Cerebral Palsy (CP) adalah kelainan neurologis kompleks yang terutama mempengaruhi gerakan dan postur tubuh, akibat gangguan non-progresif pada otak janin atau bayi yang sedang berkembang. Ini adalah cacat motorik yang paling umum pada anak-anak, dengan prevalensi sekitar 2-3 kasus per 1000 kelahiran hidup secara global(Badu, 2024) (“Cerebral Palsy: Opinions on Development, Occurrence, Presentation and Management”, 2023). Gangguan ini ditandai dengan spektrum defisit motorik dan kognitif, sering disertai dengan gangguan sensorik, persepsi, kognitif, komunikasi, dan perilaku(Sheu et al., 2022) (“Cerebral Palsy”, 2022). Etiologi CP bersifat multifaktorial, melibatkan faktor genetik dan lingkungan, dan kondisi ini biasanya diklasifikasikan berdasarkan jenis dan distribusi disfungsi motorik(Sandran et al., 2024) (Potcovaru et al., 2022).
Etiologi dan Faktor Risiko
- Faktor Genetik dan Lingkungan: CP dihasilkan dari kombinasi kecenderungan genetik dan pengaruh lingkungan. Faktor genetik mungkin termasuk risiko monogenik dan poligenik, sedangkan faktor lingkungan mencakup komplikasi prenatal, perinatal, dan postnatal (Sandran et al., 2024) (Sheu et al., 2022).
- Risiko Prenatal dan Perinatal: Faktor risiko umum termasuk kelahiran prematur, berat lahir rendah, infeksi ibu, dan asfiksia perinatal. Risiko prenatal lainnya melibatkan masalah kesehatan ibu seperti penyakit sistemik, penyalahgunaan zat, dan kekurangan nutrisi (“Cerebral Palsy: Opinions on Development, Occurrence, Presentation and Management”, 2023) (“Overview of Cerebral Palsy in Children”, 2022).
- Faktor postnatal: Penyebab pascakelahiran dapat mencakup trauma kepala, infeksi, dan kondisi lain yang mempengaruhi perkembangan otak dalam beberapa tahun pertama kehidupan (“Overview of Cerebral Palsy in Children”, 2022).
Fitur Klinis dan Klasifikasi
- Disfungsi Motorik: CP terutama diidentifikasi oleh gangguan gerakan dan postur tubuh, yang dapat bermanifestasi sebagai disfungsi motorik spastik, diskinetik, atau ataksik. Ini diklasifikasikan lebih lanjut berdasarkan daerah tubuh yang terkena, seperti quadriplegia, hemiplegia, dan diplegia (“Cerebral Palsy: Opinions on Development, Occurrence, Presentation and Management”, 2023) (“Cerebral Palsy”, 2022).
- Gangguan Terkait: Di luar masalah motorik, individu dengan CP mungkin mengalami defisit kognitif, epilepsi, masalah sensorik, dan kelainan muskuloskeletal. Gangguan ini secara signifikan berdampak pada kualitas hidup dan kemandirian fungsional (Erol & Arıkan, 2024) (Potcovaru et al., 2022).
- Sifat Non-Progresif: Meskipun cedera otak yang menyebabkan CP tidak progresif, gejala dan keterbatasan fungsional dapat berubah atau memburuk seiring bertambahnya usia (Erol & Arıkan, 2024) (Basoya et al., 2023).
Diagnosis dan Manajemen
- Diagnosis Dini: Identifikasi dini dan klasifikasi CP sangat penting untuk manajemen dan intervensi yang efektif. Gross Motor Function Classification System (GMFCS) adalah alat yang banyak digunakan untuk menilai tingkat fungsi motorik dan memandu rencana perawatan (Sheu et al., 2022).
- Pendekatan Multidisipliner: Manajemen CP melibatkan pendekatan tim multidisiplin, termasuk terapi fisik, okupasi, dan wicara, serta intervensi medis dan bedah. Perawatan bertujuan untuk mengoptimalkan tonus otot, mencegah kontraktur, dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan (“Overview of Cerebral Palsy in Children”, 2022).
- Terapi Berkembang: Penelitian sedang berlangsung dalam perawatan lanjutan seperti terapi sel induk dan obat nano, meskipun ini belum diterapkan secara luas dalam praktik klinis (Badu, 2024).
Sementara CP adalah kondisi seumur hidup tanpa obat, kemajuan dalam perawatan medis dan strategi intervensi dini telah meningkatkan hasil bagi banyak individu. Fokusnya tetap pada memaksimalkan kemampuan fungsional dan kemandirian, dengan keterlibatan keluarga menjadi komponen kunci dari manajemen yang sukses (Sheu et al., 2022). Terlepas dari sifat cedera otak yang tidak progresif, kebutuhan individu dengan CP yang terus berkembang memerlukan adaptasi strategi perawatan yang berkelanjutan untuk mengatasi beragam tantangan yang mereka hadapi sepanjang hidup mereka.