A child joyfully runs alongside a rolling bicycle wheel on a rural road, capturing a moment of simple play.

Apakah Anak Hiperaktif Bisa Berhitung Dalam Dua Bahasa?

Pertanyaan apakah anak-anak hiperaktif, khususnya mereka yang memiliki Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), dapat dihitung dalam dua bahasa melibatkan pemahaman persimpangan bilingualisme dan ADHD. Penelitian menunjukkan bahwa sementara anak-anak bilingual dapat mengelola dua sistem linguistik, ADHD menghadirkan tantangan unik dalam penguasaan bahasa. Namun, ada bukti yang menunjukkan bahwa bilingualisme mungkin menawarkan keuntungan kognitif tertentu bahkan untuk anak-anak dengan ADHD, berpotensi membantu kemampuan mereka untuk berhitung dalam dua bahasa.

Bilingualisme dan Akuisisi Bahasa pada Anak

  • Anak-anak bilingual mampu memperoleh dua bahasa sejak lahir, mengelola dua sistem linguistik secara bersamaan, dan membuat pilihan bahasa yang mirip dengan orang dewasa bilingual pada usia dua tahun (Houwer, 1999).
  • Keberhasilan penguasaan bahasa bilingual dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti masukan orang tua, kualitas dan kuantitas paparan bahasa, dan agensi anak (Houwer, 2020).

ADHD dan Tantangan Belajar Bahasa

  • ADHD ditandai dengan kesulitan dalam perhatian dan fungsi eksekutif, yang dapat memengaruhi pembelajaran bahasa, termasuk akuisisi bahasa kedua (Frenette & Mayer-Crittenden, 2018) (Angelovska & Kałdonek‐Crnjaković, 2024).
  • Anak-anak dengan ADHD sering menghadapi tantangan dalam penggunaan bahasa pragmatis, yang dapat memengaruhi kemampuan komunikasi mereka (Azis et al., 2022).
  • Perilaku terkait ADHD dapat mempengaruhi keterampilan bahasa, tetapi bilingualisme telah dikaitkan dengan tingkat perilaku terkait ADHD yang sedikit lebih rendah, menunjukkan potensi efek mitigasi (Sharma et al., 2022) (Bulletin, 2022).

Bilingualisme dan ADHD: Manfaat Kognitif dan Bahasa

  • Beberapa penelitian menunjukkan keuntungan bilingual dalam fungsi eksekutif, seperti memori kerja, yang dapat mendukung pembelajaran bahasa pada anak-anak dengan ADHD (Lee & Hom, 2023).
  • Anak-anak bilingual dengan ADHD dapat menunjukkan memori kerja pendengaran dan visual yang lebih baik, yang dapat memfasilitasi penghitungan dalam dua bahasa (Lee & Hom, 2023).
  • Terlepas dari tantangannya, bilingualisme tampaknya tidak merugikan anak-anak dengan ADHD dalam hal keterampilan bahasanya (Lee & Hom, 2023).

Implikasi dan Pertimbangan Praktis

  • Strategi pengajaran untuk anak-anak hiperaktif, termasuk mereka yang menderita ADHD, sering melibatkan alat bantu visual dan intervensi terstruktur untuk meningkatkan fokus dan keterampilan bahasa (Kurniawati, 2018).
  • Guru melaporkan bahwa perilaku ADHD mempengaruhi pembelajaran bahasa, tetapi pendekatan pedagogis yang disesuaikan dapat membantu mengurangi efek ini (Kałdonek-Crnjaković, 2022).

Sementara ADHD menghadirkan tantangan dalam penguasaan bahasa, manfaat kognitif potensial dari bilingualisme, seperti peningkatan memori kerja, dapat mendukung anak-anak hiperaktif dalam menghitung dalam dua bahasa. Namun, variabilitas dalam pengalaman individu dan kebutuhan akan lingkungan belajar yang mendukung menyoroti kompleksitas masalah ini. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi mekanisme spesifik di mana bilingualisme dapat membantu pembelajaran bahasa pada anak-anak dengan ADHD.

Houwer, A. de. (1999). Language acquisition in children raise with two languages form birth: an update: an update.
Houwer, A. D. (2020). Why do so many children who hear two languages speak just a single language. Zeitschrift Für Interkulturellen Fremdsprachenunterricht.
Frenette, S., & Mayer-Crittenden, C. (2018). Le développement d’une langue seconde chez des enfants qui ont un trouble déficitaire d’attention avec hyperactivité (TDAH). https://doi.org/10.28984/DRHJ.V2I0.168
Angelovska, T., & Kałdonek‐Crnjaković, A. (2024). Attention Deficit Hyperactivity Disorder in Second and Additional Language Learning and Teaching. The TESOL Encyclopedia of English Language Teaching. https://doi.org/10.1002/9781118784235.eelt1053.pub2
Azis, A. N. A., Faizah, U., & Anwar, S. (2022). Perkembangan bahasa anak hiperaktif. Jurnal Multidisipliner Bharasa. https://doi.org/10.56691/jurnalmultidisiplinerbharasa.v1i2.247
Sharma, C., Katsos, N., & Gibson, J. L. (2022). Associations between bilingualism and attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD)-related behavior in a community sample of primary school children. Applied Psycholinguistics. https://doi.org/10.1017/S0142716422000108
Bulletin, T. S. (2022). Associations between bilingualism and attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD)-related behavior in a community sample of primary school children. Applied Psycholinguistics. https://doi.org/10.1017/s0142716422000108
Lee, C., & Hom, C. (2023). 30 Examining the Bilingual Advantage in Executive Functioning in ADHD: A Retrospective Study. Journal of The International Neuropsychological Society. https://doi.org/10.1017/s1355617723008056
Kurniawati, W. (2018). Pemerolehan Bahasa pada Anak Hiperaktif yang Sulit Memusatkan Perhatian. https://doi.org/10.26499/METALINGUA.V15I2.161
Kałdonek-Crnjaković, A. (2022). How Do ADHD-Type Behaviours Affect Language Learning? Voices of In-Service EFL Teachers in Poland. English Language Teaching. https://doi.org/10.1007/978-981-19-2152-0_9
Scroll to Top