Group of children playing soccer on a school field, enjoying outdoor fun and recreation.

Apakah Anak Hiperaktif Bisa Belajar Berhitung Sendiri Tanpa Bantuan Orang Tua Atau Guru?

Seorang anak hiperaktif mungkin menghadapi tantangan dalam belajar mengandalkan sendiri tanpa bantuan orang tua atau guru karena sifat hiperaktif, yang sering melibatkan kesulitan dengan perhatian dan fokus. Sementara anak-anak secara alami ingin tahu dan mampu belajar melalui eksplorasi, bimbingan terstruktur dari orang dewasa dapat secara signifikan meningkatkan proses belajar mereka, terutama di bidang-bidang seperti matematika. Keterlibatan orang tua dan guru sangat penting dalam memberikan dukungan yang diperlukan dan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran. Berikut adalah beberapa aspek utama yang perlu dipertimbangkan:

Peran Orang Tua dan Guru

  • Keterlibatan Orangtua: Orang tua memainkan peran penting dalam perkembangan matematika anak-anak mereka dengan melibatkan mereka dalam kegiatan yang menumbuhkan rasa ingin tahu tentang angka dan bentuk. Mereka dapat membantu anak-anak mengembangkan konsep matematika dan kosa kata melalui kegiatan dan pertanyaan yang disarankan, yang penting untuk proses belajar anak (Ashlock, 1990).
  • Dukungan Guru: Guru berperan penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang mengakomodasi kebutuhan anak-anak yang hiperaktif. Komunikasi yang efektif antara guru dan orang tua sangat penting untuk memastikan bahwa kebutuhan pendidikan anak terpenuhi, dan setiap kesulitan ditangani secara kolaboratif (Park & Park, 2019).

Tantangan untuk Anak Hiperaktif

  • Perhatian dan Fokus: Anak-anak hiperaktif sering berjuang untuk mempertahankan perhatian, yang dapat menghambat kemampuan mereka untuk belajar secara mandiri. Bimbingan terstruktur dari orang dewasa dapat membantu mereka fokus dan terlibat dengan materi dengan lebih efektif (Walker, 1978).
  • Kebutuhan akan Pembelajaran Terstruktur: Sementara anak-anak dapat belajar melalui eksplorasi, anak-anak yang hiperaktif dapat mendapat manfaat lebih dari lingkungan belajar terstruktur di mana orang tua dan guru memberikan bimbingan dan dukungan yang jelas (Ginsburg et al., 2012) (Ashlock, 1990).

Potensi untuk Pembelajaran Mandiri

  • Keingintahuan Alam: Anak-anak, termasuk mereka yang hiperaktif, memiliki rasa ingin tahu alami yang dapat mendorong pembelajaran mereka. Namun, rasa ingin tahu ini perlu dipupuk dan diarahkan untuk memastikan hasil pembelajaran yang efektif (Murray, 2016).
  • Lingkungan Belajar Inovatif: Menciptakan lingkungan belajar yang inovatif dan kreatif dapat membantu anak-anak hiperaktif menjadi lebih terlibat dan termotivasi untuk belajar secara mandiri. Ini melibatkan menumbuhkan iklim yang mendorong eksplorasi dan kreativitas (Kim, 2018).

Sementara anak-anak hiperaktif mungkin memiliki potensi untuk belajar mengandalkan diri mereka sendiri, keterlibatan orang tua dan guru seringkali diperlukan untuk memberikan struktur dan dukungan yang mereka butuhkan. Dukungan ini membantu mereka mengatasi tantangan yang berkaitan dengan perhatian dan fokus, memungkinkan mereka untuk terlibat lebih efektif dengan materi pembelajaran.

Ashlock, R. B. (1990). Parents Can Help Children Learn Mathematics. The Arithmetic Teacher. https://doi.org/10.5951/AT.38.3.0042
Park, B., & Park, M. J. (2019). Child Care Teachers’ Difficulties Communicating with Parents and How It Affects Teacher-Child Interactions: The Mediating Effects of Teachers’ Self-Esteem. Korean Journal of Childcare and Education. https://doi.org/10.14698/JKCCE.2019.15.03.001
Walker, S. F. (1978). Help for the Hyperactive Child.
Ginsburg, H. P., Duch, H., Ertle, B., & Noble, K. G. (2012). How Can Parents Help Their Children Learn Math. https://doi.org/10.4324/9780203841495.CH4
Murray, J. (2016). Young children’s research behaviours: teachers and parents as help or hindrance?
Kim, K.-H. (2018). How Can Parents and Teachers Cultivate Creative Climates to Help Children Become Innovators. Childhood Education. https://doi.org/10.1080/00094056.2018.1451685
Scroll to Top