Keterbelakangan mental, sekarang lebih sering disebut sebagai kecacatan intelektual (ID), ditandai oleh keterbatasan yang signifikan baik dalam fungsi intelektual dan perilaku adaptif, yang mencakup banyak keterampilan sosial dan praktis sehari-hari. Kondisi ini mempengaruhi berbagai proses kognitif, termasuk yang diperlukan untuk membaca. Anak-anak dengan ID sering menghadapi tantangan dalam membaca karena defisit dalam keterampilan kognitif seperti decoding, pemahaman, dan pemrosesan fonologis. Tantangan-tantangan ini dapat secara signifikan mempengaruhi kemampuan mereka untuk memperoleh keterampilan membaca, yang sangat penting untuk keberhasilan akademik dan integrasi sosial. Bagian berikut mengeksplorasi bagaimana keterbelakangan mental mempengaruhi kemampuan membaca anak, memanfaatkan wawasan dari makalah penelitian yang disediakan.
Kendala Kognitif dan Pemahaman Membaca
- Cacat intelektual dapat mempengaruhi pemahaman membaca baik secara langsung maupun tidak langsung. Efek langsung terlihat melalui kemampuan penalaran nonverbal, sedangkan efek tidak langsung terjadi melalui keterampilan linguistik seperti kosakata dan tata bahasa (Wingerden et al., 2018).
- Anak-anak dengan ID sering berjuang dengan decoding dan pemahaman bacaan, dengan beberapa penelitian menunjukkan bahwa mereka tidak berkembang melampaui tahap awal perkembangan decoding (Nilsson et al., 2024).
- Ketergantungan pada metode kata utuh daripada teknik fonik dapat berkontribusi pada strategi membaca yang kurang efektif pada anak-anak dengan IDÂ (Stanovich, 1985).
Lintasan Perkembangan dan Strategi Kognitif
- Penelitian menunjukkan bahwa ada dataran tinggi dalam pengembangan keterampilan decoding, kesadaran fonologis, dan penamaan otomatis cepat (RAN) pada remaja dengan ID, meskipun pemahaman membaca dan kosakata dapat terus tumbuh dalam kaitannya dengan usia mental (Nilsson et al., 2024).
- Individu yang terbelakang mental sering menggunakan strategi kognitif yang tidak efisien, seperti menghafal kata-kata, yang dapat mengganggu pengembangan keterampilan membaca yang efektif (Mason, 1977).
Pendekatan Instruksional dan Remediasi
- Berbagai pendekatan instruksional telah digunakan untuk mengajarkan keterampilan pengenalan kata kepada anak-anak dengan ID, termasuk seluruh kata, fonik, abjad yang dimodifikasi, dan instruksi terprogram(Singh & Singh, 1986).
- Keterampilan literasi awal, didukung oleh kecerdasan fluida, memainkan peran penting dalam menentukan kemampuan membaca di kalangan siswa dengan ID. Guru harus fokus pada keterampilan ini untuk siswa muda dan yang lebih tua di tingkat pembaca awal (Palmqvist et al., 2023).
Tantangan dan Inovasi dalam Mengajar
- Mengajar membaca dini kepada siswa cacat mental melibatkan penekanan huruf dan menghubungkan fonem dengan objek, menggunakan bahasa sederhana dan media verbal untuk meningkatkan pemahaman (Kurniaman et al., 2023).
- Pentingnya identifikasi dini dan intervensi dalam ketidakmampuan membaca disorot, karena kesulitan membaca yang tidak ditangani dapat menyebabkan kinerja akademik yang buruk dan komorbiditas psikiatris (Liaqat et al., 2022).
Sementara tantangan yang dihadapi oleh anak-anak penyandang cacat intelektual dalam membaca sangat signifikan, penting untuk mengenali potensi pertumbuhan dan perkembangan dalam keterampilan membaca dengan intervensi yang tepat. Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya strategi pendidikan yang disesuaikan yang berfokus pada keterampilan literasi awal dan dukungan kognitif. Selain itu, peran kecerdasan fluida dalam mendukung kemampuan membaca menunjukkan bahwa intervensi harus dirancang untuk meningkatkan keterampilan kognitif yang mendasarinya. Terlepas dari kesulitan, dengan dukungan dan metode pengajaran yang tepat, anak-anak dengan ID dapat membuat kemajuan yang berarti dalam kemampuan membaca mereka.