Anak-anak dengan keterbelakangan mental dapat menguasai konsep berhitung dasar, tetapi waktu yang dibutuhkan dan tingkat penguasaan dapat bervariasi secara signifikan berdasarkan beberapa faktor, termasuk tingkat keparahan cacat intelektual, jenis metode pengajaran yang digunakan, dan usia mental anak. Penelitian menunjukkan bahwa sementara anak-anak dengan disabilitas intelektual dapat mempelajari konsep penghitungan dan angka dasar, kemajuan mereka seringkali lebih lambat dibandingkan dengan anak-anak yang biasanya berkembang. Penggunaan strategi instruksional khusus dapat meningkatkan hasil pembelajaran mereka. Di bawah ini adalah wawasan utama dari penelitian tentang topik ini.
Pola Perkembangan dan Usia Mental
- Anak-anak penyandang cacat intelektual menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam keterampilan berhitung awal berdasarkan usia mental mereka. Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak dengan usia mental kurang dari 4,5 tahun mungkin tidak sepenuhnya memahami prinsip-prinsip tatanan stabil atau kardinalitas, yang merupakan dasar untuk menghitung (Baroody, 1986)].
- Sebuah studi yang melibatkan anak-anak dengan usia mental mulai dari 4,5 hingga 7 tahun menemukan bahwa seiring bertambahnya usia mental, begitu pula pemahaman keterampilan numerik awal. Hal ini menunjukkan bahwa usia mental merupakan faktor penting dalam pengembangan keterampilan berhitung pada anak-anak dengan disabilitas intelektual (Charitaki et al., 2023).
Metode Instruksional dan Kurikulum
- Penggunaan kurikulum matematika yang diurutkan secara hierarkis telah terbukti lebih efektif daripada metode pengajaran tradisional. Dalam sebuah penelitian, anak-anak yang menerima instruksi melalui kurikulum terstruktur menguasai lebih banyak tujuan dibandingkan dengan mereka yang diajarkan menggunakan teknik konvensional (Singh & Ahrens, 1979).
- Instruksi berbantuan komputer (CAI) juga efektif dalam mengajarkan aritmatika sederhana kepada anak-anak dengan keterbelakangan mental. Program CAI yang mencakup umpan balik langsung dan penguatan telah terbukti meningkatkan dan mempertahankan keterampilan aritmatika dari waktu ke waktu (Leung, 1994).
Keterampilan Menghitung dan Konsep Angka
- Anak-anak dengan cacat intelektual sedang dapat mengembangkan keterampilan menghitung dan memahami konsep angka, meskipun pola belajar mereka mungkin berbeda dari anak-anak yang biasanya berkembang. Mereka sering menggunakan korespondensi satu-ke-satu dan prinsip-prinsip tatanan stabil, dan mereka dapat memahami prinsip utama sampai batas tertentu (Bashash et al., 2003).
- Kemampuan aritmatika anak-anak dengan keterbelakangan mental sering sebanding dengan anak-anak yang biasanya berkembang pada usia mental yang sama, meskipun mereka mungkin menggunakan strategi yang berbeda untuk memecahkan masalah (Cruickshank, 1948).
Pendekatan Individual dan Adaptif
- Kurikulum berhitung individual, seperti adaptasi dari program Pemulihan Matematika, telah menunjukkan harapan dalam meningkatkan keterampilan berhitung pada anak-anak dengan cacat intelektual yang parah. Program-program ini disesuaikan dengan kebutuhan individu anak dan telah terbukti menghasilkan perbaikan yang langgeng (Tzanakaki et al., 2014).
Sementara anak-anak dengan keterbelakangan mental dapat mempelajari konsep berhitung dasar, kemajuan mereka seringkali lebih lambat dan membutuhkan pendekatan instruksional yang lebih disesuaikan. Efektivitas pendekatan ini dapat bervariasi, dan penelitian berkelanjutan diperlukan untuk menyempurnakan dan mengembangkan metode baru untuk mendukung pembelajaran anak-anak ini. Selain itu, variabilitas dalam hasil pembelajaran menyoroti pentingnya mempertimbangkan perbedaan individu dan kebutuhan akan strategi pendidikan yang dipersonalisasi.