A mother and her child writing together at home, symbolizing family collaboration and creativity.

Apakah Normal Jika Anak Lebih Suka Mencoret-Coret Daripada Menulis?

Mencoret-coret adalah bagian normal dan penting dari perkembangan anak usia dini, berfungsi sebagai tahap dasar dalam perkembangan menuju keterampilan menulis yang lebih terstruktur. Aktivitas ini bukan hanya tindakan acak atau tidak berarti tetapi sangat terkait dengan perkembangan kognitif, motorik, dan emosional. Mencoret-coret anak-anak adalah proses kompleks yang melibatkan eksplorasi, ekspresi, dan pengembangan keterampilan motorik halus, yang sangat penting untuk kemampuan menulis di kemudian hari. Bagian berikut akan menyelidiki berbagai aspek coretan dan signifikansinya dalam perkembangan anak.

Signifikansi Perkembangan dari Mencoret-coret

  • Dasar Keterampilan Menulis: Mencoret-coretan dianggap sebagai langkah mendasar dalam mengembangkan keterampilan menulis di anak usia dini. Ini membantu anak-anak membiasakan diri dengan alat dan konsep menulis, meningkatkan keterampilan motorik halus dan koordinasi tangan-mata mereka, yang penting untuk menulis (Permatasari & Susijati, 2022).
  • Perkembangan Kognitif dan Emosional: Mencoret-coretan memungkinkan anak-anak untuk mengekspresikan pikiran, ide, dan perasaan mereka. Ini adalah bentuk komunikasi yang mencerminkan dunia batin mereka dan membantu dalam pengembangan kemampuan pemecahan masalah dan persepsi visual (Permatasari & Susijati, 2022) (Prino & Sclavo, 2011).
  • Memori dan Pemahaman: Coretan dapat berfungsi sebagai alat bantu memori bagi anak-anak, membantu mereka mengingat dan memahami pengalaman mereka. Tindakan mencoret-coret sering disertai dengan ekspresi verbal, yang selanjutnya membantu dalam pembuatan makna dan perkembangan kognitif (Ishimoto, 2022).

Mencoret-coret sebagai Bentuk Ekspresi

  • Penulisan Imaginal: Mencoret-coretan terkait erat dengan penulisan imajinal, di mana fokusnya adalah pada kualitas dan dinamika garis daripada konten semantik. Bentuk ekspresi ini adalah aktivitas yang diwujudkan yang memanfaatkan pengalaman hidup anak, memungkinkan mereka untuk mengeksplorasi ritme, gerakan, dan pengaruh melalui coretan mereka (Hermans, 2022).
  • Perspektif Artistik dan Budaya: Secara historis, coretan telah dibandingkan dengan seni prasejarah, menunjukkan bahwa itu adalah ekspresi dari persepsi anak yang segar dan tidak terganggu tentang dunia. Perspektif ini menyoroti nilai artistik coretan sebagai bentuk ekspresi kreatif (McDermid, 2023) (Barolsky, 2022).

Mencoret-coret dan Keterampilan Motorik

  • Keterampilan Graphomotor: Pengembangan keterampilan grafomotor sangat penting untuk tulisan tangan dan ejaan di sekolah dasar awal. Mencoret-coret memainkan peran penting dalam meningkatkan keterampilan ini, yang merupakan prediksi keberhasilan akademis di kemudian hari dalam menulis dan mengeja (Maurer et al., 2023).
  • Aktivitas Sensorimotor: Mencoret-coretan adalah aktivitas motorik sensorik yang melibatkan koordinasi otak dan tangan. Ini adalah tindakan yang disengaja yang mencerminkan kemampuan representasional anak dan keinginan untuk berkomunikasi dengan lingkungannya (Prino & Sclavo, 2011).

Mengevaluasi Ulang Tahap Coretan

  • Proses Representasi: Studi terbaru telah mengevaluasi kembali tahap coretan, mengenalinya sebagai aktivitas yang bermakna dan disengaja daripada latihan motorik belaka. Mencoret-coret berkembang melalui berbagai tahap, masing-masing mencerminkan hubungan anak dengan pengasuh mereka dan lingkungan mereka (Longobardi et al., 2015).
  • Implikasi Pendidikan: Pendidik dan orang tua memainkan peran penting dalam mendukung anak-anak selama tahap mencoret-coret. Dorongan dan pemahaman coretan anak dapat menumbuhkan kreativitas dan memberikan dasar yang kuat untuk pengembangan tulisan lebih lanjut (Permatasari & Susijati, 2022) (Coates & Coates, 2016).

Sementara coretan sering dilihat sebagai tahap awal untuk bentuk penulisan yang lebih terstruktur, penting untuk mengenali nilai intrinsiknya dalam perkembangan anak. Mencoret-coret bukan hanya pendahulu untuk menulis tetapi aktivitas signifikan tersendiri, berkontribusi pada perkembangan kognitif, emosional, dan motorik anak. Memahami dan mendukung tahap ini dapat mengarah pada praktik pendidikan yang lebih efektif dan apresiasi yang lebih dalam terhadap kemampuan kreatif dan ekspresif anak.

Permatasari, T., & Susijati, S. (2022). Scribbling Stage Sebagai Basic Writing Step Untuk Mengembangkan Kemampuan Menulis Anak Usia Dini. ENGGANG. https://doi.org/10.37304/enggang.v3i1.9111
Prino, L. E., & Sclavo, E. (2011). Child scribbling: a sensory motor activity and representational ability. International Journal of Developmental and Educational Psychology: INFAD. Revista de Psicología.
Ishimoto, K. (2022). What Are Conditions for Inscription-Mediated Memory in Early Childhood? Scribbling and Drawing Before Writing. Japanese Journal of Educational Psychology. https://doi.org/10.5926/jjep.70.276
Hermans, C. (2022). Between scribbling and imaginal writing: The line that is on its way. Drawing. https://doi.org/10.1386/drtp_00078_1
McDermid, J. R. (2023). Children and Animals’ Scribble. Landscapes: The Arts, Aesthetics, and Education. https://doi.org/10.1007/978-981-99-2146-1_3
Barolsky, P. (2022). The Art of Scribbling. Arion. https://doi.org/10.1353/arn.2022.0040
Maurer, M. N., Truxius, L., Wyss, J. S., & Eckhart, M. (2023). From Scribbles to Script: Graphomotor Skills’ Impact on Spelling in Early Primary School. Children (Basel). https://doi.org/10.3390/children10121886
Longobardi, C., Quaglia, R., & Iotti, N. O. (2015). Reconsidering the scribbling stage of drawing: a new perspective on toddlers’ representational processes. Frontiers in Psychology. https://doi.org/10.3389/FPSYG.2015.01227
Coates, E., & Coates, A. (2016). The essential role of scribbling in the imaginative and cognitive development of young children. Journal of Early Childhood Literacy. https://doi.org/10.1177/1468798415577871
Scroll to Top