Membantu anak dengan autisme mengatasi kecemasan atau ketakutan yang berlebihan melibatkan pendekatan multifaset yang sering mencakup terapi perilaku kognitif (CBT), intervensi yang dimediasi orang tua, dan program berbasis sekolah. Strategi ini disesuaikan untuk mengatasi tantangan unik yang dihadapi oleh anak-anak autis, seperti intoleransi ketidakpastian dan kebutuhan akan lingkungan terstruktur. Efektivitas intervensi ini dapat bervariasi berdasarkan usia anak, format terapi, dan keterlibatan orang tua dan pendidik. Di bawah ini adalah strategi dan pertimbangan utama untuk mendukung anak-anak autis dalam mengelola kecemasan.
Terapi Perilaku Kognitif (CBT)
- CBT yang diadaptasikan: Penelitian menunjukkan bahwa CBT yang diadaptasi untuk anak-anak autis lebih efektif daripada CBT standar. Adaptasi mungkin termasuk dukungan visual, bahasa yang disederhanakan, dan fokus pada paparan situasi yang memicu kecemasan, yang lebih selaras dengan gaya kognitif anak-anak autist (Roberts & Rankin, 2025) (Pearce et al., 2023).
- Pengiriman Telehealth: Program seperti Coping Cat dan DINOSAUR telah diadaptasi untuk telehealth, membuat CBT lebih mudah diakses. Program-program ini telah menunjukkan harapan dalam mengurangi gejala kecemasan pada anak-anak autis melalui sesi jarak jauh yang terstruktur (Rivelis & Valicenti-McDermott, 2024) (Keefer et al., 2024).
- CBT yang Dipimpin Orang Tua: Melibatkan orang tua dalam proses terapeutik, seperti melalui buku kerja terpandu dan dukungan telehealth, telah efektif. CBT yang dipimpin orang tua dapat disampaikan dengan berbagai tingkat kontak terapis, menawarkan fleksibilitas dan efektivitas biaya (Guzick et al., 2023).
Intervensi yang Dimediasi Orang Tua
- Program CLK-CUES: Intervensi ini berfokus pada pengurangan kecemasan terkait ketidakpastian pada anak autis muda. Ini melibatkan orang tua secara langsung dalam proses terapeutik, yang telah menunjukkan pengurangan signifikan dalam gejala kecemasan yang dipertahankan selama setahun (Adams et al., 2024).
- Keterlibatan Orangtua: Melibatkan orang tua dalam terapi tidak hanya membantu dalam mengelola kecemasan anak tetapi juga meningkatkan kesejahteraan orang tua. Program yang melibatkan orang tua sebagai co-terapis dapat meningkatkan efektivitas intervensi kecemasan (Guzick et al., 2023).
Intervensi Berbasis Sekolah
- Menghadapi Ketakutan Anda Berbasis Sekolah (FYF-SB) dan Zona Regulasi (ZOR): Program-program ini dirancang untuk diterapkan di lingkungan sekolah, memberikan pendekatan yang adil untuk mengelola kecemasan pada remaja autis. Mereka melibatkan pelatihan staf sekolah untuk memberikan intervensi, yang dapat lebih mudah diakses dan berkelanjutan (Pickard et al., 2024) (Pickard et al., 2023).
- Integrasi dengan Tujuan Pendidikan: Intervensi berbasis sekolah dapat diintegrasikan dengan tujuan pendidikan, membantu anak-anak mengelola kecemasan di lingkungan yang akrab. Pendekatan ini juga memfasilitasi kolaborasi antara pendidik dan profesional kesehatan mental (Pickard et al., 2024).
Pertimbangan dan Tantangan
Sementara intervensi ini menjanjikan, ada tantangan dalam implementasinya. Tuntutan kognitif CBT mungkin tidak cocok untuk semua anak autis, dan adaptasi diperlukan untuk memastikan keterlibatan dan efektivitas (Roberts & Rankin, 2025). Selain itu, keberhasilan intervensi ini sering bergantung pada ketersediaan profesional dan sumber daya terlatih, yang dapat bervariasi secara signifikan di berbagai pengaturan (Pickard et al., 2024). Selain itu, sementara intervensi yang dipimpin orang tua dan berbasis sekolah menawarkan solusi praktis, mereka membutuhkan komitmen yang signifikan dari orang tua dan pendidik, yang dapat menjadi penghalang bagi beberapa keluarga (Guzick et al., 2023).
Kesimpulannya, pendekatan komprehensif yang menggabungkan CBT yang disesuaikan, keterlibatan orang tua, dan program berbasis sekolah dapat secara efektif membantu anak-anak autis mengelola kecemasan. Namun, keberhasilan intervensi ini tergantung pada adaptasi yang cermat terhadap kebutuhan anak dan ketersediaan sumber daya dan sistem pendukung. Penelitian lebih lanjut dan uji coba yang lebih besar diperlukan untuk menyempurnakan strategi ini dan memastikan penerapan dan efektivitasnya yang luas.