Anak-anak tidak belajar menghitung dengan kecepatan yang sama, karena berbagai faktor mempengaruhi kecepatan di mana mereka memperoleh keterampilan berhitung. Faktor-faktor ini termasuk perkembangan kognitif, bahasa, konteks budaya, dan perbedaan individu dalam lingkungan belajar. Akuisisi penghitungan adalah proses kompleks yang melibatkan beberapa keterampilan kognitif dan dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik. Di bawah ini, aspek-aspek kunci yang mempengaruhi kecepatan belajar berhitung dibahas.
Faktor Kognitif dan Perkembangan
- Keterampilan Kognitif: Menghitung membutuhkan koordinasi beberapa keterampilan kognitif, seperti mengucapkan kata-kata angka, menunjuk ke objek, dan mengoordinasikan tindakan ini untuk menghindari kesalahan seperti penghitungan ganda atau kelalaian. Biaya kognitif dari kegiatan ini berubah seiring bertambahnya usia, memengaruhi kecepatan dan akurasi penghitung (Camos et al., 1999).
- Perkembangan Saraf: Perkembangan daerah otak seperti sulkus intraparietal (IPS) dan girus frontal inferior (IFG) sangat penting untuk menghitung. Area ini mendukung pemrosesan numerositas dan representasi kata-kata angka, yang merupakan dasar untuk menghitung akuisisi (Morazán, 2022).
- Keterampilan Berhitung Awal: Anak-anak semuda tiga tahun dapat menunjukkan pemahaman implisit tentang prinsip-prinsip penghitungan, seperti aturan kardinalitas, yang memengaruhi kemampuan mereka untuk belajar berhitung dengan kecepatan yang berbeda (Maclellan, 1995).
Pengaruh Bahasa dan Budaya
- Struktur Bahasa: Struktur bahasa dapat mempengaruhi seberapa cepat anak-anak belajar berhitung. Misalnya, anak-anak berbahasa Inggris sering berjuang dengan urutan penghitungan antara 11 dan 20, sedangkan anak-anak yang berbicara bahasa Asia dapat mempelajari urutan ini lebih cepat karena perbedaan linguistik(Dunbar et al., 2017).
- Konteks Budaya: Praktik budaya dan pendekatan pendidikan dapat secara signifikan memengaruhi keterampilan menghitung. Budaya yang berbeda dapat menekankan berbagai aspek penghitungan, yang mengarah pada variasi seberapa cepat anak-anak mempelajari keterampilan ini (Lazarus, 2021).
Perbedaan Lingkungan dan Individu
- Praktek Pendidikan: Latihan terstruktur dengan isyarat spasial, seperti menggunakan permainan papan angka, dapat meningkatkan keterampilan menghitung pada anak kecil. Intervensi semacam itu dapat membantu anak-anak mempelajari urutan angka yang menantang dengan lebih efektif (Dunbar et al., 2017).
- Faktor Sosioekonomi: Anak-anak dari komunitas rentan mungkin menghadapi tantangan dalam memperoleh keterampilan berhitung karena sumber daya yang terbatas dan dukungan pendidikan, yang dapat memperlambat proses pembelajaran mereka (ChimfwembeGondwe, 2023).
- Variabilitas Individu: Ada variabilitas yang signifikan di antara anak-anak dalam kemampuan mereka untuk menguasai prinsip-prinsip penghitungan. Beberapa anak mungkin kesulitan dengan mengkoordinasikan prinsip-prinsip penghitungan bahkan pada usia lima tahun, menunjukkan bahwa perbedaan individu memainkan peran dalam kecepatan belajar (Grégoire & Nieuwenhoven, 1995).
Sementara banyak faktor yang mempengaruhi kecepatan di mana anak-anak belajar berhitung, penting untuk menyadari bahwa menghitung adalah keterampilan terintegrasi yang berkembang seiring waktu. Koordinasi keterampilan kognitif menjadi lebih efisien saat anak-anak tumbuh, dan menghitung menjadi proses otomatis. Namun, perbedaan dalam lingkungan belajar dan perbedaan individu dapat menyebabkan variasi dalam kecepatan penghitungan akuisisi. Memahami faktor-faktor ini dapat membantu pendidik dan orang tua memberikan dukungan yang ditargetkan untuk meningkatkan keterampilan menghitung anak-anak.