Memahami perkembangan membaca anak dengan keterbelakangan mental melibatkan penilaian berbagai faktor kognitif dan lingkungan yang mempengaruhi proses belajar mereka. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dengan disabilitas intelektual menghadapi tantangan unik dalam pengembangan membaca, tetapi dengan intervensi dan strategi pendidikan yang tepat, mereka dapat membuat kemajuan yang signifikan. Bagian berikut menguraikan aspek-aspek kunci dalam menilai dan mendukung perkembangan membaca pada anak-anak ini.
Faktor Kognitif dan Linguistik
- Penguraian dan Pemahaman: Anak-anak penyandang cacat intelektual sering berjuang dengan decoding dan pemahaman bacaan. Studi menunjukkan bahwa sementara beberapa anak mungkin mencapai tingkat tinggi dalam keterampilan decoding, pemahaman dan kosa kata dapat terus berkembang seiring bertambahnya usia dan kapasitas mental (Nilsson et al., 2024).
- Keterampilan Literasi Dasar: Pemahaman membaca pada anak-anak penyandang cacat intelektual dipengaruhi oleh decoding, pemahaman mendengarkan, dan keterampilan melek huruf dasar seperti kesadaran fonologis dan kosakata (Wingerden et al., 2018).
- Penalaran Nonverbal: Kemampuan penalaran nonverbal juga berperan dalam pengembangan membaca, menunjukkan bahwa keterampilan kognitif di luar bahasa dapat memengaruhi pemahaman baca (Wingerden et al., 2018).
Intervensi Pendidikan
- Instruksi Membaca Komprehensif : Studi longitudinal telah menunjukkan bahwa instruksi membaca yang konsisten, eksplisit, dan komprehensif dapat mengarah pada peningkatan yang signifikan dalam keterampilan membaca untuk anak-anak dengan disabilitas intelektual (Allor et al., 2010).
- Pendekatan Multimedia dan Multisensoris: Program seperti MESE (Multimedia dalam Pendidikan untuk Pendidikan Khusus) memanfaatkan teori bahasa utuh dan konsep multisensori untuk meningkatkan keterampilan membaca pada anak-anak dengan keterbelakangan mental, menunjukkan efektivitas dalam lingkungan belajar individual dan mandiri (Munir & Rohendi, 2015).
- Program Membaca Terstruktur: Program seperti DISTAR dan Rebus, yang menekankan format terstruktur dan instruksi yang dipersonalisasi, telah berhasil mengajar membaca kepada anak-anak dengan keterbelakangan sedang (Apffel, 1975).
Pengaruh Lingkungan dan Sosus
- Penekan Keluarga dan Lingkungan: Anak-anak dengan keterbelakangan membaca sering mengalami kondisi keluarga yang merugikan dan stres lingkungan, yang dapat memengaruhi perkembangan membaca mereka. Tingkat pendidikan ibu dan faktor stres anak usia dini merupakan penentu yang signifikan (G & Mh, 1994).
- Perkembangan Sosus dan Emosional: Perkembangan sosial dan emosional anak-anak dengan keterbelakangan mental dapat mempengaruhi proses belajar mereka, termasuk membaca. Lingkungan sosial yang mendukung dan pengembangan perilaku adaptif sangat penting untuk kemajuan pendidikan mereka (Burack et al., 1998).
Tantangan dan Pertimbangan
Meskipun kemajuan signifikan dapat dibuat, tantangan tetap ada dalam perkembangan membaca anak-anak dengan keterbelakangan mental. Faktor-faktor seperti gangguan pendengaran, gejala kejiwaan tambahan, dan gangguan perilaku dapat mempersulit proses belajar (G & Mh, 1994) (Wingerden-Fontein et al., 2018). Selain itu, dataran tinggi yang diamati dalam keterampilan kognitif tertentu seperti decoding menunjukkan bahwa intervensi yang disesuaikan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan perkembangan spesifik(Nilsson et al., 2024). Memahami kompleksitas ini sangat penting bagi pendidik dan pengasuh untuk memberikan dukungan yang efektif dan mendorong perkembangan membaca pada anak-anak dengan cacat intelektual.