Berurusan dengan anak dengan keterbelakangan mental yang mengalami kesulitan mengendalikan emosi memerlukan pendekatan multifaset yang menggabungkan pelatihan regulasi emosional, intervensi terapeutik, dan lingkungan yang mendukung. Anak-anak dengan disabilitas intelektual sering menghadapi tantangan dalam regulasi emosi karena defisit fungsi kognitif dan adaptif, yang dapat menyebabkan kesulitan dalam mempertahankan hubungan sosial dan mengelola perilaku. Strategi yang efektif melibatkan program pelatihan terstruktur, intervensi terapeutik seperti Dialektis Behavior Therapy (DBT), dan penggunaan teknologi untuk mendukung perkembangan emosional. Berikut adalah beberapa strategi dan intervensi utama:
Pelatihan Keterampilan Regulasi Emosi
- Pelatihan sistem keterampilan regulasi emosi telah terbukti berdampak positif pada aspek kognitif dan perilaku pada anak-anak dengan cacat intelektual. Pelatihan ini membantu anak-anak mengelola emosi mereka, menahan diri dari perilaku yang tidak pantas, dan memusatkan perhatian mereka selama pergolakan emosional (Fiona & Indianti, 2019)].
- Peran pengasuh dan pendidik sangat penting dalam memperkuat keterampilan ini dalam kehidupan sehari-hari, memastikan bahwa anak-anak menerapkan apa yang mereka pelajari di berbagai pengaturan (Fiona & Indianti, 2019)].
Intervensi Terapi
- Terapi Perilaku Dialektik yang Diadaptasi (DBT) telah efektif dalam mengurangi perilaku yang menantang pada individu dengan cacat intelektual. Terapi ini berfokus pada pengajaran keterampilan manajemen emosi adaptif dan telah menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam mengurangi agresi dan perilaku melukai diri sendiri (Ashworth et al., 2017) (Brown et al., 2013).
- Intervensi berdasarkan keterikatan juga dapat bermanfaat, karena mengatasi keterlambatan perkembangan emosional yang sering terlihat pada individu dengan cacat intelektual. Intervensi ini berfokus pada penciptaan lingkungan yang stabil dan mendukung yang mendorong pertumbuhan emosional (Clegg & Lansdall-Welfare, 2022).
Penggunaan Teknologi
- Teknologi interaktif, seperti video game dan realitas virtual, dapat mendukung intervensi terapeutik dengan menyediakan platform yang menarik bagi anak-anak untuk belajar dan mempraktikkan keterampilan regulasi emosional. Teknologi ini dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan spesifik anak-anak penyandang cacat intelektual, meningkatkan kemampuan mereka untuk mengenali dan mengelola emosi (Lara et al., n.d.).
Pengembangan Kecerdasan Emosional
- Mengembangkan kecerdasan emosional pada anak-anak dengan kebutuhan khusus dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk memahami dan mengelola emosi, berempati dengan orang lain, dan meningkatkan keterampilan interpersonal. Program pendidikan yang menggabungkan pelatihan kecerdasan emosional dapat membantu anak-anak menjadi lebih sadar secara emosional dan lebih siap untuk menangani tantangan emosional (Kumar, 2012).
Sementara strategi ini memberikan pendekatan komprehensif untuk mengelola kesulitan emosional pada anak-anak dengan cacat intelektual, penting untuk mempertimbangkan konteks perkembangan emosional dan sosial mereka yang lebih luas. Anak-anak dengan cacat intelektual sering mengalami pengalaman masa kanak-kanak yang merugikan yang dapat memengaruhi kesejahteraan emosional mereka. Oleh karena itu, intervensi juga harus mengatasi masalah mendasar ini dan memberikan dukungan holistik kepada anak dan pengasuh mereka (Clegg & Lansdall-Welfare, 2022). Selain itu, persepsi masyarakat tentang gangguan emosional pada individu dengan cacat intelektual dapat mempengaruhi efektivitas intervensi, menyoroti perlunya pendekatan perawatan yang seimbang dan terinformasi (Onaiwu et al., 2024).