Mengajarkan konsep pengelompokan atau membandingkan angka dengan benda-benda di rumah dapat dicapai secara efektif dengan memanfaatkan barang-barang sehari-hari untuk menciptakan pengalaman belajar yang menarik dan relevan bagi anak-anak. Pendekatan ini tidak hanya membantu anak-anak memahami konsep numerik tetapi juga menghubungkan ide-ide matematika abstrak ke lingkungan nyata mereka. Dengan menggunakan benda-benda yang ditemukan di rumah, seperti mainan, barang-barang dapur, atau pakaian, anak-anak dapat berlatih mengelompokkan dan membandingkan angka dalam konteks yang akrab. Berikut adalah beberapa strategi dan wawasan dari makalah penelitian untuk memandu proses ini.
Pengelompokan dengan Benda Rumah Tangga
- Subitisasi dan Pengelompok: Dorong anak-anak untuk mengenali kelompok kecil objek tanpa menghitung, keterampilan yang dikenal sebagai subitisasi. Ini dapat dipraktikkan dengan mengatur benda-benda seperti kancing atau koin dalam kelompok kecil dan meminta anak-anak untuk mengidentifikasi jumlah item dengan cepat. Metode ini membantu anak-anak memahami kardinalitas dan memahami angka sebagai kelompok daripada unit individu (Fahlevi, 2024) (Maertens et al., 1977)].
- Menggunakan Kubus Matematika: Kubus matematika atau mainan blok serupa dapat digunakan untuk mengajarkan pengelompokan dengan memungkinkan anak-anak memanipulasi secara fisik dan menggabungkan unit ke dalam kelompok yang lebih besar. Kegiatan langsung ini mendukung pengembangan keterampilan berhitung dan kreativitas (Young, 2019).
Membandingkan Angka dengan Barang Rumah Tangga
- Menyortir dan Mengklasifikasikan: Gunakan tugas penyortiran sederhana untuk membantu anak-anak membandingkan angka. Misalnya, minta mereka untuk mengurutkan kaus kaki berdasarkan warna atau ukuran dan kemudian membandingkan jumlahnya di setiap kelompok. Kegiatan ini meningkatkan pemikiran logis dan membantu anak-anak memahami konsep membandingkan angka (Platz, 2004).
- Strategi Pengelompokan ke Sepuluh: Perkenalkan konsep penyatuan dengan mengelompokkan objek ke dalam set sepuluh. Strategi ini dapat diterapkan menggunakan barang-barang seperti manik-manik atau pasta, di mana anak-anak mengelompokkan mereka menjadi puluhan dan kemudian membandingkan jumlah total kelompok (Assiti et al., 2013).
Alat Bantu Visual dan Grafis
- Media Grafik: Memanfaatkan media grafis, seperti bagan atau gambar, untuk secara visual mewakili angka dan pengelompokkannya. Ini bisa sangat efektif untuk anak-anak yang mendapat manfaat dari alat bantu pembelajaran visual, membantu mereka untuk lebih memahami konsep angka dan hubungan mereka (Rety et al., 2020).
- Media Penghitungan Rumah: Menerapkan alat seperti media Penghitungan Rumah, yang melibatkan penggunaan barang-barang rumah tangga untuk membuat representasi visual angka. Metode ini telah terbukti meningkatkan keterampilan matematika dasar pada anak kecil dengan membuat konsep abstrak lebih konkret (Wahidah et al., 2024).
Sementara strategi ini memberikan pendekatan terstruktur untuk mengajar pengelompokan dan membandingkan angka, penting untuk mempertimbangkan gaya belajar individu dan tahap perkembangan setiap anak. Beberapa anak mungkin mendapat manfaat lebih dari alat bantu visual, sementara yang lain mungkin menganggap kegiatan langsung lebih menarik. Selain itu, menggabungkan cerita atau pelajaran tematik, seperti menggunakan mainan hewan untuk membuat kelompok, dapat membuat proses pembelajaran lebih menyenangkan dan mudah dipahami oleh anak-anak. Dengan mengadaptasi metode ini agar sesuai dengan minat dan kemampuan anak, pendidik dan orang tua dapat menumbuhkan pemahaman yang lebih dalam tentang konsep numerik dalam lingkungan yang mendukung dan merangsang.