Anak-anak hiperaktif, sering didiagnosis dengan Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD), menghadapi tantangan yang signifikan dalam sosialisasi, termasuk kesulitan dalam berbagi dan bergantian tugas. Namun, penelitian menunjukkan bahwa dengan intervensi yang tepat, anak-anak ini dapat belajar meningkatkan keterampilan sosial mereka. Pengembangan keterampilan ini sangat penting karena mereka memainkan peran penting dalam perkembangan sosial anak-anak secara keseluruhan dan hubungan teman sebaya.
Defisit Keterampilan Sosial pada Anak Hiperaktif
- Anak-anak hiperaktif sering menunjukkan defisit dalam pengetahuan dan kinerja sosial, yang memengaruhi kemampuan mereka untuk mempertahankan hubungan dan menangani konflik interpersonal. Mereka umumnya dinilai sebagai mitra yang kurang diinginkan untuk bekerja dan bermain oleh rekan-rekan mereka (Grenell et al., 1987).
- Anak-anak ini cenderung lebih aktif, banyak bicara, dan secara fisik tidak bekerja, yang dapat menyebabkan interaksi negatif dengan teman sebaya, terutama jika mereka tidak disukai. Perilaku ini dapat mengakibatkan teman sebaya menjadi kurang kooperatif dan lebih menyendiri ketika berinteraksi dengan anak-anak hiperaktif (Madan-Swain & Zentall, 1990).
Intervensi dan Pelatihan
- Teknik modifikasi perilaku kognitif telah terbukti meningkatkan perilaku pada anak hiperaktif. Intervensi ini berfokus pada memodifikasi perilaku anak melalui program terstruktur dan telah efektif dalam mengurangi hiperaktif dan meningkatkan interaksi sosial (Meichenbaum, 1979) (A & C, 1997).
- Pelatihan keterampilan sosial (SST) adalah intervensi umum untuk anak-anak dengan ADHD. Meskipun SST tradisional memiliki kemanjuran terbatas, kemajuan terbaru menunjukkan bahwa memberikan penguatan dan umpan balik in vivo, serta mendorong penerimaan teman sebaya, dapat meningkatkan efektivitasnya (Mikami et al., 2017).
- Melatih orang tua dalam teknik manajemen anak, seperti modifikasi perilaku, juga terbukti efektif. Orang tua yang menjalani pelatihan semacam itu melaporkan peningkatan perilaku anak-anak mereka dan lebih cenderung merekomendasikan program ini (Dubey et al., 1983).
Peran Pendidik dan Lingkungan Terstruktur
- Guru memainkan peran penting dalam membimbing anak-anak hiperaktif dengan menghargai upaya mereka dan menggunakan kegiatan terstruktur untuk mempertahankan perhatian mereka. Pendekatan ini membantu dalam mengelola perilaku hiperaktif dan mempromosikan pengembangan keterampilan sosial (Nurussalam et al., 2023).
- Pengaturan bermain terstruktur dapat membantu anak-anak hiperaktif belajar berbagi dan mengganti tugas dengan memberikan harapan yang jelas dan umpan balik yang konsisten. Lingkungan ini dapat mengurangi beberapa perilaku negatif yang terkait dengan hiperaktifitas (Madan-Swain & Zentall, 1990).
Sementara anak-anak hiperaktif menghadapi tantangan signifikan dalam sosialisasi, penelitian menunjukkan bahwa dengan intervensi yang ditargetkan dan lingkungan yang mendukung, mereka dapat belajar berbagi dan mengganti tugas secara efektif. Namun, penting untuk dicatat bahwa intervensi ini memerlukan aplikasi dan adaptasi yang konsisten dengan kebutuhan individu setiap anak. Selain itu, membina lingkungan inklusif di mana teman sebaya didorong untuk menerima dan mendukung dapat lebih meningkatkan perkembangan sosial anak-anak hiperaktif.