Keterbelakangan mental, sekarang lebih sering disebut sebagai kecacatan intelektual (ID) atau gangguan perkembangan intelektual (IDD), adalah jenis gangguan perkembangan tertentu yang ditandai dengan keterbatasan signifikan dalam fungsi intelektual dan perilaku adaptif. Meskipun berbagi beberapa fitur dengan gangguan perkembangan lainnya, ia berbeda dalam kriteria diagnostik dan implikasinya. Gangguan perkembangan mencakup berbagai kondisi yang mempengaruhi fungsi fisik, kognitif, psikologis, sensorik, dan bicara dan bahasa, seringkali karena kerusakan atau disfungsi neurologis. Gambaran ini akan mengeksplorasi persamaan dan perbedaan antara keterbelakangan mental dan gangguan perkembangan lainnya.
Definisi dan Kriteria Diagnostik
- Keterbelakangan mental, atau cacat intelektual, didefinisikan oleh defisit kemampuan mental umum seperti penalaran, pemecahan masalah, dan fungsi adaptif, yang secara signifikan di bawah rata-rata untuk usia, jenis kelamin, dan konteks sosiokultural individu (Kishore et al., 2019) (Ahn, 2016)].
- Gangguan perkembangan, di sisi lain, mencakup spektrum kondisi yang lebih luas yang dapat mempengaruhi berbagai aspek perkembangan, seperti komunikasi, interaksi sosial, dan keterampilan motorik (Boyle et al., 2019) (Ahn, 2016)].
Etiologi dan Prevalensi
- Etiologi keterbelakangan mental sangat heterogen, melibatkan faktor genetik dan lingkungan, dan merupakan salah satu cacat perkembangan yang paling umum (Kwon, 2006) (Verloes et al., 2012).
- Gangguan perkembangan juga dapat disebabkan oleh berbagai penyebab, termasuk mutasi genetik, pengaruh lingkungan, dan kerusakan neurologis, dan biasanya diidentifikasi antara kelahiran dan usia 18 (Boyle et al., 2019)].
Fitur Klinis dan Diagnosis
- Keterbelakangan mental sering didiagnosis melalui fitur klinis dan tes neuropsikologis yang menilai kecerdasan dan fungsi adaptif (Kwon, 2006).
- Gangguan perkembangan lainnya dapat didiagnosis berdasarkan defisit spesifik di bidang-bidang seperti bahasa, komunikasi sosial, atau keterampilan motorik, dan mereka mungkin memerlukan alat dan kriteria diagnostik yang berbeda (Ahn, 2016).
Perawatan dan Manajemen
- Perawatan untuk keterbelakangan mental terbatas tetapi dapat melibatkan intervensi multidisiplin untuk mengatasi masalah terkait (Kwon, 2006).
- Manajemen gangguan perkembangan lainnya mungkin termasuk terapi khusus yang menargetkan defisit spesifik, seperti terapi wicara untuk gangguan komunikasi atau intervensi perilaku untuk gangguan spektrum autisme (Ahn, 2016).
Terminologi dan Klasifikasi
- Istilah “keterbelakangan mental” sebagian besar telah digantikan oleh “cacat intelektual” atau “gangguan perkembangan intelektual” dalam konteks klinis dan hukum, yang mencerminkan pergeseran ke arah terminologi yang lebih hormat dan akurat (Kishore et al., 2019) (Marcellino, 2012).
- Gangguan perkembangan diklasifikasikan di bawah kategori gangguan perkembangan saraf yang lebih luas, yang mencakup kecacatan intelektual serta kondisi lain seperti gangguan spektrum autisme dan gangguan komunikasi (Ahn, 2016) (Marcellino, 2012).
Sementara keterbelakangan mental memiliki beberapa kesamaan dengan gangguan perkembangan lainnya, seperti onset dini dan potensi dampak seumur hidup, ia berbeda dalam fokusnya pada defisit fungsi intelektual dan adaptif. Gangguan perkembangan lainnya mungkin melibatkan area gangguan yang berbeda dan memerlukan pendekatan yang berbeda untuk diagnosis dan pengobatan. Memahami perbedaan ini sangat penting untuk praktik klinis yang efektif dan dukungan bagi individu dengan cacat perkembangan.