Anak-anak dengan keterbelakangan mental memang membutuhkan bimbingan khusus dalam belajar membaca, karena kebutuhan belajar mereka berbeda secara signifikan dari anak-anak yang biasanya berkembang. Tantangan unik yang mereka hadapi memerlukan strategi dan materi instruksional yang disesuaikan untuk memfasilitasi akuisisi membaca yang efektif. Bimbingan khusus ini sangat penting untuk sosialisasi dan kemampuan mereka untuk berfungsi secara mandiri dalam masyarakat. Bagian berikut menguraikan kebutuhan dan strategi khusus untuk mengajar membaca kepada anak-anak dengan keterbelakangan mental.
Karakteristik dan Tantangan
- Anak-anak dengan keterbelakangan mental sering menunjukkan karakteristik berbeda yang mempengaruhi kemampuan membaca mereka, seperti kesulitan dalam diskriminasi pendengaran dan visual, dan ketergantungan pada menghafal daripada memahami konsep abstrak (Kirk, 1939) (Mason, 1977).
- Gangguan emosional, kerusakan otak, dan cacat pendengaran dapat semakin mempersulit akuisisi membaca, memerlukan pengenalan dan intervensi dini (Nicholls, 1962).
Strategi Instruksional
- Program membaca yang efektif untuk anak-anak terbelakang mental sering menggabungkan modifikasi metode pengajaran tradisional, menekankan pendekatan multisensori dan instruksi individual(Munir & Rohendi, 2015)Â (Singh & Singh, 1986).
- Teknik seperti metode seluruh kata, fonik, dan pembacaan berulang digunakan untuk meningkatkan pengenalan kata dan kefasihan baca (Singh & Singh, 1986) (Stanovich, 1985).
- Penggunaan alat pendidikan multimedia, seperti program MESE, telah menunjukkan harapan dalam meningkatkan keterampilan membaca dengan menyediakan lingkungan belajar yang terstruktur, menarik, dan serba sendiri (Munir & Rohendi, 2015)].
Pentingnya Bahan yang Disesuaikan
- Bahan bacaan harus disesuaikan dengan tingkat kognitif dan kecepatan belajar anak-anak terbelakang mental. Ini termasuk menggunakan buku yang dapat diprediksi dan sumber daya lain yang selaras dengan strategi kognitif mereka dan membantu membangun sikap positif terhadap baca (McClure, 1985).
- Instruksi terprogram dan teori pembelajaran empiris telah efektif dalam mengajarkan keterampilan membaca dasar kepada anak-anak yang sering dianggap tidak dapat dididik, menyoroti pentingnya intervensi pendidikan yang disesuaikan (Hewett et al., 1967).
Peran Strategi Kognitif
- Pembaca yang terbelakang mental sering mengandalkan strategi menghafal, yang dapat menyebabkan membaca yang tidak efisien. Instruksi harus fokus pada pengembangan strategi kognitif yang lebih efektif, seperti pengkodean fonologis, untuk meningkatkan pemahaman baca (Mason, 1977) (Stanovich, 1985).
- Integrasi isyarat gambar dan sistem membaca logografi dapat mendukung pengembangan keterampilan membaca dengan menyediakan alat bantu visual yang melengkapi instruksi verbal (Stanovich, 1985).
Sementara bimbingan khusus sangat penting untuk mengajar membaca kepada anak-anak dengan keterbelakangan mental, penting untuk menyadari bahwa tidak semua kesulitan membaca pada anak-anak dengan cacat intelektual disebabkan oleh keterbelakangan mental itu sendiri. Ketidakmampuan membaca spesifik, seperti disleksia, dapat terjadi secara independen dari gangguan kognitif umum dan memerlukan intervensi yang berbeda (Tc et al., 1980). Memahami beragam kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh anak-anak ini sangat penting untuk mengembangkan strategi pendidikan yang efektif yang mempromosikan keberhasilan membaca mereka dan perkembangan secara keseluruhan.