Terapi yang efektif untuk anak-anak hiperaktif, terutama mereka yang didiagnosis dengan Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD), melibatkan kombinasi intervensi farmakologis dan non-farmakologis. Sementara pengobatan tetap menjadi landasan pengobatan, berbagai terapi alternatif telah menunjukkan harapan dalam mengelola gejala dan meningkatkan hasil keseluruhan. Bagian berikut menguraikan jenis terapi yang paling efektif untuk anak-anak hiperaktif berdasarkan penelitian saat ini.
Perawatan Farmakologis
- Stimulan dan Non-Stimulan: Obat-obatan seperti stimulan (misalnya, methylphenidate) dan non-stimulan (misalnya, atomoxetine) didokumentasikan dengan baik untuk kemanjurannya dalam mengurangi gejala inti ADHD. Stimulan sering menjadi pengobatan lini pertama karena basis buktinya yang kuat, meskipun mereka dapat memiliki efek samping seperti insomnia dan masalah pertumbuhan. Non-stimulan menawarkan alternatif dengan efek samping yang lebih sedikit terkait dengan pertumbuhan dan potensi penyalahgunaan (Peterson et al., 2024) (“The management of attention-deficit hyperactivity disorder in children: updated 2022”, 2022).
- Terapi Kombinasi: Menggabungkan pengobatan dengan terapi perilaku kognitif (CBT) telah terbukti lebih efektif daripada pengobatan saja dalam beberapa kasus, terutama dalam mengurangi gejala ADHD seperti yang dinilai oleh orang tua (David et al., 2021).
Intervensi Psikososial dan Perilaku
- Terapi Perilaku (BT) dan Terapi Perilaku Kognitif (CBT): Terapi ini berfokus pada modifikasi perilaku dan pola pikir. Mereka efektif dalam mengelola gejala ADHD dan meningkatkan keterampilan sosial dan kinerja akademik. Psikoedukasi orang tua berbasis kelompok juga menguntungkan (Ogundele & Ayyash, 2023) (David et al., 2021).
- Intervensi Berbasis Sekolah: Menerapkan strategi dalam lingkungan sekolah dapat membantu mengurangi perilaku yang mengganggu dan meningkatkan hasil akademik. Intervensi ini sering mencakup strategi penguatan dan rutinitas terstruktur (Sadr-Salek et al., 2023) (Ogundele & Ayyash, 2023).
Terapi Alternatif dan Pelengkap
- Aktivitas Fisik: Latihan fisik secara teratur telah dikaitkan dengan peningkatan fungsi eksekutif dan kognitif pada anak-anak dengan ADHD. Ini adalah pengobatan tambahan yang layak untuk terapi tradisional (Leon et al., 2024).
- Intervensi Diet: Penyesuaian dalam diet, seperti dimasukkannya asam lemak tak jenuh ganda dan suplemen zat besi, telah menunjukkan efek positif pada gejala ADHD, terutama pada anak-anak dengan kekurangan nutrisi spesifik (“The management of attention-deficit hyperactivity disorder in children: updated 2022”, 2022).
- Mindfulness dan Neurofeedback: Praktik mindfulness dan neurofeedback telah menunjukkan efek kecil hingga sedang dalam mengurangi hiperaktif dan impulsif. Intervensi ini dapat menjadi bagian dari pendekatan pengobatan multimodala (Sadr-Salek et al., 2023) (Sadr-Salek et al., 2023).
Intervensi yang Muncul dan Lain-lain
- Intervensi Berbasis Komputer: Ini termasuk program pelatihan neurokognitif yang telah menunjukkan peningkatan perhatian dan fungsi eksekutif. Mereka sangat berguna sebagai terapi tambahan (Leon et al., 2024) (Ogundele & Ayyash, 2023).
- Musik dan Stimulasi Saraf: Meskipun kurang umum, intervensi yang melibatkan musik dan stimulasi saraf telah dieksplorasi dengan beberapa hasil positif dalam peningkatan perhatian dan ingatan (Leon et al., 2024).
Sementara perawatan farmakologis efektif, mereka sering tidak mengatasi semua gejala atau kondisi komorbiditas yang terkait dengan ADHD. Terapi non-farmakologis, terutama bila digabungkan ke dalam rencana perawatan multimodal, dapat memberikan manajemen gejala ADHD yang komprehensif dan meningkatkan kualitas hidup untuk anak-anak hiperaktif. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menetapkan kemanjuran jangka panjang dan kombinasi optimal dari terapi ini (Gonda et al., 2024).