Disleksia, yang secara tradisional dipahami sebagai gangguan membaca, juga mempengaruhi keterampilan motorik, sebagaimana dibuktikan oleh berbagai penelitian. Penelitian menunjukkan bahwa individu dengan disleksia sering menunjukkan kesulitan motorik, yang tidak hanya sekunder dari tantangan membaca tetapi juga intrinsik dari kondisi tersebut. Gangguan motorik ini dapat bermanifestasi dalam keterampilan motorik halus dan kasar, menunjukkan dasar neurologis yang lebih luas untuk disleksia di luar kesulitan membaca. Bagian berikut mengeksplorasi bukti yang mendukung dampak disleksia pada keterampilan motorik.
Gangguan Keterampilan Motorik pada Disleksia
- Temuan Meta-Analisis: Tinjauan sistematis dan meta-analisis menemukan gangguan keterampilan motorik yang signifikan pada anak-anak dan remaja dengan disleksia. Gangguan ini konsisten di berbagai tugas motorik, menunjukkan hubungan yang kuat antara disleksia dan kesulitan motorik (Decarli et al., 2024).
- Keterampilan Motorik Kasar: Penelitian yang membandingkan anak-anak yang lebih muda dan lebih tua dengan disleksia mengungkapkan bahwa anak-anak yang lebih kecil menunjukkan kinerja yang jauh lebih rendah dalam keterampilan motorik kasar, terutama dalam koordinasi tubuh, dibandingkan dengan anak yang lebih besar. Hal ini menunjukkan bahwa defisit keterampilan motorik hadir di awal perkembangan dan dapat membaik seiring bertambahnya usia (Baharudin et al., 2019).
- Tugas Motorik Kompleks: Anak-anak disleksia telah terbukti berjuang dengan tugas-tugas motorik kompleks yang melibatkan urutan gerakan dan rotasi mental, mendukung hipotesis defisit serebelar pada disleksia. Tugas-tugas ini secara signifikan terkait dengan tingkat kecerdasan, menunjukkan bahwa faktor kognitif juga dapat berperan dalam kinerja keterampilan motorik (Borkowska, 2022).
Dasar Neurologis Gangguan Motorik
- Disfungsi Serebelar: Sebuah studi fMRI menyoroti penyimpangan dalam fungsi sistem motorik pada anak-anak dengan disleksia, terutama di otak kecil, yang sangat penting untuk kontrol motorik. Namun, kelainan sistem motorik ini tidak berkorelasi langsung dengan kemampuan membaca, menunjukkan bahwa gangguan motorik mungkin merupakan aspek terpisah dari disleksia (Turesky et al., 2023).
- Kontrol Okulomotor: Individu disleksia menunjukkan defisit dalam kontrol okulomotor, seperti diskonjugasi saccade dan profil kecepatan abnormal, yang diperburuk oleh peningkatan kesulitan teks. Temuan ini menunjukkan bahwa masalah kontrol motorik, terutama yang terkait dengan gerakan mata, bersifat intrinsik dari disleksia dan bukan hanya konsekuensi dari kesulitan membaca (Ward & Kapoula, 2021).
Intervensi dan Perbaikan
- Terapi Okupasi: Program terapi okupasi berbasis praksis visual ditemukan untuk meningkatkan keterampilan membaca dan motorik pada anak-anak dengan disleksia. Ini menunjukkan bahwa intervensi yang ditargetkan dapat mengatasi defisit keterampilan motorik yang terkait dengan disleksia, berpotensi meningkatkan hasil pembelajaran secara keseluruhan (Köse et al., 2024) (Köse et al., 2024).
- Pelatihan Kognitif-Motorik: Sebuah studi tentang pelatihan kognitif-motorik menunjukkan peningkatan fungsi eksekutif dan keterampilan motorik terkait membaca, menunjukkan bahwa intervensi yang berfokus pada aspek kognitif dan motorik dapat bermanfaat bagi individu dengan disleksia (Ramezani & Fawcett, 2024).
Sementara disleksia terutama diakui sebagai gangguan membaca, bukti menunjukkan bahwa itu juga mencakup gangguan keterampilan motorik. Kesulitan motorik ini bukan hanya produk sampingan dari tantangan membaca tetapi kemungkinan berakar pada disfungsi neurologis yang lebih luas, seperti defisit serebelar. Memahami cakupan penuh disleksia, termasuk dampaknya pada keterampilan motorik, dapat mengarah pada strategi diagnostik dan intervensi yang lebih komprehensif, yang pada akhirnya meningkatkan hasil bagi mereka yang terkena gangguan tersebut.