Terapi sensorik, terutama pelatihan integrasi sensorik, telah dieksplorasi sebagai intervensi potensial untuk anak-anak hiperaktif, terutama mereka yang didiagnosis dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Efektivitas terapi sensorik dalam mengelola gejala hiperaktif, impulsif, dan kurangnya perhatian telah didukung oleh berbagai penelitian, yang menunjukkan bahwa itu dapat menjadi komponen yang bermanfaat dari rencana perawatan komprehensif untuk ADHD. Bagian berikut akan menyelidiki temuan spesifik dari makalah penelitian yang disediakan.
Pelatihan Integrasi Sensorik dan ADHD
- Pelatihan integrasi sensorik telah terbukti meningkatkan berbagai aspek fungsi pada anak-anak dengan ADHD, termasuk neurobiokimia, fungsi eksekutif, kemampuan integrasi sensorik, perilaku sehari-hari, kecerdasan, dan adaptasi sosial. Menggabungkan pelatihan integrasi sensorik dengan terapi obat telah ditemukan lebih efektif daripada pendekatan mana pun saja, meningkatkan efektivitas perawatan non-obat lainnya (Hou, 2024).
- Sebuah studi yang melibatkan program pelengkap sensorik dan motorik menunjukkan pengurangan yang signifikan dalam keparahan gejala ADHD, dengan ukuran efek yang besar diamati pada kelompok studi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Namun, program ini memiliki efek yang lebih kecil pada perfeksionisme dan gejala psikosomatik (Ali et al., 2024).
Diet Sensorik Berbasis Keluarga
- Diet sensorik berbasis keluarga telah efektif dalam mengurangi gejala ADHD, termasuk impulsif dan hiperaktif. Intervensi ini, yang melibatkan aktivitas sensorik terstruktur, telah menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam skor pasca-tes untuk anak-anak yang menjalani program dibandingkan dengan kelompok kontrol (Shabdini et al., 2023) (Shabdini et al., 2022).
- Sebuah studi kelayakan pada aplikasi smartphone diet sensorik menunjukkan manfaat potensial dalam mengurangi gejala yang terkait dengan defisit perhatian, meskipun peningkatan impulsif dan hiperaktif tidak signifikan secara statistik jika dibandingkan dengan kelompok kontrol (Khanahmadi et al., 2023).
Dampak yang Lebih Luas dari Intervensi Sensorik
- Intervensi integratif sensorik telah ditemukan untuk meningkatkan keterampilan motorik, kognitif, dan sosial di antara anak-anak dengan ADHD. Perbaikan ini tercermin dalam skor yang lebih baik pada gangguan fungsional dan skala pemrosesan sensori (Barakat et al., 2023).
- Pelatihan Integrasi Sensori-Motor (SMi-TX) telah dilaporkan memperbaiki gejala ADHD secara signifikan, dengan guru sekolah mencatat peningkatan gejala 79%. Frekuensi sesi SMI-TX berkorelasi positif dengan tingkat perbaikan gejala (Jung & Jung, 2019).
Pertimbangan dan Keterbatasan
Sementara terapi sensorik menunjukkan harapan, penting untuk mempertimbangkan keterbatasan dan kebutuhan untuk penelitian lebih lanjut. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sementara intervensi sensorik dapat memperbaiki gejala tertentu, mereka mungkin tidak efektif untuk yang lain, seperti perfeksionisme dan gejala psikosomatik (Ali et al., 2024). Selain itu, efektivitas intervensi sensorik dapat bervariasi berdasarkan perbedaan individu dan profil sensorik spesifik anak-anak (Mah & Doherty, 2021). Selain itu, integrasi terapi sensorik dengan pendekatan terapeutik lainnya, seperti farmakoterapi dan terapi perilaku, dapat menawarkan manfaat yang paling komprehensif (Mahdi & Setiawati, 2019).
Kesimpulannya, terapi sensorik, termasuk pelatihan integrasi sensorik dan diet sensorik, tampaknya menjadi intervensi yang efektif untuk mengelola gejala hiperaktif pada anak-anak dengan ADHD. Namun, variabilitas dalam tanggapan individu dan kebutuhan untuk penelitian lebih lanjut untuk mengkonfirmasi temuan ini di seluruh populasi yang lebih besar dan lebih beragam harus diakui. Mengintegrasikan terapi sensorik dengan modalitas pengobatan lain dapat meningkatkan efektivitasnya dan memberikan pendekatan yang lebih holistik untuk mengelola gejala ADHD.