Dyscalculia adalah gangguan belajar spesifik yang mempengaruhi kemampuan individu untuk memahami dan memanipulasi konsep numerik, secara signifikan mempengaruhi keterampilan matematika dan kinerja akademik mereka. Hal ini ditandai dengan kesulitan dalam perhitungan, pemahaman numerik, dan operasi matematika dasar, meskipun memiliki kecerdasan dan kinerja rata-rata di bidang akademik lainnya. Kondisi ini sering dibandingkan dengan disleksia, tetapi secara khusus berkaitan dengan kesulitan belajar matematika. Dyscalculia tidak hanya menjadi tantangan dalam pengaturan akademik tetapi juga mempengaruhi aktivitas kehidupan sehari-hari yang membutuhkan pemahaman numerik. Bagian berikut mempelajari karakteristik, penyebab, dan implikasi diskalkulia.
Karakteristik Dyscalculia
- Dyscalculia ditandai dengan kelainan struktural dalam pengembangan keterampilan matematika, yang menyebabkan kebingungan angka dan masalah dengan operasi matematika dasar (Gaitan et al., 2024).
- Siswa dengan diskalkulia sering menunjukkan skor prestasi matematika yang rendah dan menghadapi banyak kesulitan dalam memahami dan menerapkan konsep matematika (Meiliasari, 2023).
- Kesalahan umum termasuk kesulitan dalam membaca, pemahaman, transformasi, keterampilan proses, dan pengkodean saat memecahkan masalah kata aritmatika (Qonita, 2024).
Penyebab dan Faktor Penyumbang
- Dyscalculia dipengaruhi oleh kombinasi faktor medis, biologis, psikologis, dan lingkungan (Molise & Kakoma, 2024).
- Sistem Angka Perkiraan (ANS) dan Sistem Pelacakan Objek (OTS) adalah dua sistem spesifik domain yang terkait dengan diskalkulia, yang mempengaruhi estimasi himpunan besar dan kuantifikasi yang tepat dari himpunan kecil (Baulina & Kosonogov, 2024).
- Faktor-faktor seperti pengajaran matematika yang buruk, sikap negatif terhadap matematika, dan kurangnya motivasi dapat memperburuk kondisi (Venketsamy & Hu, 2023).
Implikasi dan Dampak
- Dyscalculia secara signifikan berdampak pada kemampuan aritmatika pelajar, membatasi kapasitas mereka untuk melakukan dan memahami konsep matematika (Molise & Kakoma, 2024).
- Kondisi ini dapat menyebabkan konsep diri yang negatif dan ketakutan terhadap matematika, mempengaruhi motivasi dan keterlibatan siswa dalam belajar (Venketsamy & Hu, 2023).
- Diskalkulia sering kurang dikenali, yang menyebabkan kurangnya dukungan dan akomodasi yang tepat untuk individu yang terpengaruh (Cheetham, 2024).
Penelitian dan Intervensi
- Penelitian tentang diskalkulia menekankan pentingnya kolaborasi interdisipliner untuk memahami sifat dan penyebab yang mendasarinya (MUTLU & POLAT, 2024).
- Pendekatan inovatif, seperti pengembangan prototipe perangkat lunak untuk diagnosis dan inklusi pendidikan, sedang dieksplorasi untuk mendukung siswa dengan diskalkulia (Gaitan et al., 2024).
- Strategi untuk mengatasi diskalkulia termasuk menggunakan permainan budaya tradisional untuk mengembangkan konsep diri yang positif dan motivasi untuk belajar matematika (Venketsamy & Hu, 2023).
Sementara diskalkulia adalah gangguan belajar yang terdokumentasi dengan baik, ia tetap kurang dieksplorasi dalam konteks pendidikan tertentu, terutama dalam pendidikan kedokteran pascasarjana. Kurangnya kesadaran ini dapat menghambat pengembangan intervensi yang efektif dan sistem pendukung untuk individu dengan diskalkulia. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menjembatani kesenjangan ini dan meningkatkan pemahaman tentang kondisi di berbagai disiplin ilmu dan tingkat pendidikan (Cheetham, 2024).