Ketika seorang anak dengan keterbelakangan mental menunjukkan preferensi untuk gambar daripada teks, sangat penting untuk menyesuaikan strategi pendidikan untuk memanfaatkan kekuatan dan minat mereka. Pendekatan ini dapat meningkatkan pengalaman belajar mereka dan berpotensi meningkatkan keterampilan melek huruf mereka. Buku bergambar dan alat pembelajaran visual bisa sangat efektif untuk anak-anak seperti itu, karena mereka sering mengalami kesulitan dengan pembelajaran berbasis teks tradisional. Dengan berfokus pada rangsangan visual, pendidik dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih menarik dan mendukung bagi anak-anak ini. Bagian berikut mengeksplorasi berbagai strategi dan pertimbangan untuk mengatasi tantangan pendidikan ini.
Memanfaatkan Buku Bergambar dan Citra Visual
- Buku bergambar dapat menjadi sumber yang berharga bagi anak-anak dengan keterbelakangan mental, karena mereka mendukung kecerdasan ganda dan dapat disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan minat anak (Walling, 2001).
- Teknik citra visual, seperti “kata-kata dalam gambar,” telah terbukti membantu anak-anak yang cacat belajar dengan menyediakan alat bantu mnemonik yang meningkatkan daya ingat dan pemahaman (Cordoni, 1981).
- Buku bergambar tanpa kata dapat memotivasi anak-anak penyandang cacat intelektual untuk terlibat dalam kegiatan sastra, meskipun mereka mungkin menghadapi tantangan dalam perhatian dan pengenalan gambar (Sarimski et al., 2024).
Mengadaptasi Format Teks Digital
- Untuk siswa dengan cacat kognitif, mengubah format teks digital untuk memasukkan gambar atau suara dapat meningkatkan pemahaman. Siswa dengan keterbelakangan mental sering mendapat manfaat dari kombinasi teks-suara, yang membantu mereka memproses informasi lebih efektif (Chen et al., 2009).
- Konten visual interaktif dan animasi juga dapat bermanfaat, karena menarik perhatian dan memfasilitasi pembelajaran melalui pengalaman yang menarik dan berkesan (Ruslan et al., 2024).
Mengatasi Pembelajaran Visual-Spasial
- Anak-anak yang berpikir dalam gambar, seperti mereka yang menderita disleksia, dapat memperoleh manfaat dari alat pendidikan yang meningkatkan kemampuan visual-spasial. Alat-alat ini membantu mereka beradaptasi dengan lingkungan yang membutuhkan pemikiran berbasis kata (Natraj, 2017).
- Stimulasi visual telah terbukti meningkatkan kemampuan persepsi visual pada anak-anak cacat intelektual, menunjukkan bahwa aktivitas visual yang ditargetkan dapat mendukung perkembangan kognitif (Seethalakshmi & Mary, 2023).
Tantangan dan Pertimbangan
- Terlepas dari manfaat alat pembelajaran visual, anak-anak penyandang cacat intelektual mungkin masih menghadapi tantangan dalam mengarahkan perhatian dan memahami konten visual. Pendidik perlu memperhatikan kesulitan-kesulitan ini dan memberikan dukungan tambahan sesuai kebutuhan (Sarimski et al., 2024).
- Perbedaan antara kemahiran membaca dan tingkat minat dapat menyebabkan kurangnya motivasi dalam membaca. Oleh karena itu, materi harus dapat diakses dan menarik untuk mempertahankan minat dan mendorong pengembangan literasi (Koelsch, 1969).
Sementara strategi pembelajaran visual menawarkan manfaat yang signifikan bagi anak-anak dengan keterbelakangan mental, penting untuk menyadari bahwa setiap anak itu unik, dan kebutuhan pendidikan mereka dapat bervariasi. Beberapa anak mungkin memerlukan kombinasi alat pembelajaran visual dan pendengaran untuk sepenuhnya terlibat dengan materi. Selain itu, penilaian berkelanjutan dan adaptasi metode pengajaran sangat penting untuk memastikan bahwa pendekatan pendidikan tetap efektif dan responsif terhadap kebutuhan anak yang terus berkembang.