Ketika seorang anak dengan keterbelakangan mental sering lupa huruf atau kata-kata yang telah diajarkan, sangat penting untuk menggunakan strategi dan intervensi khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan belajar unik mereka. Strategi ini harus fokus pada peningkatan retensi memori, keterlibatan, dan motivasi, sementara juga mengatasi tantangan kognitif spesifik yang dihadapi oleh anak-anak ini. Bagian berikut menguraikan pendekatan efektif berdasarkan penelitian saat ini.
Penggunaan Media Pembelajaran yang Menarik
- Teka-teki Lantai: Memanfaatkan alat interaktif dan merangsang visual seperti teka-teki lantai huruf dapat secara signifikan meningkatkan menghafal alfabet pada anak-anak dengan cacat intelektual ringan. Alat-alat ini memanfaatkan minat anak dalam kontras warna dan teka-teki untuk meningkatkan keterlibatan dan hasil belajar (Septiany et al., 2018).
- Kurikulum Berbasis Fonik: Menerapkan kurikulum berbasis fonik dengan strategi decoding tiga langkah dan prosedur penundaan waktu yang konstan dapat membantu dalam mengajarkan pengenalan kata. Metode ini telah terbukti meningkatkan akurasi decoding huruf-suara, meskipun dukungan tambahan mungkin diperlukan untuk generalisasi (Maiorano & Hughes, 2016).
Strategi Mnemonik dan Memori
- Teknik Mnemonik: Strategi mnemonik dapat membantu anak-anak penyandang cacat intelektual dengan membuat konsep abstrak lebih konkret dan lebih mudah diingat. Teknik seperti memori pendengaran dan pencitraan dapat sangat bermanfaat dalam meningkatkan tugas pengambilan memori jangka panjang (Johnson & Obi, 1993) (Bakken, 2017).
- Latihan Inkremental: Metode ini melibatkan melatih kata-kata yang tidak dikenal di antara kata-kata yang diketahui, memberikan banyak kesempatan untuk merespons, yang telah terbukti meningkatkan retensi dan pengenalan kata (Burns & Boice, 2009).
Pendekatan Instruksional Khusus
- Imitasi dan Latihan Terarah: Prosedur remediasi ini telah efektif dalam meningkatkan akurasi ejaan di antara siswa dengan keterbelakangan mental sedang. Pelatihan imitasi, khususnya, telah menunjukkan hasil yang sedikit lebih baik daripada latihan terarah (Anderson et al., 1992).
- Pendekatan Fonik Berbasis Eja: Untuk anak-anak dengan sindrom Down, pendekatan fonik berbasis ejaan yang mencakup membuat kata-kata dengan pola frekuensi tinggi dan penyortiran visual dapat meningkatkan keterampilan membaca dan mengeja (Williams, 2012).
Penilaian dan Dukungan Komprehensif
- Penilaian Diagnostik: Melakukan penilaian komprehensif oleh para profesional terlatih dapat membantu mengidentifikasi ketidakmampuan belajar tertentu dan menyesuaikan intervensi yang sesuai. Proses ini melibatkan pengumpulan informasi dari berbagai sumber, termasuk riwayat medis, catatan sekolah, dan tindakan standar (Казачінер et al., 2024).
- Kolaborasi Antara Guru dan Orang Tua: Konseling berkelanjutan, motivasi, dan kolaborasi antara guru dan orang tua sangat penting. Memberikan waktu yang berkualitas, perawatan, dan kasih sayang dapat secara signifikan mempengaruhi pengalaman dan hasil belajar anak (Rashid et al., 2012).
Meskipun strategi ini menawarkan hasil yang menjanjikan, penting untuk menyadari bahwa setiap anak itu unik, dan intervensi mungkin perlu disesuaikan agar sesuai dengan kebutuhan individu. Selain itu, sementara strategi mnemonik dan alat pembelajaran interaktif dapat meningkatkan retensi memori, mereka mungkin tidak mengatasi semua tantangan kognitif yang mendasarinya. Oleh karena itu, pendekatan holistik yang menggabungkan berbagai strategi dan melibatkan penilaian dan adaptasi berkelanjutan direkomendasikan untuk hasil pembelajaran yang optimal.