A child with hands covering face, experiencing bullying in a school setting.

Bagaimana Membedakan Retardasi Mental Dengan Autisme Atau ADHD?

Membedakan antara keterbelakangan mental (sekarang lebih sering disebut sebagai cacat intelektual), autisme, dan ADHD melibatkan pemahaman karakteristik unik dan kriteria diagnostik dari setiap kondisi. Meskipun mereka dapat berbagi gejala yang tumpang tindih, mereka berbeda dalam manifestasinya dan memerlukan pendekatan diagnostik yang berbeda. Perbedaan ini sangat penting untuk intervensi dan dukungan yang tepat.

Kriteria dan Karakteristik Diagnostik

  • Cacat Intelektual (ID) :

  • Ditandai dengan keterbatasan yang signifikan baik dalam fungsi intelektual dan perilaku adaptif, yang mencakup banyak keterampilan sosial dan praktis sehari-hari. Kondisi ini berasal sebelum usia 18 (Wongkittirungrueang, 2016).

  • Tidak seperti autisme dan ADHD, ID terutama ditentukan oleh defisit kognitif dan sering diukur menggunakan tes IQ standar.

  • Gangguan Spektrum Autisme (ASD) :

  • ASD ditandai oleh tantangan dalam komunikasi dan interaksi sosial, di samping pola perilaku, minat, atau aktivitas yang terbatas dan berulang (Wongkittirungrueang, 2016).

  • Anak-anak dengan autisme mungkin juga menunjukkan keterlambatan perkembangan, terutama dalam bahasa dan keterampilan sosial, tetapi ini tidak selalu terkait dengan gangguan kognitif seperti yang terlihat pada ID (Wongkittirungrueang, 2016).

  • Gangguan Perhatian Deficit/Hiperaktif (ADHD) :

  • ADHD ditandai dengan pola kurangnya perhatian dan/atau hiperaktif-impulsif yang terus-menerus yang mengganggu fungsi atau perkembangan (Mayes et al., 2012).

  • Tidak seperti autisme, ADHD tidak terutama melibatkan defisit komunikasi sosial, meskipun dapat terjadi bersamaan dengan autisme, mempersulit gambaran diagnostik (Mayes et al., 2012).

Fitur yang Tumpang Tindih dan Berbeda

  • Tumpang Tindih Antara Autisme dan ADHD:

  • Kedua kondisi dapat hadir dengan kesulitan perhatian dan hiperaktif, membuat diagnosis banding menantang (Mayes et al., 2012).

  • Model pembelajaran mesin telah dikembangkan untuk membedakan antara autisme dan ADHD dengan mengidentifikasi fitur perilaku tertentu, mencapai akurasi tinggi dalam beberapa studi (Duda et al., 2016).

  • Fitur Berbeda:

  • Autisme dibedakan dengan adanya defisit komunikasi sosial tertentu dan perilaku berulang, yang bukan merupakan fitur inti dari ADHD (Mayes et al., 2012).

  • ADHD lebih fokus pada masalah perhatian dan hiperaktif, yang dapat hadir pada autisme tetapi tidak menentukan karakteristik (Mayes et al., 2012).

Alat dan Pendekatan Diagnostik

  • Neuroimaging dan Pembelajaran Mesin:

  • Data MRI fungsional dan struktural telah digunakan untuk mengembangkan pengklasifikasi yang dapat membedakan antara ADHD dan autisme, meskipun alat ini belum dapat diterapkan secara klinis (Ghiassian et al., 2016).

  • Pendekatan pembelajaran mesin menggunakan data perilaku telah menunjukkan harapan dalam membedakan kondisi ini dengan akurasi tinggi (Duda et al., 2016).

  • Penilaian Perilaku:

  • Survei dan daftar periksa perilaku biasanya digunakan untuk menilai gejala dan membantu diagnosis banding autisme dan ADHD (Jaiswal et al., 2024).

  • Skala Respons Sosial, misalnya, telah digunakan untuk mengidentifikasi perilaku kunci yang membedakan autisme dari ADHD (Duda et al., 2016).

Pertimbangan dan Tantangan

Sementara perbedaan antara kondisi ini terdefinisi dengan baik, komorbiditas tinggi dan gejala yang tumpang tindih dapat mempersulit diagnosis. Misalnya, individu dengan autisme mungkin juga memiliki cacat intelektual atau ADHD, yang memerlukan evaluasi komprehensif untuk menyesuaikan intervensi dengan tepat (Niklasson et al., 2009). Selain itu, kriteria diagnostik dan sistem klasifikasi yang berkembang, seperti DSM-5 dan ICD-10, terus menyempurnakan pemahaman dan diferensiasi gangguan ini (Doernberg & Hollander, 2016). Memahami nuansa ini sangat penting bagi dokter untuk memberikan diagnosis yang akurat dan rencana perawatan yang efektif.

Wongkittirungrueang, S. (2016). Mental Health of Parents who have Children with Autism. Journal of Health Education Research & Development. https://doi.org/10.4172/2380-5439.1000176
Mayes, S. D., Calhoun, S. L., Mayes, R. D., & Molitoris, S. (2012). Autism and ADHD: Overlapping and Discriminating Symptoms. Research in Autism Spectrum Disorders. https://doi.org/10.1016/J.RASD.2011.05.009
Duda, M., Ma, R., Haber, N., & Wall, D. P. (2016). Use of machine learning for behavioral distinction of autism and ADHD. Translational Psychiatry. https://doi.org/10.1038/TP.2015.221
Ghiassian, S., Greiner, R., Jin, P., & Brown, M. R. G. (2016). Using Functional or Structural Magnetic Resonance Images and Personal Characteristic Data to Identify ADHD and Autism. PLOS ONE. https://doi.org/10.1371/JOURNAL.PONE.0166934
Jaiswal, A., Wall, D. P., & Washington, P. (2024). Challenges in the Differential Classification of Individual Diagnoses  from Co-Occurring Autism and ADHD Using Survey Data. https://doi.org/10.48550/arxiv.2411.10479
Niklasson, L., Rasmussen, P., Rasmussen, P., Óskarsdóttir, S., Óskarsdóttir, S., Gillberg, C., & Gillberg, C. (2009). Autism, ADHD, mental retardation and behavior problems in 100 individuals with 22q11 deletion syndrome. Research in Developmental Disabilities. https://doi.org/10.1016/J.RIDD.2008.10.007
Doernberg, E., & Hollander, E. (2016). Neurodevelopmental Disorders (ASD and ADHD): DSM-5, ICD-10, and ICD-11. Cns Spectrums. https://doi.org/10.1017/S1092852916000262
Scroll to Top