Memperkenalkan suara huruf kepada anak dengan autisme membutuhkan pendekatan yang disesuaikan yang mempertimbangkan kebutuhan pembelajaran unik dan tantangan komunikasi yang terkait dengan gangguan spektrum autisme (ASD). Penelitian menunjukkan bahwa metode sistematis, multi-sensorik, dan dibantu teknologi bisa sangat efektif. Metode ini sering melibatkan alat komunikasi augmentatif dan alternatif (AAC), intervensi perilaku, dan teknologi interaktif untuk memfasilitasi pembelajaran. Bagian berikut menguraikan praktik terbaik untuk memperkenalkan suara huruf kepada anak-anak dengan autisme, berdasarkan wawasan dari penelitian terbaru.
Instruksi Literasi Sistematis
- Instruksi Korespondensi Huruf Suara yang Diadaptasi (LSC) : Instruksi sistematis menggunakan alat berteknologi rendah seperti ubin huruf, dikombinasikan dengan model, praktik terpandu, dan independen, telah menunjukkan efektivitas yang signifikan dalam mengajar LSC kepada anak-anak dengan autisme. Pendekatan ini dapat diperluas dengan kegiatan seperti penyortiran huruf dan buku bergambar suara huruf awal untuk memperkuat pembelajaran (Caron et al., 2022).
- Intervensi Dini: Memperkenalkan instruksi LSC pada usia muda (usia 3-5) dapat mengarah pada keberhasilan akuisisi dan generalisasi keterampilan ini, seperti yang ditunjukkan oleh efek pengobatan sedang hingga kuat pada anak kecil dengan kemampuan bicara terbatas (Benedek-Wood et al., 2016).
Intervensi Perilaku
- Pelatihan Imitasi Vokal: Intervensi perilaku yang mencakup pelatihan imitasi vokal dengan petunjuk dan teknik rantai telah berhasil dalam meningkatkan artikulasi dan generalisasi suara bicara pada anak-anak dengan autisme(Aravamudhan & Awasthi, 2020).
- Permainan Komputer Interaktif: Menggunakan permainan komputer interaktif dapat meningkatkan kejelasan dan keterlibatan bicara, membuat proses pembelajaran lebih menyenangkan dan efektif untuk anak-anak dengan autisme(Sharmin et al., 2011).
Pembelajaran Berbantuan Teknologi
- Aplikasi Layar Sentuh: Aplikasi “Talking Phonics for Autism” menggunakan titik artikulasi suara untuk mengajarkan fonik melalui pendekatan multi-level yang terstruktur. Teknologi ini menyediakan platform yang menarik bagi anak-anak untuk mempelajari bunyi huruf secara sistematis (Basir et al., 2018).
- Sistem Interaktif yang Dipersonalisasi: Model sistem interaktif yang dipersonalisasi yang memenuhi kebutuhan individu anak-anak autis dapat secara signifikan meningkatkan keterampilan pengucapan dengan mengatasi tantangan pembelajaran spesifik (Rathore et al., 2012).
Pendekatan Multi-Sensorik
- Sonifikasi Interaktif: Memasukkan umpan balik suara ke dalam kegiatan pembelajaran dapat membantu anak-anak dengan autisme terlibat lebih efektif dengan materi. Pendekatan ini telah terbukti meningkatkan keterampilan motorik dan dapat disesuaikan untuk instruksi fonik (Cibrian et al., 2021).
- Audio Script Fading: Teknik ini membantu anak-anak dengan autisme memulai dan berpartisipasi dalam interaksi vokal dengan secara bertahap mengurangi ketergantungan pada petunjuk naskah, sehingga menumbuhkan keterampilan komunikasi yang lebih alami (Garcia-Albea et al., 2014).
Meskipun metode ini menjanjikan, penting untuk menyadari bahwa setiap anak dengan autisme adalah unik, dan apa yang berhasil untuk satu mungkin tidak berhasil untuk yang lain. Pendekatan yang dipersonalisasi yang mempertimbangkan kebutuhan spesifik anak, preferensi, dan kecepatan belajar sangat penting. Selain itu, penelitian berkelanjutan dan adaptasi metode ini diperlukan untuk mengatasi beragam tantangan yang dihadapi oleh anak-anak dengan autisme dalam mempelajari suara huruf.