A young boy in casual attire plays with colorful toys on a lawn, enjoying an outdoor moment.

Apakah Menggunakan Spidol Lebih Mudah Bagi Anak Dengan Retardasi Mental Dibandingkan Pensil?

Pertanyaan apakah menggunakan spidol lebih mudah bagi anak-anak dengan keterbelakangan mental daripada menggunakan pensil melibatkan pemahaman antara karakteristik fisik alat menggambar dan kemampuan kognitif dan motorik anak-anak ini. Penelitian menunjukkan bahwa pilihan alat menggambar dapat secara signifikan mempengaruhi kemudahan dan kualitas menggambar untuk anak-anak dengan keterbelakangan mental, meskipun buktinya tidak sepenuhnya konklusif.

Menggambar Karakteristik Implementasi

  • Terapkan Diameter dan Pegangan: Diameter alat menggambar seperti spidol dan pensil dapat mempengaruhi kemudahan penggunaan untuk anak-anak. Spidol, yang seringkali memiliki diameter lebih besar, mungkin lebih mudah digenggam oleh anak-anak, terutama bagi mereka yang memiliki keterampilan motorik halus yang terbatas. Hal ini didukung oleh temuan bahwa anak-anak kecil, termasuk mereka yang cacat intelektual, dapat secara efektif menggunakan instrumen menggambar standar, menunjukkan bahwa spidol mungkin lebih mudah diakses karena ukuran dan kemudahan penanganannya (Readdick, 1989).

  • Penggunaan dan Manipulasi Alat: Kemampuan untuk memanipulasi alat merupakan faktor penting dalam menggambar. Untuk anak-anak dengan keterbelakangan mental yang mendalam, penggunaan alat jarang terjadi tetapi dapat menjadi indikasi potensi untuk pelatihan dan pengembangan lebih lanjut. Ini menunjukkan bahwa alat yang lebih sederhana seperti spidol, yang membutuhkan lebih sedikit presisi daripada pensil, mungkin lebih cocok untuk anak-anak ini (Cleland et al., 1978).

Keterampilan Kognitif dan Motorik

  • Pencocokan Visual dan Haptic: Kemampuan untuk mencocokkan bentuk secara visual dan haptis kurang jelas pada anak-anak dengan keterbelakangan mental dibandingkan dengan teman sebaya yang tidak terbelakang. Ini menunjukkan bahwa kompleksitas tugas dan modalitas (visual vs. haptic) dapat mempengaruhi kinerja. Spidol, yang memberikan garis tebal dan jelas, dapat membantu dalam tugas pencocokan visual dengan menawarkan umpan balik visual yang lebih berbeda daripada pensil (Davidson et al., 1980).

  • Ekspresi Kreatif dan Stimuli Visual: Rangsangan visual dapat meningkatkan ekspresi kreatif pada anak-anak dengan cacat intelektual ringan. Penggunaan spidol, yang sering datang dalam berbagai warna, mungkin merangsang kreativitas lebih efektif daripada pensil, yang biasanya monokrom (Gagić et al., 2015)].

Pertimbangan Pendidikan dan Perkembangan

  • Interaksi Berwujud dan Umpan Balik: Interaksi nyata, di mana tindakan mengarah pada efek yang konsisten, sangat penting untuk belajar pada anak-anak penyandang cacat intelektual. Penanda, yang memberikan umpan balik langsung dan terlihat, mungkin mendukung proses pembelajaran ini lebih baik daripada pensil, yang membutuhkan lebih banyak tekanan dan kontrol untuk menghasilkan tanda yang terlihat (Falcão, 2017).

  • Fungsi Kognitif dan Kompleksitas Tugas: Kompleksitas tugas dan beban kognitif yang dipaksakan adalah pertimbangan penting. Tugas yang lebih sederhana dengan hasil yang jelas, seperti yang dapat dicapai dengan penanda, mungkin lebih cocok untuk anak-anak dengan keterbelakangan mental, yang sering menghadapi tantangan dengan tugas-tugas kompleks dan memerlukan umpan balik langsung dan langsung (“Cognitive «portrait» of children with mental retardation”, 2022).

Sementara penanda dapat menawarkan keuntungan dalam hal kemudahan penggunaan dan umpan balik visual langsung, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan individu setiap anak. Beberapa anak mungkin mendapat manfaat dari ketepatan dan kontrol yang ditawarkan pensil, terutama saat mereka mengembangkan keterampilan motorik halus mereka. Selain itu, pilihan implementasi menggambar harus menjadi bagian dari strategi yang lebih luas yang mencakup rangsangan visual dan interaksi nyata untuk mendukung pembelajaran dan kreativitas pada anak-anak dengan keterbelakangan mental.

Readdick, C. A. (1989). A Descriptive Study of Toddlers and Preschoolers Drawing with Primary and Standard Markers, Pencils and Crayons.
Cleland, C. C., Rago, W. V., & Mukherjee, A. (1978). Tool use in profoundly retarded humans: A method of subgrouping. Bulletin of the Psychonomic Society. https://doi.org/10.3758/BF03329635
Davidson, P. W., R, P., Wiles-Kettenmann, M., & Appelle, S. (1980). Haptic-Visual Shape Matching by Mentally Retarded Children: Exploratory Activity and Complexity Effects. American Journal of Mental Deficiency.
Gagić, S., Japundža-Milisavljević, M., & Đurić-Zdravković, A. (2015). Examples from Visual Surroundings as an Incentive for Children with Mild Intellectual Disability to Express their Creativity in the Art Domain. Croatian Journal of Education-Hrvatski Casopis Za Odgoj i Obrazovanje. https://doi.org/10.15516/CJE.V17I0.1073
Falcão, T. P. (2017). Action-effect mappings in tangible interaction for children with intellectual disabilities. International Journal of Learning Technology. https://doi.org/10.1504/IJLT.2017.089908
Cognitive «portrait» of children with mental retardation. (2022). Лечащий Врач. https://doi.org/10.51793/os.2022.25.4.004
Scroll to Top