A child's crayon drawing expressing love for parents on a fridge door.

Bagaimana Cara Mengajarkan Anak Sindrom Down Menulis Nama Mereka Sendiri?

Mengajar anak dengan sindrom Down untuk menulis nama mereka sendiri melibatkan pendekatan terstruktur yang menggabungkan teori pendidikan dan strategi praktis. Proses ini membutuhkan kesabaran, kreativitas, dan penggunaan teknik multi-indera untuk melibatkan anak secara efektif. Penelitian menunjukkan bahwa intervensi yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik anak, seperti yang didasarkan pada zona perkembangan proksimal Vygotsky dan teori pemrosesan informasi, dapat secara signifikan membantu dalam mengembangkan keterampilan menulis. Bagian berikut menguraikan strategi dan pertimbangan utama untuk mengajarkan penulisan nama kepada anak dengan sindrom Down.

Strategi Intervensi

  • Intervensi Empat Langkah: Sebuah studi yang dilakukan di Malaysia menggunakan strategi intervensi empat langkah untuk mengajar murid sindrom Down menulis huruf “H” atas namanya. Strategi ini termasuk latihan pemanasan motorik halus, pengenalan surat, latihan terpandu, dan latihan pensil kertas. Intervensi berhasil membantu murid menulis surat dengan jelas, menunjukkan efektivitas pendekatan langkah-demi-langkah yang terstruktur (Echee & Shaik-Abdullah, 2020) (Echee & Shaik-Abdullah, n.d.).

  • Program Tulisan Tangan Tanpa Air Mata® : Program ini, dikombinasikan dengan prosedur meniru, melacak, menyalin, dan memori, digunakan untuk mengajar siswa prasekolah dengan keterlambatan perkembangan untuk menulis namanya. Keberhasilan program ini menyoroti pentingnya menggunakan kurikulum mapan yang berfokus pada keterampilan pratulisan dan tulisan tangan, yang dapat disesuaikan untuk anak-anak dengan sindrom Down (Steele et al., 2015).

Pendekatan Multi-Sensorik

  • Menggabungkan Teknik Multi-Sensor: Penggunaan pendekatan multi-sensorik, yang melibatkan banyak indera secara bersamaan, dapat membuat pembelajaran lebih bermakna dan menarik bagi anak-anak dengan kebutuhan pendidikan khusus. Pendekatan ini dapat mencakup aktivitas sentuhan, alat bantu visual, dan isyarat pendengaran untuk memperkuat pembelajaran (Echee & Shaik-Abdullah, 2020) (Echee & Shaik-Abdullah, n.d.).

  • Alat dan Kenang-Kenangan: Membuat alat pendidikan yang juga berfungsi sebagai kenang-kenangan dapat memotivasi anak-anak untuk terlibat dalam proses pembelajaran. Alat-alat ini dapat membantu anak-anak melihat kemajuan mereka dan bangga dengan pencapaian mereka, yang sangat penting untuk mempertahankan motivasi (Carlo, 2008).

Pertimbangan Perkembangan

  • Penulisan Nama Awal: Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak sering belajar menulis nama mereka sendiri sebelum kata lain, dan keterampilan ini dapat mendorong perkembangan menulis secara umum. Mendorong anak-anak untuk menulis nama mereka dapat berfungsi sebagai dasar untuk keterampilan melek huruf lebih lanjut (Levin et al., 2005) (Both, 2006).

  • Simbolisasi Nama: Memahami bagaimana transisi anak-anak dari melihat nama mereka sebagai gambar ke simbol adalah penting. Transisi ini melibatkan pengenalan huruf dalam nama mereka dan memahami makna simbolisnya, yang merupakan langkah penting dalam pengembangan literasi (Alencar, 2012).

Perspektif yang Lebih Luas

Sementara intervensi terstruktur dan pendekatan multi-sensorik efektif, penting juga untuk mempertimbangkan kebutuhan dan preferensi individu setiap anak. Beberapa anak mungkin merespon lebih baik terhadap berbagai jenis rangsangan atau membutuhkan lebih banyak waktu untuk menguasai keterampilan tertentu. Selain itu, keterlibatan orang tua dan pengasuh dalam proses pembelajaran dapat memberikan dukungan dan penguatan tambahan di rumah. Sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan mendorong yang menumbuhkan kepercayaan diri dan kemauan anak untuk belajar.

Echee, M., & Shaik-Abdullah, S. (2020). She’s twelve and she can’t write: action research exploration to mediate special educational needs pupil to learn to write. https://doi.org/10.32890/PR2019.1.0.8104
Echee, M., & Shaik-Abdullah, S. (n.d.). She’s twelve and she can’t write:an action research exploration to mediate special educational needs pupil to learn to write. https://doi.org/10.32890/pr2019.1.1
Steele, E. C., McLaughlin, T. F., Derby, K. M., Weber, K. P., Donica, D. K., & McKenzie, M. (2015). Employing Handwriting without Tears® to Teach a 4-Year-Old Preschool Student to Write His Name with the Appropriate Size, Shape, and Form Combined with an Imitate/Trace/Copy/Memory Procedure. Journal of Educational Psychology. https://doi.org/10.26634/JPSY.8.4.3267
Carlo, A. D. (2008). Child’s name writing educational practice and learning tool and keepsake.
Levin, I., Vries, A. B., Aram, D., & Bus, A. G. (2005). Writing starts with own name writing: From scribbling to conventional spelling in Israeli and Dutch children. Applied Psycholinguistics. https://doi.org/10.1017/S0142716405050253
Both, A. C. (2006). It’s all in the name : early writing: from imitating print to phonetic writing.
Alencar, C. M. B. de. (2012). Da imagem ao símbolo: a escrita do nome próprio por crianças de três anos. https://doi.org/10.11606/D.48.2012.TDE-26062012-160819
Scroll to Top