Dyscalculia dan disleksia adalah gangguan belajar yang berbeda, masing-masing mempengaruhi domain kognitif yang berbeda

Apakah Diskalkulia Sama Dengan Disleksia, Atau Apakah Anak Bisa Mengalami Keduanya Sekaligus?

Dyscalculia dan disleksia adalah gangguan belajar yang berbeda, masing-masing mempengaruhi domain kognitif yang berbeda—matematika dan membaca, masing-masing. Namun, mereka dapat terjadi bersamaan pada anak-anak, yang mengarah ke kondisi yang dikenal sebagai diskalkulia-disleksia komorbid (MDRD). Komorbiditas ini tidak jarang terjadi, dengan penelitian menunjukkan bahwa sekitar 40% anak-anak dengan diskalkulia juga mengalami disleksia (Starling‐Alves et al., 2024). Meskipun sering terjadi bersamaan, mekanisme yang mendasari dan hubungan antara gangguan ini kompleks dan beragam.

Karakteristik yang Berbeda dari Dyscalculia dan Disleksia

  • Dyscalculia: Kondisi ini terutama mempengaruhi kemampuan anak untuk memahami dan memanipulasi konsep numerik. Hal ini ditandai dengan kesulitan dalam keterampilan aritmatika, seperti menghitung, pengertian angka, dan pemecahan masalah matematis (Meiliasari, 2023) (Qonita, 2024). Dyscalculia dikaitkan dengan defisit dalam fungsi kognitif tertentu, termasuk fungsi eksekutif, perhatian, dan diskriminasi visual-perseptual (Baulina & Kosonogov, 2024).

  • Disleksia: Disleksia adalah gangguan membaca yang melibatkan kesulitan dengan pengenalan kata, ejaan, dan pencetakan decoding. Ini mempengaruhi pemahaman membaca dan akuisisi kosakata, seringkali meskipun ada peluang belajar dan fungsi kognitif yang memadai (“Genetic and Environmental Influences on Dyslexia and Dyscalculia”, 2022).

Komorbiditas dan Fitur Tumpang Tindih

  • Prevalensi Komorbiditas: Komorbiditas diskalkulia dan disleksia signifikan, dengan sekitar 40% anak-anak dengan diskalkulia juga mengalami disleksia (Starling‐Alves et al., 2024). Ini menunjukkan potensi tumpang tindih dalam proses kognitif atau daerah otak yang terlibat dalam kedua gangguan tersebut.

  • Model Neurokognitif: Tiga model utama menjelaskan komorbiditas: model aditif, model defisit domain-umum, dan model peningkatan risiko. Model-model ini mengusulkan bahwa kejadian bersama dapat timbul dari defisit neurokognitif bersama, seperti defisit fungsi eksekutif atau masalah pemrosesan fonologis (Starling‐Alves et al., 2024).

  • Pengaruh Genetik dan Lingkungan: Baik diskalkulia dan disleksia memiliki komponen genetik dan lingkungan yang dapat berkontribusi pada kemunculannya bersama. Faktor genetik bersama dan pengaruh lingkungan yang serupa dapat berperan dalam perkembangan kedua gangguan (“Genetic and Environmental Influences on Dyslexia and Dyscalculia”, 2022).

Implikasi untuk Diagnosis dan Intervensi

  • Diagnosis Holistik: Memahami komorbiditas diskalkulia dan disleksia memerlukan pendekatan holistik yang mempertimbangkan berbagai dimensi kesulitan belajar. Hal ini dapat meningkatkan sensitivitas dan spesifisitas diagnosis dan memfasilitasi intervensi yang disesuaikan untuk anak-anak yang terpengaruh (Starling‐Alves et al., 2024).

  • Strategi Intervensi: Intervensi yang efektif untuk anak-anak dengan diskalkulia komorbid dan disleksia harus mengatasi kesulitan matematika dan membaca. Ini mungkin melibatkan metode dan materi pengajaran khusus yang mengakomodasi kebutuhan pembelajaran unik anak-anak ini (Azhari et al., 2024).

Sementara diskalkulia dan disleksia adalah gangguan yang berbeda, kemunculannya yang sering menunjukkan interaksi kompleks faktor kognitif, genetik, dan lingkungan. Beberapa peneliti berpendapat bahwa diskalkulia mungkin tidak sepenuhnya terpisah dari disleksia melainkan manifestasi lain dari defisit kognitif yang mendasarinya yang serupa (Andersson & Abdelmalek, 2021). Perspektif ini menyoroti perlunya penelitian lebih lanjut untuk mengungkap mekanisme bersama dan berbeda dari gangguan belajar ini, yang dapat mengarah pada strategi diagnostik dan intervensi yang lebih efektif.

Starling‐Alves, I., Peters, L., & Wilkey, E. D. (2024). Beyond the sum of their parts: a multi-dimensional approach to dyscalculia-dyslexia comorbidity integrating studies of the brain, behavior, and genetics. https://doi.org/10.31234/osf.io/tq92c
Meiliasari, M. (2023). A literature review on dyscalculia: What dyscalculia is, its characteristics, and difficulties students face in mathematics class. Alifmatika. https://doi.org/10.35316/alifmatika.2023.v5i1.82-94
Qonita, W. (2024). Error Analysis of Dyscalculia Children in Solving the Basic Arithmetic Word Problems Student of Inclusion Class in an Elementary School. Sains Data Jurnal Studi Matematika Dan Teknologi. https://doi.org/10.52620/sainsdata.v2i1.44
Baulina, M., & Kosonogov, V. (2024). “Calculating faces”: can face perception paradigms enrich dyscalculia research? Frontiers in Psychology. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2023.1218124
Genetic and Environmental Influences on Dyslexia and Dyscalculia. (2022). https://doi.org/10.1017/9781108973595.009
Azhari, B., Johar, R., Ramadhani, E., Mailizar, M., & Safrina, K. (2024). Mathematics Learning Model for Children with Dyscalculia through Special Intervention. Jurnal Ilmiah Peuradeun. https://doi.org/10.26811/peuradeun.v12i3.1528
Andersson, E., & Abdelmalek, S. (2021). Dyscalculia/Dyslexia: A Dichotomy? Foundations of Science. https://doi.org/10.1007/S10699-020-09698-6
Scroll to Top