Mengajar membaca kepada anak-anak dengan keterbelakangan mental yang juga memiliki gangguan pendengaran memerlukan pendekatan multifaset yang mengatasi tantangan unik yang ditimbulkan oleh kedua kondisi tersebut. Anak-anak ini menghadapi kesulitan bertambah dalam penguasaan bahasa dan pemrosesan kognitif, yang memerlukan strategi instruksional khusus. Integrasi alat bantu visual, membaca interaktif, dan pelatihan kesadaran fonologis adalah beberapa metode utama yang dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan melek huruf dalam populasi ini. Di bawah ini adalah strategi dan pertimbangan terperinci berdasarkan temuan penelitian.
Pengembangan Kognitif dan Bahasa
- Pengaruh Saling Disabilitas: Anak-anak dengan gangguan pendengaran dan cacat intelektual mengalami tantangan yang bertambah dalam perkembangan bahasa dan fungsi eksekutif, yang sangat penting untuk membaca. Defisit ini menghambat kemampuan mereka untuk saling mengimbangi, membuat akuisisi literasi sangat menantang (Wingerden-Fontein et al., 2018) (Wingerden-Fontein et al., 2018).
- Fungsi Bahasa: Gangguan fungsi bahasa merupakan hambatan signifikan untuk membaca bagi anak-anak dengan gangguan pendengaran. Mengatasi hal ini melalui intervensi bahasa yang ditargetkan sangat penting (Schwartz, 1978).
Membaca Interaktif dan Dialogis
- Pembacaan Buku Cerita Interaktif: Melibatkan anak-anak dalam kegiatan membaca interaktif dapat secara signifikan meningkatkan keterampilan melek huruf mereka yang muncul. Melatih orang tua untuk menggunakan strategi membaca interaktif telah terbukti meningkatkan hasil membaca pada anak-anak tunarungu dan sulit pendengaran (Dirks & Wauters, 2018).
- Program Membaca Dialogik: Inisiatif seperti proyek “Born to Read”, yang melibatkan membaca dialogis, telah efektif dalam meningkatkan keterampilan kognitif dan relasional pada anak-anak dengan gangguan pendengaran. Program-program ini mendorong partisipasi aktif dan dapat menjadi tambahan yang berharga untuk intervensi pendidikan tradisional (Continisio et al., 2018).
Alat Kesadaran Fonologis dan Literasi
- Pelatihan Kesadaran Fonologis: Instruksi eksplisit dalam kesadaran fonologis (PA) telah terbukti secara signifikan meningkatkan keterampilan membaca pada anak-anak dengan gangguan pendengaran. Ini termasuk kegiatan yang berfokus pada keterampilan berbasis sajak dan pencampuran konsonan-vokal-konsonan (Gilliver et al., 2016).
- Alat Web Literasi: Penggunaan cerita dan latihan interaktif dengan umpan balik dinamis dapat meningkatkan pemahaman membaca pada anak-anak tunarungu. Alat-alat ini membantu anak-anak terlibat dengan teks dengan cara yang bermakna, bergerak melampaui penguraian kata-kata yang terisolasi (Mich et al., 2013).
Strategi Pendidikan yang Efektif
- Bahasa Isyarat dan Komunikasi Auditor-Verbal: Anak-anak dengan paparan bahasa isyarat yang meresap atau mereka yang merupakan komunikator pendengar-verbal cenderung memiliki hasil melek huruf yang lebih baik. Menyesuaikan intervensi untuk memanfaatkan metode komunikasi ini dapat menguntungkan (Kaderavek & Pakulski, 2007).
- Perspektif Literasi yang Muncul: Pendekatan literasi yang muncul, yang mempertimbangkan faktor luar-dalam (lingkungan) dan dalam-luar (kognitif), sangat penting untuk mengembangkan intervensi literasi yang efektif untuk anak-anak dengan gangguan pendengaran (Latifah et al., 2023).
Sementara strategi ini memberikan kerangka kerja yang komprehensif untuk mengajar membaca kepada anak-anak dengan keterbelakangan mental dan gangguan pendengaran, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan individu setiap anak. Integrasi rencana pendidikan yang dipersonalisasi, penilaian berkelanjutan, dan kolaborasi dengan orang tua dan pengasuh dapat lebih meningkatkan efektivitas intervensi ini. Selain itu, sementara penelitian ini menyoroti manfaat pendekatan interaktif dan fonologis, sangat penting untuk tetap terbuka terhadap metodologi dan teknologi baru yang mungkin muncul di bidang pendidikan khusus.
