Mengajar anak-anak dengan sindrom Down yang juga menderita disleksia untuk memahami angka membutuhkan pendekatan multifaset yang memanfaatkan kekuatan mereka dan mengatasi tantangan unik mereka. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dengan sindrom Down sering memiliki kekuatan belajar visual, yang dapat digunakan dalam mengajar keterampilan angka. Selain itu, penggunaan teknologi dan metode pengajaran khusus dapat meningkatkan hasil pembelajaran. Berikut adalah beberapa strategi dan pertimbangan untuk mengajar anak-anak ini secara efektif.
Strategi Pembelajaran Visual
- Sistem Numicon: Sistem Numicon adalah alat pengajaran visual yang membantu anak-anak dengan sindrom Down memahami angka dan perhitungan. Ini menggunakan bentuk dan warna untuk mewakili angka, membuat konsep abstrak lebih konkret dan dapat diakses(Nye et al., 2005).
- Alat Bantu Visual dan Manipulatif: Menggabungkan alat bantu visual seperti bagan, diagram, dan objek fisik dapat membantu anak-anak dengan sindrom Down dan disleksia memahami konsep numerik dengan lebih efektif. Alat-alat ini dapat menjembatani kesenjangan antara angka abstrak dan pemahaman berwujud (Bird & Buckley, 2001) (Bird & Buckley, 2001).
Integrasi Teknologi
- Aplikasi Seluler: Pengembangan aplikasi seluler yang disesuaikan untuk anak-anak dengan sindrom Down dapat memberikan pengalaman belajar yang dipersonalisasi. Aplikasi ini sering menyertakan elemen interaktif yang melibatkan anak-anak dan memenuhi kecepatan belajar mereka (Ahmad et al., 2014).
- Alat Digital: Memanfaatkan alat dan kalkulator digital dapat mendukung pembelajaran dengan memberikan umpan balik langsung dan memungkinkan anak-anak untuk mengeksplorasi angka dalam lingkungan yang terkendali. Pendekatan ini sejalan dengan dunia digital modern dan dapat meningkatkan keterlibatan (Faragher, 2019).
Intervensi Dini dan Keterampilan Dasar
- Diskriminasi Kuantitas: Mengajar anak-anak untuk membedakan antara kuantitas yang berbeda dapat meletakkan dasar yang kuat untuk keterampilan matematika di kemudian hari. Program intervensi dini yang berfokus pada keterampilan ini dapat bermanfaat (Porter, 2019).
- Menghitung dan Aritmatika Dasar: Menekankan dasar-dasar penghitungan dan operasi aritmatika sederhana sangat penting. Keterampilan dasar ini harus diperkuat melalui latihan berulang dan metode pengajaran yang bervariasi untuk mengakomodasi gaya belajar yang berbeda (Bird & Buckley, 2001) (Bird & Buckley, 2001).
Mengatasi Disleksia dan Dyscalculia
- Pendekatan Multisensoris: Menggunakan metode pengajaran multisensori dapat membantu anak-anak dengan disleksia dan diskalkulia. Pendekatan ini melibatkan banyak indera, membuat pembelajaran lebih komprehensif dan kurang bergantung pada keterampilan membaca dan menulis tradisional (Henderson, 2012) (Clayton, 2004).
- Metode Pengajaran Fleksibel: Guru harus didorong untuk mengadopsi metode pengajaran yang fleksibel yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu setiap anak. Fleksibilitas ini memungkinkan penyesuaian berdasarkan kemajuan anak dan tantangan spesifik (Ashcroft et al., 2017) (Chinn & Ashcroft, n.d.).
Sementara strategi ini memberikan kerangka kerja yang kuat untuk mengajarkan keterampilan angka kepada anak-anak dengan sindrom Down dan disleksia, penting untuk mengenali keragaman dalam kelompok ini. Setiap anak dapat merespons secara berbeda terhadap berbagai metode pengajaran, dan penilaian dan adaptasi yang berkelanjutan sangat penting. Selain itu, membina lingkungan belajar yang mendukung dan mendorong dapat secara signifikan mempengaruhi motivasi dan kepercayaan anak dalam belajar matematika.