A young boy wearing a hoodie runs through a lush, mountainous landscape filled with trees and wildflowers.

Apakah Hiperaktif Bisa Hilang Dengan Sendirinya Seiring Bertambahnya Usia?

Hiperaktif, sering dikaitkan dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), adalah suatu kondisi yang dapat berubah seiring waktu. Sementara beberapa individu mungkin mengalami pengurangan gejala hiperaktif seiring bertambahnya usia, itu tidak hilang secara universal untuk semua orang. Persistensi hiperaktif dan gejala terkait hingga dewasa dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk definisi persistensi, perbedaan individu, dan adanya kondisi komorbid. Bagian berikut mengeksplorasi aspek-aspek ini secara rinci.

Perubahan Hiperaktif Terkait Usia

  • Pengurangan Hiperaktivitas: Penelitian menunjukkan bahwa komponen hiperaktif ADHD cenderung berkurang seiring bertambahnya usia, meskipun impulsif dan kurangnya perhatian dapat bertahan. Hal ini didukung oleh studi EEG yang menunjukkan penurunan aktivitas beta, yang terkait dengan hiperaktif, seiring bertambahnya usia individu (Bresnahan et al., 1999).
  • Persistensi Gejala: Sebuah meta-analisis menemukan bahwa sementara hanya sekitar 15% individu yang memenuhi kriteria penuh untuk ADHD pada usia 25, persentase yang jauh lebih tinggi (sekitar 65%) menunjukkan gejala yang konsisten dengan remisi parSIAL, menunjukkan bahwa sementara hiperaktif dapat berkurang, gejala lain sering menetap (Faraone et al., 2005).
  • Pengamatan Klinis: Pengamatan klinis menunjukkan bahwa sementara hiperaktif dapat berkurang, ketidakdewasaan emosional dan kurangnya prestasi akademik dapat menjadi masalah yang lebih menonjol pada masa remaja dan dewasa (Wender, 1983).

Faktor yang Mempengaruhi Ketekunan

  • Homeostasis neuron: Disregulasi terkait usia dalam homeostasis saraf dapat menyebabkan hiperaktif persisten di kemudian hari. Mekanisme yang biasanya mengurangi aktivitas kortikal sebagai respons terhadap stimulasi berlebih kurang efektif pada orang dewasa yang lebih tua, berpotensi menyebabkan hiperaktif yang berkelanjutan (Radulescu et al., 2023).
  • Kondisi Komorbid: ADHD sering hidup berdampingan dengan kondisi lain, yang dapat mempersulit jalannya dan ketekunannya hingga usia tua. Salah diagnosis dengan penyakit neurodegeneratif atau gangguan kepribadian sering terjadi, menyoroti perlunya penilaian jangka panjang yang cermat (Weusten et al., 2016).

Perawatan dan Manajemen

  • Intervensi Farmakologis: Persetujuan obat baru, seperti Qelbree, untuk orang dewasa dengan ADHD menunjukkan bahwa pengobatan farmakologis tetap menjadi pilihan yang layak untuk mengelola gejala, termasuk hiperaktif, pada orang dewasa (Knopf, 2022).
  • Penghentian Pengobatan: Ada penurunan yang signifikan dalam resep obat ADHD saat individu beralih dari remaja ke dewasa, yang mungkin tidak selaras dengan persistensi gejala yang sebenarnya, menunjukkan bahwa beberapa individu mungkin menghentikan pengobatan prematura (McCarthy et al., 2009).

Sementara hiperaktif dapat menurun seiring bertambahnya usia, penting untuk mempertimbangkan bahwa gejala ADHD dapat bertahan dalam berbagai bentuk. Pengurangan hiperaktif tidak selalu sama dengan resolusi ADHD, karena gejala lain seperti impulsif dan kurangnya perhatian dapat terus mempengaruhi individu. Selain itu, adanya kondisi komorbid dan efektivitas pilihan pengobatan memainkan peran penting dalam pengelolaan ADHD sepanjang umur. Memahami dinamika ini sangat penting untuk memberikan dukungan dan intervensi yang tepat bagi mereka yang terkena ADHD.

Bresnahan, S. M., Anderson, J. W., & Barry, R. J. (1999). Age-related changes in quantitative EEG in attention- deficit/hyperactivity disorder. Biological Psychiatry. https://doi.org/10.1016/S0006-3223(99)00042-6
Faraone, S. V., Biederman, J., & Mick, E. (2005). The age-dependent decline of attention deficit hyperactivity disorder: a meta-analysis of follow-up studies. Psychological Medicine. https://doi.org/10.1017/S003329170500471X
Wender, E. H. (1983). Hyperactivity hi Adolescence.
Radulescu, C. I., Doostdar, N., Zabouri, N., Melgosa-Ecenarro, L., Wang, X., Sadeh, S., Pavlidi, P., Airey, J., Kopanitsa, M., Clopath, C., & Barnes, S. J. (2023). Age-related dysregulation of homeostatic control in neuronal microcircuits. Nature Neuroscience. https://doi.org/10.1038/s41593-023-01451-z
Weusten, L. H., Sobczak, S., Rosowsky, E., Smj, H.-K., Ei, H., & Spj, van A. (2016). Attention Deficit Hyperactivity Disorder and Co-Morbidity in Old Age. Journal of Gerontology and Geriatric Research. https://doi.org/10.4172/2167-7182.S5-006
Knopf, A. (2022). New ADHD med approved for age 6 and up. https://doi.org/10.1002/cpu.30687
McCarthy, S., Asherson, P., Coghill, D., Hollis, C., Murray, M. L., Murray, M. L., Potts, L., Sayal, K., Soysa, R. de, Taylor, E., Williams, T. M., Wong, I. C. K., & Wong, I. C. K. (2009). Attention-deficit hyperactivity disorder: treatment discontinuation in adolescents and young adults. British Journal of Psychiatry. https://doi.org/10.1192/BJP.BP.107.045245
Scroll to Top