Anak-anak dengan keterbelakangan mental sering menghadapi tantangan dalam memahami konsep matematika seperti penjumlahan karena keterbatasan kognitif. Namun, berbagai strategi dan intervensi dapat digunakan untuk memfasilitasi pembelajaran mereka dan meningkatkan keterampilan aritmatika mereka. Strategi ini termasuk menggunakan media pembelajaran interaktif dan menarik, menggunakan metode pengajaran khusus, dan memanfaatkan permainan dan alat yang memenuhi kebutuhan pembelajaran unik mereka. Berikut adalah beberapa pendekatan efektif untuk mengatasi kesulitan-kesulitan ini:
Media Pembelajaran Interaktif
- Media pembelajaran interaktif dapat secara signifikan meningkatkan keterlibatan dan pemahaman anak-anak dengan cacat intelektual ringan. Sebuah studi menyoroti penggunaan pendekatan desain yang berpusat pada pengguna untuk membuat alat pembelajaran interaktif, yang menghasilkan tingkat keberhasilan 92% dalam penyelesaian tugas oleh anak-anak (Finandhita & Octaviana, 2023).
- Media semacam itu dapat membuat konsep abstrak lebih nyata dan dapat dihubungkan, sehingga meningkatkan pemahaman dan retensi operasi matematika seperti penjumlahan.
Pembelajaran Berbasis Game
- Penggunaan permainan, seperti permainan congklak tradisional, telah terbukti meningkatkan keterampilan aritmatika pada anak-anak dengan keterbelakangan mental. Pendekatan ini tidak hanya membuat pembelajaran lebih menyenangkan tetapi juga mendorong partisipasi aktif, yang seringkali kurang dalam metode pengajaran konvensional (Pratiwi, 2015).
- Permainan dapat memberikan pengalaman langsung yang membantu anak-anak memahami konsep penjumlahan melalui latihan berulang dan representasi visual.
Metode Pengajaran Terstruktur
- Metode pengajaran terstruktur, seperti instruksi berbasis skema (SBI), menggunakan alat bantu visual dan pengulangan untuk membantu anak-anak penyandang cacat intelektual memahami struktur matematika. Metode ini telah efektif dalam meningkatkan keterampilan pemecahan masalah dengan membantu siswa membuat representasi internal masalah (Desmarais et al., 2019).
- Mengajar penjumlahan koin melalui urutan terstruktur pemodelan, partisipasi, dan praktik independen juga terbukti efektif, dengan peningkatan signifikan dalam kinerja yang diamati dalam studi (Lowe & Cuvo, 1976) (Borakove & Cuvo, 1977).
Penggunaan Alat dan Perangkat
- Alat seperti soroban (sempoa Jepang) telah digunakan untuk mengajarkan konsep matematika kepada siswa penyandang cacat intelektual. Alat ini tidak hanya membantu dalam mempelajari operasi angka tetapi juga membantu dalam mengembangkan fungsi psikologis yang lebih tinggi, menunjukkan bahwa keterbatasan kognitif bukanlah hambatan yang tidak dapat diatasi untuk belajar (Viginheski et al., 2021).
Pengembangan dan Pemahaman Kognitif
- Memahami hubungan antara operan dan jumlahnya sangat penting untuk pemecahan masalah aritmatika. Meningkatkan pemahaman ini dapat mengarah pada peningkatan kinerja matematika, seperti yang ditunjukkan dalam studi yang berfokus pada hubungan dengan prinsip-prinsip operan (RO) (Wong & Kwan, 2023).
- Mengembangkan struktur pemikiran melalui tugas-tugas yang mempromosikan operasi logis dan konsep konservasi dapat berdampak positif pada pencapaian matematika pada anak-anak dengan disabilitas intelektual (Đurić-Zdravković et al., 2011).
Sementara strategi ini menunjukkan harapan, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan individu setiap anak. Efektivitas intervensi ini dapat bervariasi, dan penilaian berkelanjutan serta adaptasi metode pengajaran diperlukan untuk memastikan hasil pembelajaran yang optimal. Selain itu, peran pengasuh dan pendidik dalam memberikan dukungan dan dorongan yang konsisten tidak dapat dilebih-lebihkan, karena keterlibatan mereka sangat penting dalam proses pembelajaran untuk anak-anak dengan keterbelakangan mental.