Group of kids joyfully jumping on rocks by the seaside. Fun and playful moment captured outdoors.

Apakah Makanan Tertentu Bisa Memperburuk Hiperaktif Pada Anak?

Penelitian menunjukkan bahwa makanan dan pola makan tertentu dapat memperburuk hiperaktif pada anak-anak, terutama mereka yang memiliki Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Berbagai penelitian telah mengeksplorasi dampak intoleransi makanan, lemak makanan, makanan olahan, dan aditif makanan pada hiperaktif, mengungkapkan hubungan kompleks antara diet dan perilaku. Bukti menunjukkan bahwa meskipun tidak semua anak terpengaruh, komponen makanan tertentu dapat memperburuk gejala hiperaktif pada individu yang rentan. Di bawah ini adalah temuan utama dari penelitian:

Diet Oligoantigenik dan Intoleransi Makanan

  • Diet oligoantigenik, yang melibatkan menghilangkan alergen potensial dari diet, telah menunjukkan harapan dalam mengurangi gejala ADHD pada beberapa anak. Pendekatan ini membantu mengidentifikasi sensitivitas makanan tertentu yang dapat berkontribusi terhadap hiperaktif. Penelitian telah melaporkan ukuran efek sedang hingga besar dalam perbaikan gejala ketika makanan tertentu dihilangkan, menunjukkan bahwa hipersensitivitas makanan memainkan peran dalam ADHD untuk beberapa anak (Lange et al., 2024).

Lemak Jenuh dan Neurodevelopment

  • Konsumsi lemak jenuh yang tinggi telah dikaitkan dengan efek negatif pada perkembangan saraf, terutama yang mempengaruhi jalur dopaminergik dan faktor neurotrofik. Pola diet ini dikaitkan dengan peningkatan risiko ADHD dan dapat memperburuk gejala dengan mempromosikan peradangan otak dan mengganggu sintesis dopamin (Morandini et al., 2022).

Makanan Olahan dan Permen

  • Sebuah studi kasus-kontrol menemukan bahwa pola diet tinggi makanan olahan dan permen secara positif terkait dengan peningkatan risiko ADHD. Anak-anak dengan konsumsi makanan yang lebih tinggi menunjukkan kemungkinan yang lebih besar untuk menunjukkan perilaku hiperaktif, menyoroti potensi dampak diet pada risiko ADHD dan keparahan gejala (Yan et al., 2023).

Aditif Makanan dan Hiperaktif

  • Peran pewarna makanan buatan dan pengawet dalam hiperaktif telah diperdebatkan selama beberapa dekade. Beberapa penelitian, termasuk yang terkenal dari Southampton, telah menemukan bahwa campuran pewarna makanan dan natrium benzoat dapat menyebabkan peningkatan kecil tetapi signifikan secara statistik dalam hiperaktif pada anak-anak. Efek ini diamati pada anak-anak dengan dan tanpa ADHD, menunjukkan bahwa aditif tertentu dapat memperburuk perilaku hiperaktif pada individu yang rentan (Lomangino, 2008) (Barrett, 2007) (Kemp, 2008).

Gula dan Pemanis Buatan

  • Berlawanan dengan kepercayaan populer, penelitian belum mendukung hubungan langsung antara asupan gula dan hiperaktif. Penelitian telah menunjukkan bahwa baik sukrosa maupun pemanis buatan seperti aspartam tidak secara signifikan mempengaruhi perilaku pada anak-anak, menantang gagasan bahwa gula merupakan kontributor utama hiperaktifitas (Kanarek, 2009).

Sementara bukti mendukung gagasan bahwa makanan tertentu dapat memperburuk hiperaktif pada anak-anak, penting untuk dicatat bahwa efeknya tidak seragam di semua individu. Faktor genetik, kepekaan individu, dan pola makan secara keseluruhan memainkan peran penting dalam menentukan bagaimana diet memengaruhi perilaku. Oleh karena itu, intervensi diet harus dipersonalisasi, dan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahami mekanisme dan mengidentifikasi anak-anak mana yang paling mungkin mendapat manfaat dari modifikasi diet.

Lange, K. W., Reißmann, A., Nakamura, Y., & Lange, K. (2024). Food intolerance and the few-foods (or oligoantigenic) diet in children with attention-deficit hyperactivity disorder. Deleted Journal. https://doi.org/10.26599/fshw.2022.9250146
Morandini, H. A. E., Watson, P. A., Stewart, R. M., Wong, J. W. Y., Rao, P., & Zepf, F. D. (2022). Implication of saturated fats in the aetiology of childhood attention deficit/hyperactivity disorder – A narrative review. Clinical Nutrition ESPEN. https://doi.org/10.1016/j.clnesp.2022.10.004
Yan, W., Lin, S., Wu, D., Shi, Y., Dou, L., & Li, X. (2023). Processed Food–Sweets Patterns and Related Behaviors with Attention Deficit Hyperactivity Disorder among Children: A Case–Control Study. Nutrients. https://doi.org/10.3390/nu15051254
Lomangino, K. (2008). Follow-Up on Food Additives. Clinical Nutrition Insight. https://doi.org/10.1097/01.NMD.0000327656.54932.A8
Barrett, J. R. (2007). Diet & Nutrition: Hyperactive Ingredients? Environmental Health Perspectives. https://doi.org/10.1289/ehp.115-a578
Kemp, A. S. (2008). Food additives and hyperactivity. BMJ. https://doi.org/10.1136/BMJ.39582.375336.BE
Kanarek, R. B. (2009). Does sucrose or aspartame cause hyperactivity in children. Nutrition Reviews. https://doi.org/10.1111/J.1753-4887.1994.TB01415.X
Scroll to Top