Pertanyaan apakah anak-anak hiperaktif yang sering bermimpi dapat belajar membaca dengan baik itu kompleks dan beragam, melibatkan interaksi faktor kognitif, perilaku, dan pendidikan. Hiperaktif, sering dikaitkan dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), dapat memengaruhi kemampuan membaca karena defisit perhatian, fungsi eksekutif, dan memori kerja. Namun, hubungan antara hiperaktif dan keterampilan membaca tidak sepenuhnya negatif, karena beberapa anak hiperaktif dapat mengembangkan kemampuan membaca yang unik, seperti hiperleksia. Gambaran ini akan mengeksplorasi berbagai faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca pada anak-anak hiperaktif, diambil dari makalah penelitian yang disediakan.
Dampak ADHD pada Kemampuan Membaca
- ADHD, ditandai dengan kurangnya perhatian dan hiperaktif, sering hidup berdampingan dengan gangguan membaca seperti disleksia, mempengaruhi akuisisi membaca, keterampilan decoding, dan pemahaman (“[The impact of ADHD on reading].”, 2023).
- Anak-anak dengan ADHD mungkin kesulitan dengan pemahaman membaca karena kesulitan dalam membangun representasi mental yang koheren, sebagian besar dikaitkan dengan defisit memori kerja (Miller et al., 2013).
- Fungsi eksekutif, termasuk memori kerja dan perhatian, memainkan peran penting dalam pemahaman membaca, dengan kefasihan verbal menjadi prediktor kuat keberhasilan membaca pada anak-anak dengan ADHDÂ (A et al., 2010).
Pemahaman Membaca dan Proses Kognitif
- Anak-anak hiperaktif sering menunjukkan defisit dalam pemahaman membaca, terutama dalam mengingat informasi sentral, yang terkait dengan memori kerja dan kecepatan pemrosesan kognitif (Miller et al., 2013).
- Terlepas dari tantangan ini, beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak hiperaktif dapat meningkatkan pemahaman membaca melalui intervensi yang ditargetkan, seperti praktik membaca lisan (Dubey & O’Leary, 1975).
Hiperleksia dan Kemampuan Membaca Unik
- Anak-anak hiperleksik, yang mungkin juga menunjukkan perilaku hiperaktif, sering belajar membaca pada usia dini dengan sedikit instruksi formal. Mereka menunjukkan keterampilan pemrosesan visual-ortografi dan fonologis yang kuat, meskipun pemahaman mereka mungkin terbatas pada kata dan kalimat tunggal(Goldberg & Rothermel, 1984).
- Kehadiran hiperleksia pada beberapa anak hiperaktif menunjukkan bahwa meskipun mereka mungkin menghadapi tantangan dalam pemahaman membaca, mereka dapat unggul dalam proses terkait membaca tertentu, seperti dekoding (Goldberg & Rothermel, 1984).
Strategi dan Intervensi Pendidikan
- Pendidikan literasi yang efektif untuk anak-anak hiperaktif membutuhkan pendekatan yang disesuaikan yang memenuhi kebutuhan kognitif dan perilaku mereka yang unik. Guru dan psikolog memainkan peran penting dalam memfasilitasi keterampilan membaca dan menulis melalui kegiatan literasi terstruktur (Silva et al., 2024).
- Intervensi yang berfokus pada peningkatan fungsi eksekutif, seperti memori kerja dan perhatian, dapat meningkatkan pemahaman membaca pada anak-anak dengan ADHD(A et al., 2010).
Sementara anak-anak hiperaktif, terutama mereka dengan ADHD, sering menghadapi tantangan dalam belajar membaca, mereka masih dapat mengembangkan keterampilan membaca yang kuat dengan dukungan dan intervensi yang tepat. Kehadiran hiperleksia pada beberapa anak hiperaktif menyoroti potensi kemampuan membaca yang unik, meskipun kesulitan dalam pemahaman. Memahami dasar-dasar kognitif dan perilaku membaca pada anak-anak hiperaktif sangat penting untuk mengembangkan strategi pendidikan yang efektif yang memenuhi kebutuhan spesifik mereka.