Anak-anak yang sering lupa angka dan hasil penghitungan mungkin mengalami kesulitan terkait dengan kognisi numerik, yang dapat menjadi indikasi perkembangan diskalkulia (DD) atau ketidakmampuan belajar matematika lainnya. Tantangan ini dapat berasal dari defisit dalam memori kerja, indra angka, atau proses kognitif spesifik yang terkait dengan matematika. Mengatasi masalah ini melibatkan pemahaman penyebab yang mendasari dan menerapkan intervensi yang ditargetkan untuk mendukung pembelajaran dan perkembangan anak. Berikut adalah beberapa strategi dan wawasan berdasarkan penelitian:
Memahami Dyscalculia Perkembangan
- Definisi dan Karakteristik: Diskalkulia perkembangan adalah ketidakmampuan belajar yang ditandai dengan kesulitan terus-menerus dalam memahami konsep numerik dan aritmatika dasar, terlepas dari kecerdasan dan peluang pendidikan normal. Ini mempengaruhi berbagai aspek kompetensi matematika, termasuk pemahaman angka dan operasi aritmatika (Castaldi et al., 2020).
- Defisit Kognitif: Anak-anak dengan DD sering menunjukkan defisit dalam sistem kognisi numerik, seperti produksi numerik, pemahaman, dan perhitungan. Defisit ini dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan dalam kinerja aritmatika (Ribeiro et al., 2017).
Peran Memori Kerja
- Pengaruh Memori Kerja: Memori kerja memainkan peran penting dalam pembelajaran matematika, mempengaruhi pengetahuan angka dasar dan keterampilan pemecahan masalah. Defisit dalam memori kerja, terutama proses visuospasial, sering terjadi pada anak-anak dengan gangguan belajar matematis (Menon, 2016).
- Dampak pada Pembelajaran: Anak-anak dengan kapasitas memori kerja yang rendah mungkin kesulitan untuk mempertahankan hasil penghitungan dan memantau kesalahan, berkontribusi pada kesalahan yang sering terjadi dan penggunaan prosedur penghitungan yang belum matang (Geary, 2010).
Meningkatkan Rasa Angka
- Pentingnya Angka Sense: Mengembangkan indra bilangan yang kuat sangat penting untuk pencapaian matematika awal. Ini melibatkan pemahaman pola, hubungan, dan proses penalaran otomatis yang terkait dengan angka (Baroody et al., 2009).
- Intervensi Instruksi: Perawatan instruksional yang berfokus pada penghitungan telah menunjukkan hasil positif dalam meningkatkan rasa angka. Melibatkan anak-anak dalam kegiatan yang menekankan penghitungan dan hubungan numerik dapat meningkatkan keterampilan matematika mereka (Shumway & Moyer-Packenham, 2019).
Strategi Praktis untuk Orang Tua dan Pendidik
- Praktik yang Bermakna: Dorong penghitungan melalui kegiatan yang menarik seperti lagu, sajak, dan permainan. Gunakan skenario kehidupan nyata untuk berlatih menghitung, seperti mengatur meja atau menghitung objek selama permainan (M, 1993).
- Penguatan Positif: Menanggapi secara positif upaya anak-anak dalam mengeksplorasi angka, memperkuat upaya dan keberhasilan mereka dalam menghitung dan pengenalan angka (M, 1993).
- Perhatian dan Hambatan: Bantu anak-anak fokus pada numerositas dengan membimbing perhatian mereka pada fitur numerik dan mengajari mereka untuk mengabaikan rangsangan yang tidak relevan. Ini dapat membantu dalam mengembangkan kognisi numerik mereka (Henik, 2021).
Meskipun strategi ini dapat bermanfaat, penting untuk menyadari bahwa tidak semua anak yang berjuang dengan angka memiliki ketidakmampuan belajar. Beberapa mungkin hanya membutuhkan lebih banyak latihan atau metode pengajaran yang berbeda untuk mengembangkan keterampilan matematika mereka. Selain itu, diagnosis diskalkulia perkembangan sangat kompleks dan harus dilakukan oleh para profesional yang dapat menilai profil kognitif anak dan memberikan intervensi yang disesuaikan (Castaldi et al., 2020) (Geary & Hoard, 2004).