Guru dapat menggunakan berbagai strategi untuk mendukung anak-anak dengan disleksia di sekolah, dengan fokus pada instruksi individual, pendekatan multisensori, dan praktik inklusif. Strategi ini bertujuan untuk mengatasi tantangan unik yang dihadapi oleh siswa disleksia, seperti kesulitan dalam membaca, mengeja, dan menulis, sambil membina lingkungan belajar yang mendukung. Bagian berikut menguraikan strategi utama yang telah diidentifikasi dalam literatur.
Instruksi Individual
- Waktu Belajar yang Diperpanjang: Memberikan waktu tambahan bagi siswa disleksia untuk terlibat dalam kegiatan seperti mengeja, membaca, dan menulis dapat bermanfaat. Pendekatan ini memungkinkan perhatian yang dipersonalisasi dan mondar-mandir yang selaras dengan kebutuhan belajar siswa (Putra et al., 2024).
- Rencana Pendidikan Individual (IEP) : Mengembangkan IEP yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik siswa disleksia memastikan bahwa mereka menerima akomodasi dan dukungan yang diperlukan untuk berhasil secara akademis (Donaire et al., 2024).
Pendekatan Multisensori
- Instruksi Multisensoris: Memanfaatkan metode yang melibatkan banyak indera, seperti visual, pendengaran, dan kinestetik, dapat meningkatkan pembelajaran bagi siswa disleksia. Pendekatan ini membantu dalam memperkuat konsep dan meningkatkan keterampilan membaca (Dewi, 2022) (Tarjiah et al., 2023).
- Penggunaan Teknologi: Menggabungkan alat berbasis teknologi seperti Word Wall dan video instruksional dapat menciptakan lingkungan belajar yang menarik dan mendukung. Alat-alat ini dapat membantu dalam memvisualisasikan dan memahami konsep kompleks (Putra et al., 2024) (Singh et al., 2021).
Strategi Membaca
- Membaca Berulang: Mendorong siswa untuk membaca materi yang sama beberapa kali dapat meningkatkan kelancaran dan pemahaman. Strategi ini membantu dalam memperkuat pembelajaran dan membangun kepercayaan dalam kemampuan membaca (Chen, 2023).
- Strategi Peta Pikiran: Menggunakan peta pikiran untuk mengatur pikiran dan ide dapat membantu dalam pemahaman dan retensi informasi. Alat visual ini membantu siswa disleksia dalam menyusun proses pembelajaran mereka (Chen, 2023).
Praktik Inklusif
- Instruksi Berbeda: Mengadaptasi metode pengajaran untuk memenuhi beragam kebutuhan siswa di dalam kelas mempromosikan inklusivitas. Pendekatan ini memastikan bahwa siswa disleksia menerima instruksi yang sesuai dengan gaya belajar mereka(Donaire et al., 2024).
- Kolaborasi dan Pelatihan: Guru dapat memperoleh manfaat dari pengembangan profesional dan kolaborasi dengan rekan kerja untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan mereka untuk mendukung siswa disleksia secara efektif(Donaire et al., 2024).
Lingkungan yang Mendukung
- Keterlibatan Orangtua: Melibatkan orang tua dalam proses pendidikan dapat memberikan dukungan dan penguatan tambahan di rumah. Keterlibatan orang tua sangat penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang konsisten dan suportif (Tarjiah et al., 2023).
- Lingkungan Kelas Positif: Membina suasana kelas yang menerima dan mendorong dapat membantu siswa disleksia merasa lebih nyaman dan percaya diri dalam perjalanan belajar mereka (Fonyuyshey & Nsah, 2019).
Sementara strategi ini menawarkan cara yang efektif untuk mendukung siswa disleksia, penting untuk mengenali tantangan yang mungkin dihadapi guru dalam menerapkannya. Sumber daya yang terbatas, kendala waktu, dan kurangnya pelatihan khusus dapat menghambat penerapan strategi ini secara efektif. Oleh karena itu, pengembangan profesional yang berkelanjutan dan dukungan kelembagaan sangat penting untuk membekali guru dengan keterampilan dan sumber daya yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan siswa disleksia secara efektif. Selain itu, penelitian lebih lanjut dan inovasi dalam metode pengajaran dapat berkontribusi pada solusi yang lebih komprehensif untuk mendukung pelajar disleksia dalam pengaturan pendidikan yang beragam.