Disgrafia diakui sebagai gangguan belajar spesifik yang termasuk dalam kategori kebutuhan pendidikan khusus. Hal ini ditandai dengan kesulitan dalam menulis, yang dapat mencakup masalah dengan keterampilan tulisan tangan, ejaan, dan komposisi. Kondisi ini sering dikaitkan dengan gangguan neurologis yang mempengaruhi kemampuan anak untuk mengekspresikan pikiran dalam bentuk tertulis, meskipun memiliki kemampuan kognitif normal. Disgrafia diakui sebagai ketidakmampuan belajar yang signifikan yang memerlukan intervensi pendidikan khusus untuk mendukung siswa yang terkena dampak dalam mencapai potensi akademik mereka. Bagian berikut menguraikan klasifikasi disgrafia sebagai kebutuhan pendidikan khusus dan implikasinya terhadap praktik pendidikan.
Disgrafia sebagai Kebutuhan Pendidikan Khusus
- Disgrafia diklasifikasikan sebagai gangguan belajar spesifik (SLD) dalam menulis, yang mencakup kesulitan dengan keterampilan tulisan tangan, ejaan, dan komposisi (Kalenjuk et al., 2024) (Sharmila et al., 2023).
- Ini dianggap sebagai kecacatan transkrip, berdampak pada koherensi dan kualitas ekspresi tulis (Sharmila et al., 2023).
- Kondisi ini sering dikaitkan dengan gangguan neurologis, terutama mempengaruhi area otak yang bertanggung jawab untuk kemampuan membaca dan menulis (Suhartono, 2016).
Implikasi dan Intervensi Pendidikan
- Disgrafia membutuhkan strategi pendidikan yang ditargetkan untuk mengatasi tantangan unik yang dihadapi oleh siswa. Strategi ini termasuk instruksi eksplisit, sistematis, diperancah, dan berulang, sering didukung oleh teknologi bantuan (Kalenjuk et al., 2024).
- Program pendidikan khusus direkomendasikan untuk membantu siswa dengan disgrafia meningkatkan keterampilan menulis mereka. Program-program ini berfokus pada pendidikan ulang di bidang-bidang seperti pembentukan huruf, spasi, dan ejaan (Einhorn, 2023).
- Guru perlu menyadari gejala dan karakteristik disgrafia untuk menerapkan strategi pengajaran yang efektif, seperti latihan pra-menulis, melacak huruf, dan menggunakan tulisan blok atau kursif (Suhartono, 2016).
Dukungan Teknologi dan Inovasi
- Kemajuan teknologi, seperti sistem otomatis menggunakan algoritma pembelajaran mendalam, telah dikembangkan untuk membantu deteksi dini dan intervensi disgrafia. Sistem ini mengevaluasi tulisan tangan untuk mengidentifikasi potensi gangguan belajar (Sharmila et al., 2023).
- Perangkat lunak pendidikan dan platform pembelajaran digital semakin banyak digunakan untuk memberikan pengalaman belajar yang dipersonalisasi bagi siswa dengan disgrafia, membantu menjembatani kesenjangan teknologi dalam pendidikan (Basnayaka et al., 2023) (Vouglanis & Raftopoulos, 2023).
Sementara disgrafia diakui sebagai kebutuhan pendidikan khusus, masih ada kurangnya kesadaran dan pemahaman di antara pendidik dan orang tua, yang dapat menyebabkan dukungan yang tidak memadai untuk siswa yang terkena dampak. Ini menyoroti pentingnya pengembangan profesional dan pelatihan bagi guru untuk secara efektif mendukung siswa dengan disgrafia. Selain itu, integrasi teknologi dalam praktik pendidikan menawarkan jalan yang menjanjikan untuk meningkatkan hasil pembelajaran bagi siswa dengan kondisi ini. Namun, efektivitas intervensi ini tergantung pada aksesibilitasnya dan kemauan sistem pendidikan untuk mengadopsi pendekatan inovatif.