Membantu anak-anak dengan autisme memahami struktur kalimat dalam tulisan melibatkan pendekatan multifaset yang menggabungkan strategi pengajaran terstruktur, pembelajaran multisensori, dan teknik penguatan. Metode ini bertujuan untuk mengatasi tantangan unik yang dihadapi oleh anak-anak dengan autisme, seperti kesulitan dalam memahami konsep abstrak dan nuansa sosial dalam bahasa. Dengan menggunakan kombinasi strategi pengajaran inovatif dan teknologi pendukung, pendidik dan pengasuh dapat meningkatkan keterampilan menulis anak-anak dengan autisme, memungkinkan mereka untuk membangun kalimat yang terbentuk dengan baik dan meningkatkan ekspresi tertulis mereka secara keseluruhan.
Strategi Pengajaran Terstruktur
- Instruksi Tata Bahasa Tingkat Kalimat: Kurikulum komprehensif yang berfokus pada tata bahasa tingkat kalimat dapat bermanfaat. Ini termasuk mengajarkan kata benda tunggal dan jamak, kalimat subjek-predikat, bentuk kata kerja, dan kata ganti. Program SentenceWeaver adalah contoh alat perangkat lunak yang mengotomatiskan instruksi dan umpan balik, mengoptimalkan proses pembelajaran untuk anak-anak dengan autisme (“Towards a Novel, Comprehensive Curriculum for Putting Words Into Sentences”, 2022).
- Strategi POW: Strategi POW (Pick + Organize + Write) efektif dalam mengajarkan keterampilan ekspresi tertulis. Ini memberikan rutinitas kognitif yang membantu siswa merencanakan dan mengatur tulisan mereka, yang sangat penting bagi anak-anak dengan autisme yang mungkin berjuang dengan kompleksitas tugas menulis (Gökmen & Citil, 2022).
Pendekatan Pembelajaran Multisensori
- Representasi Visual dan Auditori: Anak-anak dengan autisme sering mendapat manfaat dari teknik pembelajaran multisensori yang menggabungkan elemen visual dan pendengaran. Pendekatan ini membantu mereka lebih memahami dan memvisualisasikan struktur kalimat, karena mereka cenderung memahami konsep lebih efektif melalui gambar dan suara daripada teks saja (Silva & Dissanayaka, 2018).
- Sistem Adegan Teks-ke-3D: Sistem ini mengubah teks menjadi adegan 3D, memberikan representasi visual kalimat. Ini dapat sangat membantu bagi pelajar visual, memungkinkan mereka untuk lebih memahami struktur dan makna kalimat (Silva & Dissanayaka, 2018).
Penguatan dan Petunjuk Imitatif
- Penguatan Kontingen: Menggunakan penguatan dan petunjuk imitatif dapat secara signifikan meningkatkan penggunaan kalimat sederhana dan majemuk. Teknik-teknik ini mendorong penggunaan kalimat yang benar dan secara bertahap dapat memudar saat anak menjadi lebih mahir (Stevens-Long & Rasmussen, 1974).
- Paket Instruksial: Paket instruksional yang disesuaikan telah terbukti efektif dalam mengajarkan konstruksi kalimat kepada anak-anak dengan autisme. Paket-paket ini sering mencakup strategi penguatan dan telah menunjukkan keberhasilan dalam meningkatkan konstruksi kalimat tertulis dan lisan (Pennington & Rockhold, 2018).
Tantangan dan Pertimbangan
Sementara pengajaran terstruktur dan pendekatan multisensori efektif, penting untuk mengenali perbedaan individu di antara anak-anak dengan autisme. Beberapa anak mungkin unggul dalam menulis ketika mereka termotivasi oleh minat pribadi, seperti yang terlihat pada blogger autis yang sering menulis dengan gaya yang lebih kompleks daripada rekan-rekan neurotipikal mereka (Caldwell-Harris & Posner, 2024)]. Selain itu, mengembangkan kosakata yang kaya sangat penting untuk meningkatkan pemahaman bacaan dan konstruksi kalimat, karena kedalaman kosakata dapat memiliki efek bertingkat pada kemampuan anak untuk memahami dan membangun kalimat (Davidson & Weismer, 2017). Oleh karena itu, metode pengajaran yang dipersonalisasi dan adaptif yang memenuhi kekuatan dan tantangan unik setiap anak sangat penting untuk menumbuhkan keterampilan menulis mereka.