Memahami perkembangan kemampuan membaca pada anak-anak dengan sindrom Down melibatkan pemeriksaan berbagai faktor kognitif, linguistik, dan pendidikan. Penelitian menunjukkan bahwa sementara anak-anak dengan sindrom Down dapat belajar membaca, mereka sering menghadapi tantangan unik dan menunjukkan profil kekuatan dan kelemahan yang berbeda. Ini termasuk keterampilan memori visual yang lebih kuat dan tantangan dengan kesadaran fonologis dan keterampilan bahasa. Perkembangan keterampilan membaca pada populasi ini dipengaruhi oleh kombinasi kemampuan kognitif individu, praktik pendidikan, dan intervensi awal. Di bawah ini adalah aspek-aspek kunci yang berkontribusi untuk memahami dan mendukung perkembangan membaca pada anak-anak dengan sindrom Down.
Faktor Kognitif dan Linguistik
- Profil Kognitif: Anak-anak dengan sindrom Down biasanya memiliki keterampilan visual yang lebih kuat daripada keterampilan verbal, yang dapat mempengaruhi perkembangan membaca mereka. Kosakata reseptif mereka seringkali lebih kuat daripada bahasa ekspresif dan keterampilan tata bahasa, yang dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk memecahkan kode dan memahami teks (Snowling & Henderson, 2008).
- Kesadaran Fonologis: Keterampilan ini sangat penting untuk perkembangan membaca dan sering menjadi tantangan bagi anak-anak dengan sindrom Down. Studi menunjukkan bahwa keterampilan segmentasi fonem yang lebih baik dikaitkan dengan kemampuan membaca lisan yang unggul (Cupples & Iacono, 2000). Kesadaran fonologis, bersama dengan pemahaman mendengarkan, memprediksi pemahaman bacaan dari waktu ke waktu (Laws et al., 2016).
- Pengetahuan Kosakata dan Surat: Kosakata awal dan pengetahuan huruf adalah prediktor signifikan dari awal membaca. Anak-anak yang mengembangkan keterampilan decoding awal cenderung memiliki kosakata dan pengetahuan huruf yang unggul dibandingkan dengan non-pembaca (Næss et al., 2021).
Praktik Pendidikan dan Instruksional
- Pendidikan Mainstream: Anak-anak dengan sindrom Down yang menghadiri sekolah umum sering mencapai tingkat melek huruf yang lebih tinggi daripada anak-anak di sekolah khusus. Hal ini dikaitkan dengan lingkungan inklusif dan paparan kegiatan literasi tipikal (Buckley, 2001).
- Peran Ahli Patologi Bicara (SLP) : SLP memainkan peran penting dalam mendukung pengembangan membaca dengan berfokus pada kesadaran fonologis dan keterampilan decoding. Mereka juga bekerja dengan keluarga untuk menciptakan lingkungan literasi rumah yang kaya (Loveall & Barton-Hulsey, 2021).
- Intervensi Literasi Awal : Memperkenalkan literasi sebagai kegiatan pengajaran bahasa di tahun-tahun prasekolah dapat mengarah pada tingkat pencapaian yang lebih tinggi. Namun, kemajuan signifikan dapat dibuat pada usia berapa pun, dan banyak pemula terlambat mencapai tingkat literasi fungsional (Buckley, 2001).
Pengembangan dan Tantangan Membaca
- Pemahaman Membaca: Anak-anak dengan sindrom Down sering memiliki pemahaman membaca yang lebih buruk dibandingkan dengan teman sebaya yang biasanya berkembang, bahkan ketika dicocokkan pada kemampuan membaca kata. Ini terkait dengan tantangan dalam pemahaman mendengarkan dan kesadaran fonologis (Laws et al., 2016).
- Variabilitas dalam Keterampilan Membaca: Ada variabilitas luas dalam kemampuan membaca di antara anak-anak dengan sindrom Down. Bahasa adalah prediktor kemampuan membaca yang lebih kuat dalam kelompok ini dibandingkan dengan anak-anak yang biasanya berkembang (Boudreau, 2002).
Sementara pengembangan keterampilan membaca pada anak-anak dengan sindrom Down menghadirkan tantangan, itu juga menawarkan peluang untuk intervensi dan dukungan yang ditargetkan. Variabilitas dalam kemampuan membaca menunjukkan bahwa strategi pendidikan yang dipersonalisasi dapat efektif. Selain itu, peran pendidikan inklusif dan intervensi dini menyoroti potensi anak-anak dengan sindrom Down untuk mencapai tingkat literasi fungsional. Namun, penting untuk dicatat bahwa meskipun membaca dapat mendukung perkembangan bahasa, ada bukti terbatas bahwa itu secara signifikan meningkatkan keterampilan bahasa dan memori dalam populasi ini (Byrne et al., 2002).