Menyeimbangkan pembelajaran berhitung dengan kegiatan lain untuk anak-anak dengan autisme melibatkan mengintegrasikan strategi dan alat pendidikan khusus yang memenuhi kebutuhan belajar unik mereka. Keseimbangan ini sangat penting untuk memastikan bahwa anak-anak dengan autisme tidak hanya mengembangkan keterampilan berhitung yang penting tetapi juga terlibat dalam berbagai kegiatan yang mendukung perkembangan mereka secara keseluruhan. Penggunaan teknologi, kurikulum individual, dan praktik pendidikan inklusif adalah komponen kunci dalam mencapai keseimbangan ini. Pendekatan ini membantu mempertahankan keterlibatan dan motivasi sambil menyediakan lingkungan belajar yang terstruktur namun fleksibel. Di bawah ini adalah beberapa strategi dan wawasan dari penelitian terbaru tentang cara menyeimbangkan kebutuhan pendidikan ini secara efektif.
Penggunaan Teknologi dan Alat Bantu
- Aplikasi TalNA adalah contoh aplikasi pembelajaran seluler yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan berhitung pada anak-anak dengan autisme. Ini memberikan pengalaman belajar yang dipersonalisasi dan pemantauan kemajuan jarak jauh, yang membantu menjaga konsistensi dan struktur pendidikan (Kamaruzaman et al., 2023).
- Penggunaan perangkat digital seperti iPod untuk jadwal kegiatan dapat membantu anak-anak dengan autisme secara mandiri mengikuti kegiatan rekreasi, mempromosikan berhitung dan keterampilan lainnya dengan cara yang dapat diterima secara sosial (Carlile et al., 2013).
- Strategi permainan, termasuk gamifikasi dan simulator, telah terbukti meningkatkan pengalaman belajar untuk anak-anak autis, membuat pembelajaran lebih menarik dan efektif (Honorato et al., 2024).
Kurikulum Individual dan Metode Pengajaran
- Kurikulum individual, seperti program Pemulihan Matematika yang disesuaikan, telah terbukti meningkatkan kemampuan matematika pada anak-anak dengan autisme. Pendekatan ini memungkinkan pengajaran intensif dan personal yang memenuhi kebutuhan spesifik setiap anak (Tzanakaki et al., 2014).
- Kerangka kerja leFCA menekankan penggunaan intervensi berbantuan komputer untuk mengajarkan keterampilan dan konsep dasar, memungkinkan anak-anak untuk belajar dengan kecepatan mereka sendiri dan menggeneralisasi keterampilan di berbagai lingkungan yang berbeda (Hulusic & Pistoljevic, 2012).
Pendidikan Inklusif dan Interpretasi Lintas Budaya
- Pendidikan inklusif untuk anak-anak dengan autisme harus didasarkan pada pemahaman tentang kebutuhan unik mereka, dengan akses ke strategi dan bantuan bantu. Guru memainkan peran penting sebagai penerjemah lintas budaya, memfasilitasi komunikasi antara siswa autis, teman sebaya mereka, dan komunitas yang lebih luas (Barua et al., 2019)].
- Strategi praktis untuk mengajar anak-anak dengan autisme termasuk mengelola perilaku, mengajar keterampilan sosial, dan menggunakan analisis perilaku terapan untuk memodifikasi perilaku dan meningkatkan pembelajaran (Ashcroft et al., 2009).
Integrasi Pembelajaran ke dalam Rutinitas Harian
- Memasukkan strategi intervensi ke dalam rutinitas sehari-hari dan memberikan penguatan alami yang bermakna adalah strategi yang efektif untuk mendukung anak-anak dengan autisme. Pendekatan ini membantu menyeimbangkan pembelajaran terstruktur dengan kebaruan pengalaman sehari-hari (Bottema-Beutel & Crowley, 2020).
- Program pendidikan orang tua-anak menggunakan teknik terapi naturalistik telah menunjukkan bahwa bahkan sesi mingguan yang terbatas dapat mengarah pada peningkatan berkelanjutan dalam perilaku komunikasi sosial (Vismara et al., 2009).
Sementara strategi ini memberikan pendekatan komprehensif untuk menyeimbangkan pembelajaran berhitung dengan kegiatan lain, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan dan preferensi individu setiap anak. Integrasi teknologi dan metode pengajaran yang dipersonalisasi harus disesuaikan dengan minat dan kemampuan anak untuk memaksimalkan keterlibatan dan hasil pembelajaran. Selain itu, membina lingkungan inklusif yang mendukung perkembangan akademik dan sosial sangat penting untuk pertumbuhan holistik anak-anak dengan autisme.