Menciptakan rutinitas penghitungan harian untuk anak dengan keterbelakangan mental melibatkan mengintegrasikan kegiatan praktis, menarik, dan konsisten yang memenuhi kebutuhan perkembangan anak. Tujuannya adalah untuk menggunakan konteks dan materi kehidupan nyata untuk membuat menghitung menjadi keterampilan yang bermakna dan fungsional. Pendekatan ini tidak hanya membantu dalam belajar tetapi juga membantu anak menerapkan keterampilan ini dalam situasi sehari-hari. Bagian berikut menguraikan strategi dan pertimbangan utama untuk mengembangkan rutinitas semacam itu.
Penggunaan Objek dan Konteks Kehidupan Nyata
- Menggabungkan benda-benda kehidupan nyata, seperti makanan ringan atau barang-barang rumah tangga, dapat membuat penghitungan lebih relevan dan menarik bagi anak-anak dengan keterbelakangan mental. Misalnya, menggunakan makanan ringan di ruang kelas memungkinkan anak-anak berlatih berhitung dengan cara yang alami dan menyenangkan, yang dapat meningkatkan pengalaman belajar mereka (Xin & Holmdal, 2003).
- Kegiatan seperti pengiriman makanan ringan dapat memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk berlatih menghitung secara fungsional, membantu mereka memahami aplikasi praktis berhitung dalam kehidupan sehari-hari (Xin & Holmdal, 2003).
Menggabungkan Gerakan dan Alat Bantu Visual
- Menggunakan gerakan dan alat bantu visual dapat efektif dalam mengajarkan keterampilan berhitung. Gerakan dapat berfungsi sebagai petunjuk untuk membimbing anak-anak melalui proses penghitungan, sementara alat bantu visual seperti gambar atau simbol dapat membantu dalam mengenali angka dan kuantitas (Xin & Holmdal, 2003)].
- Jadwal dan jadwal visual juga dapat bermanfaat, karena menyediakan rutinitas terstruktur dan dapat diprediksi yang mendukung pembelajaran dan retensi memori (Roberts, 2012).
Menekankan Prinsip Penghitungan Dasar
- Memahami prinsip-prinsip penghitungan dasar, seperti urutan stabil dan kardinalitas, sangat penting. Namun, anak-anak dengan keterbelakangan mental mungkin berjuang dengan konsep-konsep ini, terutama jika usia mental mereka di bawah ambang tertentu (Baroody, 1986).
- Penting untuk fokus pada pengembangan prinsip urutan stabil dengan mendorong penggunaan urutan angka konvensional dan membantu anak-anak menghargai keunikan setiap angka dalam urutan (Baroody, 1986).
Memanfaatkan Teknologi dan Lingkungan Menyenangkan
- Teknologi, seperti lingkungan virtual, dapat meningkatkan memori dan proses pembelajaran dengan memberikan pengalaman interaktif dan menyenangkan. Lingkungan ini dapat membantu anak-anak menghafal urutan tindakan dan meningkatkan keterlibatan mereka dengan rutinitas harian (Netto et al., 2020).
- Teknologi bantu juga dapat mengatasi tantangan yang dihadapi selama rutinitas sehari-hari, membuat pembelajaran lebih mudah diakses dan efektif untuk anak-anak dengan gangguan perkembangan (Alabbas et al., 2019).
Menerapkan Rutinitas Terstruktur dan Konsisten
- Konsistensi dalam rutinitas sehari-hari adalah kunci untuk memperkuat pembelajaran. Kegiatan terstruktur yang diulang secara teratur dapat membantu anak-anak dengan keterbelakangan mental mengembangkan kemandirian dan kepercayaan diri dalam keterampilan berhitung mereka (Farrag, 2016).
- Intervensi keperawatan dan program pelatihan berkala dapat lebih mendukung pengembangan keterampilan hidup sehari-hari, termasuk menghitung, dengan memenuhi kebutuhan spesifik setiap anak (Farrag, 2016).
Sementara strategi ini memberikan pendekatan komprehensif untuk menciptakan rutinitas penghitungan, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan individu setiap anak. Fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi dalam metode pengajaran sangat penting, karena anak-anak dengan keterbelakangan mental mungkin memerlukan lebih banyak waktu dan latihan untuk menguasai keterampilan dasar (Downing & Peckham-Hardin, 2001). Selain itu, melibatkan orang tua dan pengasuh dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan efektivitas rutinitas ini, karena mereka dapat memberikan dukungan dan penguatan di rumah (Ibañez et al., 2018).