Mengajar anak-anak dengan keterbelakangan mental yang juga memiliki disleksia dalam membaca membutuhkan teknik khusus yang mengatasi tantangan kognitif dan kesulitan belajar tertentu. Teknik-teknik ini sering melibatkan kombinasi metode tradisional dan inovatif yang disesuaikan dengan kebutuhan unik setiap anak. Integrasi pendekatan multi-sensorik, instruksi terstruktur, dan teknologi dapat secara signifikan meningkatkan keterampilan membaca pada anak-anak ini. Di bawah ini adalah beberapa strategi dan teknik utama yang berasal dari literatur penelitian.
Pendekatan Multi-Sensorik
- Metode pengajaran multi-sensorik melibatkan banyak indera untuk membantu anak-anak dengan disleksia dan keterbelakangan mental membentuk hubungan antara huruf, suara, dan kata-kata. Pendekatan ini dapat mencakup penggunaan bahan taktil, seperti membengkokkan bahan lentur menjadi bentuk huruf, untuk memperkuat pengenalan huruf dan memorya (Lyons, 1976).
- Teknik seperti pendekatan Orton-Gillingham, yang multi-sensorik dan terstruktur, telah terbukti meningkatkan keterampilan membaca pada anak-anak dengan disleksia. Metode ini dapat disesuaikan untuk telepraktik, memungkinkan intervensi jarak jauh (“Telepractice Reading Intervention using Orton-Gillingham Approach for Child with Dyslexia”, 2023).
Instruksi Terstruktur dan Sistematis
- Instruksi sistematis melibatkan metode pengajaran terstruktur, kumulatif, dan berurutan yang dibangun di atas keterampilan yang dipelajari sebelumnya. Pendekatan ini sangat penting untuk anak-anak dengan disleksia, karena membantu mereka mengembangkan keterampilan decoding dan pemahaman dalam perkembangan logis (Troeva, 2015).
- Teknik Disabilitas Bahasa Khusus, yang berfokus pada pengetahuan kata, diskriminasi kata, dan pemahaman bacaan, telah terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca pada anak-anak dengan disfungsi bahasa (East, 1969).
Penggunaan Teknologi dan Alat Inovatif
- Teknologi dapat memainkan peran penting dalam membantu anak-anak dengan disleksia. Algoritma pemrosesan bahasa dan asisten membaca yang memecah kata-kata kompleks dan memberikan petunjuk dapat membantu dalam retensi dan pemahaman memori (Lakshmanan, 2022).
- Buku yang dapat diprediksi dan bahan bacaan menarik lainnya dapat membantu menanamkan sikap positif terhadap membaca dan meningkatkan kefasihan dengan memberikan konteks dan pengulangan (McClure, 1985).
Strategi Individual dan Inklusif
- Strategi pengajaran harus individual, dengan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan setiap anak. Ini termasuk membedakan waktu, tugas, dan materi agar sesuai dengan kebutuhan pelajar (Troeva, 2015).
- Dalam pengaturan kelas yang inklusif, guru dapat menggunakan metodologi dan strategi yang memenuhi kebutuhan pelajar disleksia, memastikan mereka menerima dukungan yang memadai meskipun tidak memenuhi syarat untuk layanan pendidikan khusus berdasarkan pedoman tertentu (Acosta-Tello, 2017).
Meskipun teknik-teknik ini efektif, penting untuk mengenali tantangan yang dihadapi oleh pendidik dalam menerapkannya. Kebutuhan akan pelatihan dan sumber daya khusus dapat menjadi penghalang, dan tidak semua sekolah mungkin memiliki akses ke alat atau sistem pendukung yang diperlukan. Selain itu, integrasi metode ini ke dalam pendidikan arus utama membutuhkan perencanaan dan kolaborasi yang cermat antara pendidik, orang tua, dan spesialis untuk memastikan bahwa semua anak menerima dukungan yang mereka butuhkan untuk berhasil dalam membaca.