Kelahiran prematur secara signifikan dikaitkan dengan peningkatan risiko cerebral palsy (CP), gangguan motorik umum pada anak-anak. Hubungan ini didokumentasikan dengan baik di berbagai penelitian, menyoroti sifat multifaktorial etiologi CP, dengan prematuritas menjadi faktor dominan. Risiko CP jauh lebih tinggi pada bayi yang lahir prematur, terutama mereka yang lahir sebelum usia kehamilan 32 minggu, karena meningkatnya kerentanan otak mereka yang sedang berkembang terhadap cedera dan komplikasi lain yang terkait dengan kelahiran dini. Bagian berikut mempelajari aspek-aspek spesifik dari hubungan ini.
Kelahiran Prematur sebagai Faktor Risiko untuk CP
- Kelahiran prematur adalah faktor risiko utama untuk CP, dengan penelitian menunjukkan bahwa bayi prematur memiliki risiko 8-10 kali lebih tinggi terkena CP dibandingkan dengan bayi prematur. Risiko ini meningkat hingga hampir 30 kali lipat bagi mereka yang lahir sebelum 32 minggu kehamilan (Ma, 2023).
- Etiologi CP bersifat multifaktorial, tetapi prematuritas menyumbang sebagian besar (78%) kasus CP, menggarisbawahi peran kritisnya dalam perkembangan kelainan (Shayler, 2022).
- Sebuah tinjauan sistematis dan meta-analisis menemukan bahwa bayi prematur yang lahir setelah persalinan spontan memiliki risiko CP yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang lahir setelah persalinan yang diindikasikan secara medis, menunjukkan bahwa penyebab yang mendasari kelahiran prematur juga mempengaruhi risiko CPÂ (Ylijoki et al., 2024)].
Implikasi Neurologis dan Perkembangan
- Bayi prematur berisiko lebih tinggi mengalami gejala sisa neurologis, termasuk CP, karena meningkatnya kemungkinan cedera otak seperti perdarahan intraserebral, yang lebih umum pada bayi prematur (Rahafard et al., 2020).
- Pertumbuhan dan pematangan otak yang abnormal, umum pada bayi prematur, dikaitkan dengan hasil neurologis, kognitif, dan kejiwaan yang merugikan, berkontribusi pada perkembangan CPÂ (Edwards, 2020)].
- Morbiditas neonatal, seperti asfiksia dan penyakit terkait neurologis, memediasi sebagian besar hubungan antara kelahiran prematur dan CP, terutama pada bayi yang sangat prematur (Chen et al., 2021).
Komorbiditas dan Hasil Jangka Panjang
- Bayi prematur dengan CP sering hadir dengan kondisi komorbid, termasuk disfungsi intelektual dan kognitif, retinopati, gangguan pendengaran, dan epilepsi, yang semakin mempersulit lintasan perkembangan mereka (Ma, 2023).
- Tingkat keparahan CP dan komorbiditas terkait pada bayi prematur dapat dipengaruhi oleh faktor genetik, meskipun ini tidak selalu merupakan prediktor kuat dari tingkat keparahan penyakit (Fisher et al., 2024).
Pengaruh Faktor Ibu dan Perinatal
- Kondisi ibu seperti hipertensi kronis selama kehamilan dapat memperburuk risiko CP pada bayi prematur, menyoroti pentingnya kesehatan ibu dalam mengurangi risiko CPÂ (Huang et al., 2024).
- Teknologi reproduksi berbantuan, yang terkait dengan tingkat kelahiran prematur yang lebih tinggi, juga berkontribusi pada peningkatan prevalensi CP, meskipun hubungannya kompleks dan dipengaruhi oleh beberapa faktor (Jayakumaran et al., 2023).
Sementara prematuritas merupakan faktor risiko yang signifikan untuk cerebral palsy, penting untuk mempertimbangkan konteks kesehatan ibu yang lebih luas, perawatan perinatal, dan kecenderungan genetik yang juga memainkan peran penting dalam perkembangan CP. Kemajuan dalam perawatan neonatal dan intervensi dini dapat membantu mengurangi beberapa risiko yang terkait dengan kelahiran prematur, berpotensi mengurangi kejadian dan keparahan CP pada populasi rentan ini.