Anak-anak dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) menghadapi tantangan dalam memahami cerita yang mereka baca, terutama karena defisit perhatian, fungsi eksekutif, dan keterampilan naratif. Meskipun mereka sering dapat memahami ide-ide utama cerita, kemampuan mereka untuk membangun dan mengingat narasi yang koheren terganggu. Kesulitan ini terkait dengan gejala inti ADHD, seperti kurangnya perhatian dan impulsif, yang mempengaruhi kinerja akademik dan pemahaman naratif mereka. Bagian berikut mempelajari aspek-aspek spesifik pemahaman cerita pada anak-anak hiperaktif.
Pemahaman Ide Utama
- Studi menunjukkan bahwa anak-anak dengan ADHD dapat memahami dan mengekstrak ide-ide utama dari cerita yang mirip dengan teman sebaya mereka tanpa ADHD. Namun, mereka berjuang dengan produksi naratif, menghasilkan cerita yang kurang terorganisir dan kohesif dengan lebih banyak ketidakakuratan (Tannock et al., 1993) (Casas et al., 2005).
- Meskipun memahami ide-ide utama, anak-anak dengan ADHD sering gagal memahami tingkat narasi implisit dan inferensial, yang sangat penting untuk pemahaman cerita yang lebih dalam (Yeari et al., 2017).
Produksi dan Organisasi Naratif
- Anak-anak dengan ADHD menghasilkan narasi yang kurang terorganisir dan kohesif, seringkali mengandung lebih banyak ketidakakuratan. Hal ini dikaitkan dengan defisit dalam proses eksekutif, yang sangat penting untuk mengatur dan memantau informasi (Tannock et al., 1993) (Casas et al., 2005).
- Narasi anak-anak dengan ADHD sering kekurangan elemen yang terkait dengan struktur kausal cerita dan rencana tujuan, yang penting untuk menjaga koherensi dan aliran logis (Flory et al., 2006).
Peran Fungsi Eksekutif
- Fungsi eksekutif, termasuk memori kerja, perhatian, dan perencanaan, memainkan peran penting dalam pemahaman membaca. Defisit di bidang-bidang ini berkontribusi pada kesulitan yang dihadapi anak-anak dengan ADHD dalam memahami dan mengingat kisah (A et al., 2010).
- Perhatian berkelanjutan sangat penting untuk mempertahankan alur cerita dan menghubungkan peristiwa secara kausal, yang diperjuangkan oleh anak-anak dengan ADHDÂ (Flory et al., 2006).
Generasi Inferensi
- Anak-anak dengan ADHD menghasilkan lebih sedikit kesimpulan penting selama pemahaman cerita, yang memengaruhi kemampuan mereka untuk memahami dan mengingat cerita. Defisit dalam menghasilkan kesimpulan penjelasan ini merupakan faktor penting dalam tantangan pemahaman cerita mereka (Neste et al., 2015).
- Kemampuan untuk membuat kesimpulan sangat penting untuk memahami tujuan karakter dan hubungan kausal antara peristiwa, yang sering tersirat dalam narasi (Neste et al., 2015).
Implikasi Akademik
- Kesulitan akademik yang dialami oleh anak-anak dengan ADHD terkait dengan defisit pemahaman cerita mereka. Tantangan ini tetap ada meskipun intervensi berfokus pada pengurangan perilaku mengganggu dan meningkatkan perhatian(Berthiaume, 2006).
- Intervensi yang efektif harus mengatasi defisit spesifik dalam keterampilan pemahaman cerita, seperti pembuatan inferensi dan organisasi naratif, untuk meningkatkan hasil akademik bagi anak-anak dengan ADHDÂ (Berthiaume, 2006).
Sementara anak-anak dengan ADHD dapat memahami ide-ide utama cerita, pemahaman mereka seringkali dangkal karena kesulitan dengan produksi naratif, organisasi, dan generasi inferensi. Tantangan ini berakar pada defisit fungsi eksekutif dan perhatian, yang merupakan gejala inti ADHD. Mengatasi defisit spesifik ini melalui intervensi yang ditargetkan dapat meningkatkan pemahaman cerita dan kinerja akademik secara keseluruhan. Namun, penting untuk dicatat bahwa perbedaan individu ada, dan beberapa anak dengan ADHD dapat menunjukkan berbagai tingkat kemampuan pemahaman tergantung pada tingkat keparahan gejala mereka dan adanya intervensi suportif.