relationship? Journal of The American Academy of Child Psychiatry. https://doi.org/10.1016/S0002-7138(09)61009-8
Kemp, A. S. (2008). Food additives and hyperactivity. BMJ. https://doi.org/10.1136/BMJ.39582.375336.BE
Pelsser, L. M., Frankena, K., Toorman, J., & Pereira, R. R. (2017). Diet and ADHD, reviewing the evidence. PLOS ONE.
Feingold, B. F. (1979). The Feingold cookbook for hyperactive children, and others with problems associated with food additives and salicyl.
Scroll to Top