Two boys writing on a colorful classroom whiteboard, enhancing learning.

Bagaimana Cara Memastikan Anak Dengan Diskalkulia Tidak Tertinggal Di Kelas?

Memastikan bahwa seorang anak dengan diskalkulia tidak ketinggalan di kelas melibatkan pendekatan multifaset yang mencakup identifikasi dini, intervensi yang dipersonalisasi, dan penggunaan teknologi. Dyscalculia, gangguan perkembangan saraf yang mempengaruhi kemampuan matematika, membutuhkan strategi yang ditargetkan untuk mendukung siswa yang terkena dampak dalam perjalanan belajar mereka. Integrasi metode pengajaran khusus, teknologi pembelajaran adaptif, dan lingkungan kelas yang mendukung dapat secara signifikan meningkatkan hasil pendidikan bagi siswa ini.

Identifikasi dan Penilaian Awal

  • Identifikasi dini diskalkulia sangat penting untuk intervensi tepat waktu. Tes dan penilaian skrining, seperti Baterai Subtyping Dyscalculia UCSF, dapat membantu mengidentifikasi defisit spesifik dalam domain matematika seperti pemrosesan angka dan prosedur aritmatika (“A novel approach to subtypes of developmental dyscalculia”, 2022).
  • Alat skrining yang ditingkatkan AI telah dikembangkan untuk membantu deteksi dini diskalkulia, memberikan dasar untuk strategi pendidikan yang dipersonalisasi (Bhushan et al., 2024).

Strategi Intervensi yang Dipersonalisasi

  • Intervensi yang disesuaikan, seperti model SDTA, telah menunjukkan efektivitas dalam mengurangi kesulitan matematika dengan berfokus pada area tertentu seperti pengenalan angka dan perkalian (Azhari et al., 2024).
  • Alat EdSense menggunakan Pelacakan Pengetahuan Bayesian untuk menilai dan mengatasi kebutuhan pembelajaran individu, menawarkan pendekatan berbasis data untuk intervensi (Jadhav et al., 2023).
  • Program pelatihan psikoedukasi yang meningkatkan keterampilan matematika tertentu, seperti pemecahan masalah dan representasi spasial, sangat penting untuk mengatasi fenotipe kognitif siswa diskalkulik (Fastame, 2020).

Penggunaan Teknologi dan Gamifikasi

  • Modul pembelajaran interaktif dan alat pendidikan yang digamifikasi dapat melibatkan siswa dan membuat pembelajaran lebih mudah diakses. Alat-alat ini sering menggabungkan visualisasi dan gamifikasi untuk mengajarkan keterampilan berhitung secara efektif (Ramadhan et al., 2023).
  • Intervensi berbasis teknologi, seperti yang menggunakan logika fuzzy untuk menyesuaikan tingkat kesulitan, memberikan pengalaman belajar yang dipersonalisasi yang dapat memenuhi lintasan pembelajaran unik siswa dengan diskalkulia (Mukherjee et al., 2024).

Lingkungan Belajar yang Inklusif dan Mendukung

  • Strategi pembelajaran aktif, didasarkan pada kerangka emansipatori kritis, dapat menumbuhkan inklusivitas dan meningkatkan sikap terhadap matematika. Strategi ini melibatkan upaya kolaboratif antara guru, psikolog, dan orang tua untuk menciptakan suasana belajar yang mendukung (Mokotjo, 2024).
  • Strategi pengajaran yang efektif harus fokus pada pemahaman sebab-akibat kognitif dari kesulitan matematika dan menerapkan intervensi praktis yang mengatasi tantangan ini (Noël & Karagiannakis, 2022).

Meskipun strategi ini efektif dalam mendukung anak-anak dengan diskalkulia, penting untuk mengenali potensi dampak emosional dan psikologis dari gangguan tersebut. Intervensi seharusnya tidak hanya fokus pada keterampilan akademik tetapi juga mempertimbangkan kesejahteraan emosional anak. Dukungan psikoterapi dapat membantu mengurangi efek emosional negatif dan meningkatkan pengalaman pendidikan secara keseluruhan (Fastame, 2020). Selain itu, penelitian berkelanjutan dan pengembangan alat diagnostik dan intervensi baru sangat penting untuk mengimbangi pemahaman yang berkembang tentang diskalkulia dan subtipenya.

A novel approach to subtypes of developmental dyscalculia. (2022). https://doi.org/10.21203/rs.3.rs-1922020/v1
Bhushan, S., Arunkumar, S., Eisa, T. A. E., Nasser, M., Singh, A. K., & Kumar, P. (2024). AI-Enhanced Dyscalculia Screening: A Survey of Methods and Applications for Children. Diagnostics. https://doi.org/10.3390/diagnostics14131441
Azhari, B., Johar, R., Ramadhani, E., Mailizar, M., & Safrina, K. (2024). Mathematics Learning Model for Children with Dyscalculia through Special Intervention. Jurnal Ilmiah Peuradeun. https://doi.org/10.26811/peuradeun.v12i3.1528
Jadhav, D., Chettri, S. K., Tripathy, A. K., Ghate, O., Chaudhari, R., & Avhad, S. (2023). Unlocking Math Potential: EDSense – A Personalized Intervention Tool for Children with Dyscalculia. https://doi.org/10.1109/icacta58201.2023.10393795
Fastame, M. C. (2020). Intervention programmes for students with dyscalculia : Living with the condition. https://doi.org/10.4324/9780429423581-4
Ramadhan, M. M., Valenda, C., Renzaputri, S. B., Sabiq, A., Putra, V. H. C., Hilman, D., & Dewi, K. (2023). Development of Gamified Mathematics Learning Material for Treating Children With Dyscalculia at Age 4 – 6 Years Old. https://doi.org/10.1109/conmedia60526.2023.10428235
Mukherjee, K., Ramasamy, K., Vasishat, S., Bhargava, N., Upadhyay, S., & Muhuri, S. (2024). Unraveling Dyscalculia: Identifying Mathematical Learning Difficulties in Early Education. https://doi.org/10.1109/icicet59348.2024.10616352
Mokotjo, L. G. (2024). Fostering Inclusivity: A Critical Emancipatory Approach to Dyscalculia in Primary School Mathematics. Research in Educational Policy and Management. https://doi.org/10.46303/repam.2024.31
Noël, M.-P., & Karagiannakis, G. (2022). Effective Teaching Strategies for Dyscalculia and Learning Difficulties in Mathematics. https://doi.org/10.4324/b22795
Scroll to Top