Anak-anak dengan diskalkulia sering mengalami kecemasan dan stres yang signifikan ketika belajar matematika. Kecemasan ini bukan hanya akibat dari kesulitan mereka dengan konsep matematika tetapi juga faktor yang berkontribusi yang memperburuk tantangan belajar mereka. Interaksi antara diskalkulia dan kecemasan matematika sangat kompleks, melibatkan respons emosional, kognitif, dan fisiologis yang dapat menghambat kinerja akademik dan mempengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan. Bagian berikut mengeksplorasi berbagai dimensi masalah ini.
Dampak Emosional dan Kognitif
- Anak-anak diskalkulik sering melaporkan perasaan marah, cemas, dan harga diri rendah terkait dengan kemampuan matematika mereka. Emosi ini sering dipicu oleh perjuangan mereka untuk memahami bahasa dan konsep matematika, yang mengarah ke siklus frustrasi dan penghindaran tugas yang berhubungan dengan matematika (Anjum et al., 2023).
- Kecemasan matematika pada anak-anak dengan diskalkulia ditandai dengan ketegangan dan ketakutan yang mengganggu kemampuan mereka untuk melakukan tugas-tugas matematika. Kecemasan ini dapat berupa sifat (jangka panjang) dan keadaan (spesifik situasi), dengan gairah emosional yang lebih tinggi selama tugas kadang-kadang berkorelasi dengan kinerja yang lebih baik, tetapi sering mengarah pada hasil yang lebih buruk karena meningkatnya kekhawatiran (Lievore et al., 2024) (Isabel & Victoria, 2022).
Tanggapan Psikofisiologis
- Penelitian telah menunjukkan bahwa kecemasan matematika dapat menyebabkan respons fisiologis seperti peningkatan konduktansi kulit dan penarikan vagal jantung, menunjukkan tingkat stres yang meningkat. Tanggapan ini terutama terlihat pada anak-anak diskalkulik ketika mereka menerima umpan balik negatif atau ditempatkan di bawah tekanan waktu selama tugas matematis (Mammarella et al., 2023).
- Perubahan neurostruktural, seperti pengurangan volume amigdala kanan, telah dikaitkan dengan tingkat kecemasan matematika yang lebih tinggi pada anak-anak dengan diskalkulia. Ini menunjukkan bahwa kecemasan matematika tidak hanya mempengaruhi proses emosional dan kognitif tetapi juga memiliki dampak nyata pada struktur otak, terutama di area yang terkait dengan pemrosesan rasa takut (Kucian et al., 2018)].
Kualitas Hidup dan Kinerja Akademik
- Kualitas hidup psikososial untuk anak-anak diskalkulik secara signifikan dipengaruhi oleh tingkat kecemasan mereka yang tinggi, yang pada gilirannya mempengaruhi kinerja matematika mereka. Anak-anak ini sering mendapat skor lebih rendah pada tes kinerja matematika dan melaporkan kualitas hidup yang lebih rendah dibandingkan dengan teman sebayanya tanpa diskalkulia (Saga et al., 2022).
- Kecemasan matematika lazim di kalangan siswa dengan ketidakmampuan belajar, termasuk diskalkulia, pada tingkat hampir dua kali lipat dari rekan-rekan mereka pada umumnya. Kecemasan ini mengganggu pembelajaran dengan menggabungkan sumber daya kognitif yang seharusnya digunakan untuk pemecahan masalah matematis (Johnson et al., 2021).
Sementara hubungan antara diskalkulia dan kecemasan matematika didokumentasikan dengan baik, penting untuk mempertimbangkan bahwa tidak semua anak dengan diskalkulia akan mengalami kecemasan pada tingkat yang sama. Faktor-faktor seperti ketahanan individu, sistem pendukung, dan intervensi yang efektif dapat mengurangi dampak kecemasan pada pembelajaran. Selain itu, beberapa anak dapat mengembangkan strategi mengatasi yang membantu mereka mengelola kecemasan mereka dan meningkatkan kinerja matematika mereka dari waktu ke waktu. Memahami nuansa ini sangat penting bagi pendidik dan orang tua dalam memberikan dukungan yang disesuaikan untuk anak-anak dengan diskalkulia.