Teacher and student engage in a geometry lesson, solving problems on the chalkboard.

Bagaimana Cara Mendiagnosis Diskalkulia Pada Anak?

Mendiagnosis diskalkulia pada anak-anak melibatkan pendekatan multifaset yang menggabungkan penilaian kognitif, neuroimaging, dan alat diagnostik inovatif. Dyscalculia, ketidakmampuan belajar spesifik yang mempengaruhi keterampilan matematika, membutuhkan identifikasi yang tepat untuk memberikan intervensi yang efektif. Berbagai metodologi telah dikembangkan untuk mendiagnosis diskalkulia, masing-masing dengan kekuatan dan keterbatasannya. Di bawah ini adalah aspek-aspek kunci mendiagnosis diskalkulia pada anak-anak, sebagaimana diinformasikan oleh penelitian terbaru.

Instrumen dan Alat Diagnostik

  • Instrumen Uji Identifikasi Dyscalculia: Instrumen uji yang dikembangkan menggunakan model Tessmer telah menunjukkan validitas dan keandalan yang tinggi, menjadikannya alat yang kuat untuk identifikasi dini diskalkulia. Instrumen ini mengukur variabel spesifik yang terkait dengan diskalkulia dan telah divalidasi melalui tinjauan ahli dan uji lapangan, memastikannya secara akurat mencerminkan konstruksi yang bertujuan untuk diukur (Azhari et al., 2024).
  • UCSF Dyscalculia Subtyping Battery (DSB): Baterai tes kognitif yang komprehensif ini mengidentifikasi defisit dalam empat domain matematika: pemrosesan angka, prosedur aritmatika, pengambilan fakta aritmatika, dan kemampuan geometris. Ini memungkinkan klasifikasi diskalkulia menjadi subtipe, memfasilitasi intervensi yang ditargetkan (“A novel approach to subtypes of developmental dyscalculia”, 2022).
  • Baterai Kognisi Numerik Zareki-R: Digunakan dalam konteks pendidikan yang kurang beruntung, baterai ini menilai kognisi numerik melalui 12 subtes. Ini memberikan kriteria untuk mendiagnosis diskalkulia berdasarkan persentil kinerja dan skor z, yang sangat berguna dalam pengaturan dengan pencapaian pendidikan rendah (Santos et al., 2022).

Pendekatan Teknologi dan Pembelajaran Mesin

  • Algoritma Pembelajaran Mesin: Teknik seperti Mesin Vektor Dukungan, regresi logistik, dan pohon keputusan telah digunakan untuk mengembangkan model untuk mendiagnosis diskalkulia. Model-model ini menganalisis pola dalam data untuk memprediksi keberadaan diskalkulia, menawarkan pendekatan modern untuk diagnosis (Dhingra et al., 2021) (Devi & Kavya, 2021).
  • Modul Pembelajaran Interaktif: Intervensi berbasis teknologi menggunakan logika fuzzy dan modul pembelajaran adaptif membantu dalam mendiagnosis dan mendukung anak-anak dengan diskalkulia dengan menyesuaikan latihan dengan lintasan pembelajaran individu (Mukherjee et al., 2024).

Pendekatan Neurokognitif dan Neuroimaging

  • Studi Neuroimaging: Penelitian menggunakan spektroskopi inframerah-dekat fungsional telah mengeksplorasi heterogenitas saraf diskalkulia, mengidentifikasi biomarker awal potensial melalui indikator jaringan otak. Pendekatan ini menyoroti peran jalur saraf dalam kognisi matematis (Wang & Jamaludin, 2023).
  • Model Neurokognitif: Dyscalculia dihipotesiskan sebagai sindrom pemutusan hubungan, di mana gangguan jalur saraf mempengaruhi kompetensi numerik. Model ini memberikan dasar untuk membedakan diskalkulia dari kesulitan belajar matematika lainnya (sazdc, 2023).

Penilaian Kognitif dan Perilaku

  • Gangguan Kognitif dan Komorbiditas: Diskalkulia sering terjadi bersamaan dengan disfungsi kognitif lainnya, seperti memori kerja dan defisit perhatian. Penilaian seperti skala SNAP-IY dan tes TOVA membantu mengidentifikasi komorbiditas ini, yang sangat penting untuk diagnosis komprehensif (Chutko et al., 2023).

Meskipun metode ini memberikan pendekatan terstruktur untuk mendiagnosis diskalkulia, penting untuk mempertimbangkan konteks pendidikan dan sosial-ekonomi yang lebih luas. Di negara berkembang, misalnya, kriteria diagnostik mungkin perlu penyesuaian untuk memperhitungkan faktor-faktor pengganggu seperti latar belakang pendidikan dan status sosial-ekonomi (Santos et al., 2022). Selain itu, integrasi wawasan neurokognitif dan teknik pembelajaran mesin menawarkan jalan yang menjanjikan untuk strategi diagnostik dan intervensi yang lebih personal dan efektif.

Azhari, B., Johar, R., Ramadhani, E., & Mailizar, M. (2024). Development of A Dyscalculia Identification Test Instrument. Elkawnie: Journal of Islamic Science and Technology. https://doi.org/10.22373/ekw.v10i1.23347
A novel approach to subtypes of developmental dyscalculia. (2022). https://doi.org/10.21203/rs.3.rs-1922020/v1
Santos, F. H. dos, Ribeiro, F. S., Dias-Piovezana, A. L., Primi, C., Dowker, A., & Aster, M. von. (2022). Discerning Developmental Dyscalculia and Neurodevelopmental Models of Numerical Cognition in a Disadvantaged Educational Context. Brain Sciences. https://doi.org/10.3390/brainsci12050653
Dhingra, K., Garg, A., & Pujari, J. (2021). Identification of dyscalculia using supervised machine learning algorithms. https://doi.org/10.1109/ICOSEC51865.2021.9591899
Devi, A., & Kavya, G. (2021). Knowledge Based Analytical Tool for Identifying Children with Dyscalculia. https://doi.org/10.1007/978-981-33-4909-4_55
Mukherjee, K., Ramasamy, K., Vasishat, S., Bhargava, N., Upadhyay, S., & Muhuri, S. (2024). Unraveling Dyscalculia: Identifying Mathematical Learning Difficulties in Early Education. https://doi.org/10.1109/icicet59348.2024.10616352
Wang, F., & Jamaludin, A. A. (2023). Investigating the Neural Heterogeneity of Developmental Dyscalculia. bioRxiv. https://doi.org/10.1101/2023.09.12.557321
sazdc, sfdc. (2023). Developmental dyscalculia as a disconnection syndrome, neurocognitive modeling and diagnosis. https://doi.org/10.31234/osf.io/9xtcd
Chutko, L., Yakovenko, E. A., Surushkina, S. Yu., Anisimova, T. I., & Cherednichenko, D. (2023). [Cognitive disorders in children with dyscalculia]. Zhurnal Nevrologii I Psikhiatrii Imeni S S Korsakova. https://doi.org/10.17116/jnevro202312304185
Scroll to Top