A mother works remotely on a laptop while her child plays next to her in a cozy bedroom setting.

Apakah Homeschooling Lebih Baik Untuk Anak Dengan Disleksia Dibanding Sekolah Reguler?

Homeschooling dapat menawarkan pengalaman pendidikan yang disesuaikan untuk anak-anak dengan disleksia, berpotensi menjadikannya pilihan yang lebih efektif daripada sekolah tradisional. Pendekatan ini memungkinkan penyesuaian metode pengajaran agar sesuai dengan kebutuhan belajar unik anak-anak disleksia, yang dapat menjadi tantangan untuk dicapai dalam pengaturan sekolah konvensional. Namun, efektivitas homeschooling dibandingkan dengan sekolah reguler tergantung pada berbagai faktor, termasuk kualitas lingkungan literasi rumah dan strategi pendidikan khusus yang digunakan.

Manfaat Homeschooling untuk Anak Disleksia

  • Lingkungan Belajar yang Disesuaikan: Homeschooling memungkinkan orang tua untuk menyesuaikan pengalaman pendidikan dengan kebutuhan spesifik anak disleksia mereka. Kustomisasi ini dapat mencakup penggunaan metode pengajaran multisensori, yang telah terbukti efektif untuk anak-anak dengan disleksia (Setyabudi & Sridiyatmoko, 2022) (“Edufarmy: A Multisensory Educational Software System that Improves the Learning of Children with Dyslexia Using the Orton-Gillingham Approach”, 2022).
  • Pacing Fleksibel: Homeschooling memberikan fleksibilitas untuk menyesuaikan kecepatan belajar sesuai dengan kemajuan anak, yang dapat sangat bermanfaat bagi anak-anak dengan disleksia yang mungkin memerlukan lebih banyak waktu untuk menguasai keterampilan tertentu (Setyabudi & Sridiyatmoko, 2022).
  • Lingkungan Literasi Rumah yang Ditingkatkan (HLE) : HLE yang kuat sangat penting untuk perkembangan membaca pada anak-anak dengan ketidakmampuan belajar, termasuk disleksia. Homeschooling dapat memfasilitasi HLE yang kaya dengan mengintegrasikan kegiatan terkait membaca ke dalam rutinitas sehari-hari, yang telah terbukti berdampak positif pada pencapaian membaca awal (Johnson et al., 2024) (Hamilton et al., 2016).
  • Keterlibatan Orangtua: Peningkatan keterlibatan orang tua dalam homeschooling dapat mengarah pada hasil akademik yang lebih baik untuk anak-anak disleksia. Orang tua dapat menerapkan strategi berbasis rumah dan berkolaborasi dengan profesional pendidikan untuk mendukung pembelajaran anak mereka (Piao, 2024).

Tantangan dan Pertimbangan

  • Keterbatasan Sumber Daya: Homeschooling mungkin tidak memiliki akses ke sumber daya khusus dan layanan dukungan yang tersedia di sekolah tradisional, seperti terapis wicara atau guru pendidikan khusus (Setyabudi & Sridiyatmoko, 2022).
  • Masalah Sosialisasi: Anak-anak yang bersekolah di rumah mungkin memiliki lebih sedikit kesempatan untuk interaksi sosial dibandingkan dengan teman sebaya mereka di sekolah biasa, yang dapat memengaruhi perkembangan sosial mereka (Tweni et al., 2022).
  • Keahlian Orangtua: Keberhasilan homeschooling sangat tergantung pada kemampuan orang tua untuk secara efektif mengajar dan mendukung anak disleksia mereka, yang mungkin memerlukan waktu dan upaya yang signifikan untuk mempelajari strategi pengajaran yang tepat (Ott, 2006).

Hasil Akademik Komparatif

  • Kinerja Akademik: Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak yang belajar di rumah dapat mencapai hasil akademik yang sama atau lebih baik daripada anak-anak di sekolah konvensional, terutama dalam mata pelajaran seperti matematika dan bahasa Inggris (Tweni et al., 2022).
  • Penggunaan Teknologi: Alat teknologi, seperti sistem perangkat lunak pendidikan, dapat meningkatkan pengalaman belajar untuk anak-anak disleksia dengan menyediakan cara yang menarik dan interaktif untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis (“Edufarmy: A Multisensory Educational Software System that Improves the Learning of Children with Dyslexia Using the Orton-Gillingham Approach”, 2022).

Sementara homeschooling menawarkan beberapa keuntungan bagi anak-anak dengan disleksia, itu bukan tanpa tantangan. Keputusan untuk homeschool harus mempertimbangkan ketersediaan sumber daya, kemampuan orang tua untuk memberikan instruksi yang efektif, dan kebutuhan anak akan interaksi sosial. Selain itu, keberhasilan homeschooling dapat dipengaruhi oleh lingkungan literasi rumah dan penggunaan strategi pendidikan yang tepat. Pada akhirnya, pilihan antara homeschooling dan sekolah reguler harus didasarkan pada kebutuhan dan keadaan individu anak dan keluarga.

Setyabudi, T., & Sridiyatmoko, G. (2022). Home Schooling Pendidikan Alternatif bagi Anak Berkebutuhan Khusus Disleksia. https://doi.org/10.30595/pssh.v3i.365
Edufarmy: A Multisensory Educational Software System that Improves the Learning of Children with Dyslexia Using the Orton-Gillingham Approach. (2022). https://doi.org/10.1007/978-3-031-11438-0_36
Johnson, R. M., Hart, S. A., & Wagner, R. K. (2024). The Home Literacy Environment and Reading Development of Children with and without Learning Disabilities. https://doi.org/10.31234/osf.io/e6th2
Hamilton, L., Hayiou-Thomas, M. E., Hulme, C., & Snowling, M. J. (2016). The Home Literacy Environment as a Predictor of the Early Literacy Development of Children at Family-Risk of Dyslexia. Scientific Studies of Reading. https://doi.org/10.1080/10888438.2016.1213266
Piao, X. (2024). Parental Involvement in Supporting Dyslexic Children: Impact of Home-Based Strategies and Educational Collaboration. Pakistan Journal of Life and Social Sciences. https://doi.org/10.57239/pjlss-2024-22.2.00834
Tweni, F. M., Wamocha, L. L. M., & Buhere, P. (2022). Academic outcomes of homeschooled versus conventionally schooled children pursuing the accelerated christian education curriculum in kenya. https://doi.org/10.33225/pec/22.80.474
Ott, P. (2006). Teaching Children with Dyslexia: A Practical Guide.
Scroll to Top