Kids with a teacher learning about recycling at a table indoors.

Apakah Anak Dengan Disgrafia Bisa Sembuh Seiring Bertambahnya Usia?

Pertanyaan apakah seorang anak dengan disgrafia dapat pulih seiring bertambahnya usia itu kompleks dan beragam. Disgrafia, ketidakmampuan belajar tertentu yang mempengaruhi keterampilan menulis, dapat bertahan hingga dewasa jika tidak ditangani. Namun, dengan diagnosis tepat waktu dan intervensi yang tepat, banyak anak dapat secara signifikan meningkatkan kemampuan menulis mereka. Efektivitas pemulihan sangat tergantung pada sifat intervensi dan karakteristik individu anak.

Pentingnya Diagnosis dan Intervensi Dini

  • Diagnosis dini sangat penting untuk intervensi yang efektif. Mengidentifikasi disgrafia di sekolah dasar memungkinkan metode koreksi yang disesuaikan yang memenuhi kebutuhan spesifik anak, yang dapat mengarah pada peningkatan signifikan dalam keterampilan menulis dan perkembangan pribadi secara keseluruhan (Shevchenko et al., 2024).
  • Strategi intervensi individual, seperti yang didasarkan pada pendekatan psikolinguistik, dapat membantu anak-anak mengatasi disgrafia dengan berfokus pada fungsi mental bicara dan non-bicara yang kurang berkembang yang berkontribusi pada gangguan tersebut (Shevchenko et al., 2024).

Strategi Intervensi dan Efektivitasnya

  • Pelatihan imitasi grafo-motor telah menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam meningkatkan kualitas tulisan tangan pada anak-anak dengan disgrafia. Metode ini memanfaatkan sistem neuron cermin untuk meningkatkan keterampilan motorik halus dan aspek ergonomis penulisan (Tan, 2023) (Buratta & Fogassi, 2023).
  • Interaksi anak-robot telah dieksplorasi sebagai intervensi baru, di mana anak-anak mengajar robot menulis, yang dapat meningkatkan motivasi dan kualitas tulisan tangan. Pendekatan ini telah efektif dalam mengurangi perilaku penghindaran dan meningkatkan postur dan kualitas tulisan (Gargot et al., 2021).
  • Intervensi pendidikan dalam konteks sekolah, dengan fokus pada metode didaktik dan manifestasi awal disgrafia, dapat mencegah atau mengurangi kesulitan menulis. Intervensi ini sangat penting karena kesulitan menulis sering terjadi bersamaan dengan ketidakmampuan belajar lainnya (Sangalli et al., 2018).

Tantangan dan Pertimbangan

  • Disgrafia dapat dikaitkan dengan gangguan perkembangan saraf lainnya, seperti gangguan koordinasi perkembangan (DCD) dan gangguan membaca (RD), yang dapat mempersulit proses pemulihan. Setiap gangguan mungkin memerlukan strategi intervensi yang berbeda, dan kondisi komorbiditas dapat menambah kompleksitas kesulitan tulisan tangan (Jolly et al., 2024).
  • Dalam beberapa kasus, disgrafia mungkin merupakan ekspresi ringan dari kondisi neurologis lainnya, seperti dystonia pada anak-anak tanpa epilepsi. Hal ini menunjukkan bahwa substrat neurologis yang mendasarinya dapat mempengaruhi persistensi dan pemulihan dari disgrafia (Guerrini et al., 2015).

Sementara banyak anak dengan disgrafia dapat meningkatkan keterampilan menulis mereka dengan intervensi yang tepat, penting untuk menyadari bahwa pemulihan mungkin tidak lengkap untuk semua individu. Persistensi disgrafia hingga dewasa dapat terjadi, terutama jika intervensi tidak disesuaikan secara memadai atau jika kondisi tersebut dikaitkan dengan gangguan perkembangan saraf kompleks lainnya. Oleh karena itu, dukungan berkelanjutan dan strategi adaptif mungkin diperlukan untuk membantu individu mengelola kesulitan menulis mereka sepanjang hidup mereka.

Shevchenko, Y., Dubiaha, S., SAIENKO, Y., Huz, V., & Svyrydenko, H. (2024). Exploring dysgraphia in elementary school students: assessment and tailored intervention strategies from a psycholinguistic perspective. Multidisciplinary Science Journal. https://doi.org/10.31893/multiscience.2024ss0714
Tan, S. (2023). Grapho-motor imitation training in children with handwriting difficulties: A single-center pilot study. Cogent Education. https://doi.org/10.1080/2331186x.2023.2192152
Buratta, L., & Fogassi, L. (2023). Grapho-motor imitation training in children with handwriting difficulties: A single-center pilot study. Cogent Education. https://doi.org/10.1080/2331186X.2023.2192152
Gargot, T., Asselborn, T., Zammouri, I., Brunelle, J., Johal, W., Dillenbourg, P., Archambault, D., Chetouani, M., Cohen, D., & Anzalone, S. M. (2021). “It Is Not the Robot Who Learns, It Is Me.” Treating Severe Dysgraphia Using Child-Robot Interaction. Frontiers in Psychiatry. https://doi.org/10.3389/FPSYT.2021.596055
Sangalli, A. L., Lascioli, A., & Andrea, L. (2018). Dysgraphia, educational interventions and didactic implications: from prevention to intervention.
Jolly, C., Jover, M., & Danna, J. (2024). Dysgraphia Differs Between Children With Developmental Coordination Disorder and/or Reading Disorder. Journal of Learning Disabilities. https://doi.org/10.1177/00222194231223528
Guerrini, R., Melani, F., Brancati, C., Ferrari, A. R., Brovedani, P., Biggeri, A., Grisotto, L., & Pellacani, S. (2015). Dysgraphia as a Mild Expression of Dystonia in Children with Absence Epilepsy. PLOS ONE. https://doi.org/10.1371/JOURNAL.PONE.0130883
Scroll to Top