Anak-anak dengan keterbelakangan mental memang dapat belajar berhitung menggunakan bahasa isyarat, karena bahasa isyarat dapat berfungsi sebagai metode komunikasi alternatif yang efektif bagi mereka yang memiliki keterampilan verbal terbatas. Penggunaan bahasa isyarat dapat meningkatkan komunikasi dan pemahaman, yang sangat penting untuk mempelajari keterampilan menghitung. Pendekatan ini dapat sangat bermanfaat bagi anak-anak yang berjuang dengan metode penghitungan verbal tradisional. Bagian berikut akan mengeksplorasi potensi bahasa isyarat dalam mengajar berhitung kepada anak-anak dengan keterbelakangan mental, didukung oleh wawasan dari berbagai penelitian.
Bahasa Isyarat sebagai Alat Komunikasi
- Bahasa isyarat dapat secara signifikan meningkatkan komunikasi untuk anak-anak dengan keterbelakangan mental, membantu mereka memahami dan mengekspresikan diri dengan lebih baik. Peningkatan komunikasi ini dapat mengurangi frustrasi dan kepasifan, menciptakan lingkungan belajar yang lebih kondusif untuk berhitung dan keterampilan lainnya (E, 1996).
- Sebuah studi pada anak autis bisu menunjukkan bahwa mempelajari versi bahasa isyarat Amerika yang dimodifikasi menyebabkan kemajuan perkembangan, menunjukkan bahwa bahasa isyarat dapat disesuaikan untuk mengajarkan berbagai keterampilan, termasuk menghitung (Salvin et al., 1977).
Tantangan dalam Menghitung untuk Anak dengan Keterbelakangan Mental
- Anak-anak dengan keterbelakangan mental sering menghadapi kesulitan dalam belajar berhitung karena tantangan dalam membangun korespondensi antara kata angka dan objek atau tindakan (McEvoy, 1992).
- Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dengan keterbelakangan mental mungkin tidak sepenuhnya memahami prinsip tatanan stabil atau kardinalitas, yang merupakan dasar untuk menghitung. Ini menunjukkan bahwa metode alternatif, seperti bahasa isyarat, dapat bermanfaat dalam mengajarkan konsep-konsep ini (Baroody, 1986).
Metode Pengajaran Alternatif
- Metode interaktif dan menarik, seperti permainan, telah terbukti meningkatkan keterampilan menghitung pada anak-anak dengan keterbelakangan mental. Metode ini dapat dilengkapi dengan bahasa isyarat untuk meningkatkan pemahaman dan retensi (McEvoy, 1992).
- Penggunaan media interaktif yang dirancang dengan pendekatan yang berpusat pada pengguna juga dapat memfasilitasi pembelajaran bagi anak-anak dengan keterbelakangan mental ringan, membuat proses pembelajaran lebih menarik dan efektif (Finandhita & Octaviana, 2023).
Studi Kasus dan Bukti
- Studi pada anak-anak dengan sindrom Down dan kesulitan belajar lainnya menunjukkan bahwa dengan dukungan yang tepat, seperti keterlibatan orang tua, anak-anak dapat meningkatkan keterampilan berhitung mereka. Bahasa isyarat dapat menjadi alat pendukung tambahan dalam skenario ini (Nye et al., 2001).
- Bukti dari pengajaran penjumlahan koin kepada individu yang terbelakang mental menunjukkan bahwa pelatihan terstruktur dan berulang dapat mengarah pada peningkatan yang signifikan dalam keterampilan menghitung, menunjukkan bahwa pendekatan terstruktur serupa menggunakan bahasa isyarat dapat efektif (Lowe & Cuvo, 1976).
Sementara bahasa isyarat menawarkan jalan yang menjanjikan untuk mengajar menghitung kepada anak-anak dengan keterbelakangan mental, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan individu setiap anak. Beberapa anak mungkin mendapat manfaat lebih dari kombinasi metode, termasuk alat bantu belajar verbal, visual, dan taktil. Selain itu, keberhasilan bahasa isyarat dalam mengajar menghitung mungkin tergantung pada paparan dan keakraban anak sebelumnya dengan bahasa isyarat. Oleh karena itu, pendekatan yang disesuaikan yang mempertimbangkan profil dan preferensi pembelajaran unik anak sangat penting untuk hasil yang optimal.